dc.description.abstract | Pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI) mutlak mengacu pada Pengelolaan Hutan
Tanaman Lestari (PHTL), yang salah satunya dicirikan dengan adanya kelestarian fungsi produksi.
Kelestarian ini erat kaitannya dengan pengaturan pemanenan, baik alokasi volume, lokasi dan waktu
penebangan dimana semua ini akan dapat tercapai apabila didasarkan oleh data potensi tegakan yang
akurat. Beberapa variabel pohon yang memiliki arti penting dalam pengumpulan data tentang potensi
tegakan untuk keperluan pengelolaan hutan adalah diameter dan tinggi. Keduanya diperlukan untuk
menaksir volume dan riap.
Pendugaan pola pertumbuhan pohon atau tegakan sebagai fungsi umur dan pengaruh berbagai
faktor dapat dilakukan melalui penyusunan model pertumbuhan. Model fungsi pertumbuhan sangat
berguna dalam penyusunan rencana pengusahaan hutan antara lain untuk menduga besamya dimensi
tegakan pada umur tertentu dan sebc:gai dasar penentuan waktu yang tepat untuk melakukan tindakantindakan silvikultur serta menentukan daur tanaman yang dikehendaki untuk jenis tanaman dan
keadaan tempat tumbuh tertentu.
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan bentuk persamaan matematik pertumbuhan diameter
dan tinggi hutan tanaman Acacia mangium Willd. Model ini diharapkan dapat membantu penyusunan
tabel tegakan yang diperlukan dalam praktek pengelolaan hutan tanaman Acacia mangium Willd.
Data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data hasil pengukuran secara periodik petakpetak
ukur permanen (PUP) jenis Acacia mangium Willd yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam Bogor. Data untuk penyusunan model pertumbuhan
diameter diambil dari 30 PUP yang terletak di enam lokasi yaitu Perawang (Riau), Pulau Laut
(Kalimantan Selatan), Kenangan (Kalimantan Timur), Subanjeriji (Sumatra Selatan), Kotabumi
(Lampung) dan Purwakarta (Jawa Barat). Sedangkan data untuk penyusunan model pertumbuhan
tinggi diambil dari 24 PUP yang terletak di lima lokasi yaitu tanpa mengambil data dari Kctabumi.
Secara umum data pokok yang dipergunakan adalah data pertumbuhan tegakan Acacia mangium Wild
berupa data umur, diameter, tinggi, danjumlah pohon dalam setiap PUP.
Analisis data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu penyusunan persamaan regresi, diagnostik
data pengamatan, pemilihan model terbaik dan diagnostik pemenuhan asumsi. Model pertumbuhan
yang digunakan disusun berdasarkan persamaan-persamaan dari Bruce dan Schumacher (1950),
Prodan (1968), dan Alder (1980) dengan menambahkan peubah kerapatan tegakan untuk model
pertumbuhan diameter serta peubah kerapatan dan luas bidang dasar untuk model pertumbuhan tinggi.
Dengan demikian untuk masing-masing model pertumbuhan diameter terdapat 2 variasi model, yaitu
model dengan komposisi peubah bebas .umur, serta model dengan peubah bebas umur kerapatan.
Untuk model pertumbuhan tinggi akan terdapat 4 variasi model yaitu model dengan komposisi peubah
bebas umur, umur-kerapatan, umur-luas bidang dasar, serta model dengan peubah bebas umurkerapatan-
luas bidang dasar. Komposisi peubah bebas mana yang akan digunakan ditentukan dengan
melihat nilai R2 model yang terbesar melalur bantuan best subsets regression pada software Minitab.
Diagnostik data pengamatan dilakukan untuk melihat pengamatan pencilan yang terdapat.
pada setiap model yang terpilih. Pencilan ini dapat dilihat dengan melakukan pemeriksaan sisaan.
Setelah dilakukan pengujian terhadap pencilan, maka data- data pengamatan (pencilan) tersebut dapat
dimasukkan ke dalam model apabila membuat nilai koefisien detenninasi model menjadi lebih besar
atau dibuang apabila membuat koefisien detennir,asinya lebih kecil.
Pemilihan model terbaik dite_ ntukan melalui uji keberartian model regresi, koefisien
determinasi (R2) dan koefisien determinasi terkoreksi (R2 adj), serta simpangan rata-rata (SR) dan
sirnpangan agregat (SA). Pada tahap akhir, dilakukan diagnostik pernenuhan asumsi untuk melihat
sebagaimana jauh asumsi sebuah model yang baik dapat terpenuhi oleh model terpilih. Diagnostik ini
dilakukan dengan uji kenonnalan sisaan dan keaditifan model
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa model pertumbuhan diameter hutan
tanaman Acacia mangium Willd yang _terbaik adalah model pertumbuhan dengan peubah bebas. umur
dan kerapatan dengan persamaan {Lo D) = 2,66 - 0,000353 N + 0,143 (l/A)674• Model ini meniliki
nilai R2 dan R2 adj yang cukup besar (R2 = 85.1 % dan R1 adj = 84.7 %) danjuga memiliki nilai SR
dan SA yang relatifkecil (SR= 6.18 % dan SA =-0.49 ). Selain itu, mvdel ini pun dapat memenuhi
asumsi kenormalan sisaan dan keaditifan model.
Berbeda dengan diameter, model pertumbuhan tinggi pohon pada hutan tanaman Acacia
mangium Willd yang terbaik adalah model pertumbuhan dengan peubah bebas umur dan luas bidang
dasar dengan persamaan T = 5,84 + 0,793 A+ 0,341 L. Model :ni meniliki nilai R2 dan R2 adj yang
terbesar serta nilai SR dan SA yang terkecil. Nilai R2 dan R2 adj sebesar 78.3 % dan 77.6 %,
sedangkan nilai SR dao SA sebesar 11,37 % dan -0,01 %. Model ini pun dapat memenuhi asumsi
kenorrnalan sisaan dan keaditifan model.
Mengingat asal data yang beragam, hasil penelit1an sebaiknya dipergunakan untuk
mendukung kebijakan global dalam pengelolaan hutan tanaman, khususnya hutan tanaman Acacia
mangium. | id |