| dc.description.abstract | Air merupakan sumber daya penting bagi kehidupan manusia dan mahkluk
hidup lainnya. Sejalan dengan pertambahan jurnlah penduduk dan peningkatan
kegiatan pembangunan, maka kebutuhan air akan meningkat pula baik didaerah
perkotaan maupun perdesaan. Walaupun ketersediaan air dari waktu ke waktu relatif
tetap mengikuti daur hidrologi dan tersebar, ketersediaan air dirasakan semakin
terbatas. Hal ini disebabkan adanya perubahan fungsi daerah tangkapan air menjadi
areal pemukiman atau daerah industri, sehingga air hujan tidak sempat meresap
kedalam tanah dan terjadi banjir, dan pada musim kemarau persediaan air berkurang.
Dalam rangka peningkatan sektor perekonomian, Kabupaten Bogor
memprioritaskan daerah Cileungsi, Citeureup, Gunung Putri dan Klapa Nunggal
sebagai kawasan industri. Daerah tersebut terletak pada Sub Derah Aliran Sungai
Cileungsi. Sub DAS Cileungsi berada pada wilayah administrasi Kabupaten Bogor,
sehingga pengelolaan sumber daya air dari hulu hingga tengah merupakan
tanggungjawab Kabupaten Bogor.
Daya dukung air suatu wilayah merupakan parameter yang memperlihatkan
perbandingan antara kebutuhan dan ketersediaan air, atau dapat didefinisikan sebagai
kemampuan maksimal wilayah menyediakan air bagi penduduk dalam jumlah
tertentu, beserta kegiatannya. Apabila daya dukung untuk suatu ,vilayah telah
dilampaui, rnaka penduduk dan kegiatan pembangunan tidak bisa mendapatkan dalam
jumlah yang memadai sehingga terjadi krisis air atau kelangkaan air. Dengan
demikian perlu dilakukan kajian terhadap ketersediaan air dan kebutuhan air dan
proyeksinya.
Sub DAS Cileungsi merupakan daerah hulu dari DAS Bekasi dengan luas
54192 ha. Sub DAS Cileungsi lebih didominasi dengan topografi datar, dengan
kemiringan 0 - 3 % dan ketinggian 50 - 250 mdpl. Peta curvature, profile curvature
dan planform curvature Sub DAS Cileungsi berbentuk cekung, sehingga aliran
perrnukaan terjadi perlambatan atau penumpukan dan diindikasikan adanya suatu
lembah.
Perubahan penggunaan lahan terbesar adalah lahan terbangun (pemukiman)
dengan kenaikan sebesar 332 %, sedangkan lahan sawah mengalami pengurangan.
Lahan sawah berkurang sebesar 1215 ha/tahun dan lahan terbangun meningkat
sebesar 1550 ha/tahun.
Kebutuhan air dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu kebutuhan untuk
penduduk dan kebutuhan untuk industri. Kebutuhan air meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah penduduk dan industri. Kenaikan kebutuhan air penduduk pada
Sub DAS Cileungsi tahun 1996-2003 sebesar 2,83 % pertahun dan kebutuhan air
industri sebesar 2,2 % pertahun. Kebutuhan air untuk irigasi merupakan kebutuhan
air yang paling besar, namun kebutuhan harinilla menurun secara drastis karena
adanya perubahan lahan sawah untuk lahan terbangun. Sedangkan kebutuhan air
untuk pemeliharaan sungai meningkat sejalan dengan peningkatan j um lah penduduk.
Curah hujan rata-rata Sub DAS Cileungsi tahun 1996-2003 sebesar 233
mm/bulan atau 2793 mm/tahun, rata-rata debit sungai sebesar 64,85 mm/bulan
sedangkan nilai evapotranspirasi rata-rata sebesar 142,86 mm/bulan. Pada bulan
Agustus hingga bulan Desember tahun 1997 cadangan air tanah defisit, karena tahun
1997 terjadi el nino yang menyebabkan beberapa daerah kekeringan, termasuk Sub
DAS Cileungsi. Nilai evapotranspirasi rata-rata bulanan Sub DAS Cileungsi pada
bulan J uni sampai September lebih besar daripada curah hujan, hal ini diperkirakan
pada bulan tersebut terjadi kekeringan atau defisit air.
Proyeksi jumlah penduduk dan industri Sub DAS Cileungsi di masa
rnendatang sebesar 3,37 % pertahun dan 6 % pertahun. Proyeksi kebutuhan air untuk
pemeliharaan sungai meningkat sebesar 3,37 % pertahun, sesuai dengan laja
pertambahan penduduk. Sedangkan proyeksi kebutuhan air untuk irigasi
diperkirakan tidak mengalami perubahan, karena perubahan lahan sawah untuk tahun
2006, 2011 dan 2016 diasumsikan tidak mengalami perubahan secara linier. Proyeksi
ketersediaan air Sub DAS Cileungsi di masa mendatang diperkirakan relatif
tetap/sama dengan tahun 1996-2003. Kebutuhan air penduduk dan industri tahun
bulan Juni -September tahun 1996 dan 1997 berada dibawah ketersediaan air, begitu
pula dengan kebutuhan air di masa mendatang (tahun 2006, 2011 dan 2016)
diperkirakan tidak dapat disediakan oleh ketersediaan air yang ada pada Sub DAS
Cileungsi. | id |