Kadar Garam Optimum pada Bambu Lapis dari Bambu Andong (Gigantochloa pseudoarundinaceae (Steudel) Widjaja)
View/ Open
Date
2016Author
Shabrina, Cut Vira Anisa
Suryana, Jajang
Arinana
Metadata
Show full item recordAbstract
Bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinaceae (Steudel) Widjaja) digunakan sebagai objek penelitian dalam bentuk laminasi. Metode pengawetan bambu lapis dengan garam akan berpengaruh terhadap efektivitas keawetan dan kualitasnya. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh kadar garam terhadap kualitas perekatan bambu lapis sesuai dengan sifat fisis, sifat mekanis, dan keawetan bambu lapis. Bambu lapis diberikan perlakuan pengawet garam dapur dengan kadar 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, dan 10% selama 2 jam pada suhu 60 ºC. Pengujian kualitas karakteristik sifat fisis dan mekanis berdasarkan pada standar SNI 01-5008.7-2000 dan pengujian keawetan bambu lapis berdasarkan pada standar JIS K 1571 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air, Modulus of Rupture (MOR) arah sejajar permukaan dengan kadar garam 0–5% dan arah tegak lurus permukaan, dan keteguhan rekat memenuhi standar SNI 01-5008.7-2000. Bambu lapis dengan kadar garam 5% memiliki kekuatan dan keawetan yang cukup baik dibandingkan dengan perlakuan bambu lapis lainnya. Kelas awet bambu lapis termasuk dalam kelas I (kadar garam 10%), kelas II (kadar garam 2.5%–7.5%), dan kelas III (kontrol dan kadar garam 0%).
Collections
- UT - Forestry Products [2327]