Show simple item record

dc.contributor.advisorBahtiar, Effendi Tri
dc.contributor.advisorHadi, Yusuf Sudo
dc.contributor.authorSafari, Oki Gunawan
dc.date.accessioned2023-10-24T05:59:41Z
dc.date.available2023-10-24T05:59:41Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127884
dc.description.abstractDalam rangka mengantisipasi keterbatasan ketersediaan kayu berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan keefisienan penggunaan kayu. Salah satu upayanya adalah dengan memanfaatkan kayu cepat tumbuh dari hutan rakyat untuk dibuat balok laminasi. Sering muncul masalah dalam pembuatan balok laminasi adalah lemahnya kekuatan geser rekat, sehingga sering terjadi kerusakan pada bagian garis rekatnya. Dengan pemakaian pasak pada balok laminasi memungkinkan kerusakan pada garis rekat bisa dihindarkan. Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variasi jarak pasak pada balok laminasi terhadap sifat fisis dan mekanis balok tersebut. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kayu sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen), kayu nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk), pasak kayu dan perekat epoxy. Variasi jarak pasak yang digunakan pada balok laminasi yakni jarak pasak 2 cm, jarak pasak 5 cm dan jarak pasak 10 cm serta terdapat balok laminasi tanpa pasak sebagai kontrol. Pengujian balok laminasi meliputi pengujian sifat fisis berupa kadar air dan kerapatan serta pengujian sifat mekanis berupa pengujian lentur statis (MOE dan MOR). Hasil penelitian sifat fisis balok laminasi berpasak untuk kadar air menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar air balok laminasi berpasak terendah terdapat pada balok laminasi dengan jarak pasak 10 cm yaitu sebesar 12,03%, sedangkan yang tertinggi terdapat pada balok laminasi dengan jarak pasak 2 cm yaitu sebesar 12,25%. Untuk kerapatan menunjukkan bahwa nilai rata-rata kerapatan balok laminasi berpasak terendah terdapat pada balok laminasi dengan jarak pasak 5 cm yaitu sebesar 0,53 g/cm3, sedangkan yang tertinggi terdapat pada balok laminasi dengan jarak pasak 10 cm yaitu sebesar 0,56 g/cm3. Hasil penelitian sifat mekanis balok laminasi berpasak untuk MOE menunjukkan bahwa nilai rata-rata MOE balok laminasi berpasak terendah terdapat pada balok laminasi dengan jarak pasak 2 cm yaitu 54775 kg/cm2, sedangkan yang tertinggi terdapat pada balok laminasi dengan jarak pasak 10 cm yaitu 60569 kg/cm2. Untuk nilai MOR menunjukkan bahwa nilai rata-rata MOR balok laminasi berpasak terendah terdapat pada balok laminasi dengan jarak pasak 2 cm yaitu 469 kg/cm2, sedangkan yang tertinggi terdapat pada balok laminasi dengan jarak pasak 5 cm yaitu 513 kg/cm2. Secara umum, pola kerusakan yang terjadi pada balok laminasi berpasak lebih terlihat berupa garis retakan vertikal dari arah tekanan, sedangkan pada balok laminasi tanpa pasak pola kerusakan lebih banyak terjadi pada garis rekatnya.id
dc.language.isoidid
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcForest product technologyid
dc.titlePengaruh variasi jarak pasak terhadap sifat fisis dan mekanis balok laminasi campuran kayu sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) dan kayu sengon (Artocarpus heterophyllus Lamk)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordBalok laminasi berpasakid
dc.subject.keywordSifat fisisid
dc.subject.keywordSifat mekanisid
dc.subject.keywordPola kerusakanid
dc.subject.keywordBogor Agricultural Universityid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record