Show simple item record

dc.contributor.advisorPrihanto, Budi
dc.contributor.advisorHarbagung
dc.contributor.authorFirdaus, Firman
dc.date.accessioned2023-10-24T03:39:29Z
dc.date.available2023-10-24T03:39:29Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127857
dc.description.abstractPengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI) mutlak mengacu pada Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL), yang salah satunya dicirikan dengan adanya kelestarian fungsi produksi. Kelestarian ini erat kaitannya dengan pengaturan pemanenan, baik alokasi volume, lokasi dan waktu penebangan dimana semua ini akan dapat tercapai apabila didasarkan oleh data potensi tegakan yang akurat. Beberapa variabel pohon yang memiliki arti penting dalam pengumpulan data tentang potensi tegakan untuk keperluan pengelolaan hutan adalah diameter dan tinggi. Keduanya diperlukan untuk menaksir volume dan riap. Pendugaan pola pertumbuhan pohon atau tegakan sebagai fungsi umur dan pengaruh berbagai faktor dapat dilakukan melalui penyusunan model pertumbuhan. Model fungsi pertumbuhan sangat berguna dalam penyusunan rencana pengusahaan hutan antara lain untuk menduga besamya dimensi tegakan pada umur tertentu dan sebc:gai dasar penentuan waktu yang tepat untuk melakukan tindakantindakan silvikultur serta menentukan daur tanaman yang dikehendaki untuk jenis tanaman dan keadaan tempat tumbuh tertentu. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan bentuk persamaan matematik pertumbuhan diameter dan tinggi hutan tanaman Acacia mangium Willd. Model ini diharapkan dapat membantu penyusunan tabel tegakan yang diperlukan dalam praktek pengelolaan hutan tanaman Acacia mangium Willd. Data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data hasil pengukuran secara periodik petakpetak ukur permanen (PUP) jenis Acacia mangium Willd yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam Bogor. Data untuk penyusunan model pertumbuhan diameter diambil dari 30 PUP yang terletak di enam lokasi yaitu Perawang (Riau), Pulau Laut (Kalimantan Selatan), Kenangan (Kalimantan Timur), Subanjeriji (Sumatra Selatan), Kotabumi (Lampung) dan Purwakarta (Jawa Barat). Sedangkan data untuk penyusunan model pertumbuhan tinggi diambil dari 24 PUP yang terletak di lima lokasi yaitu tanpa mengambil data dari Kctabumi. Secara umum data pokok yang dipergunakan adalah data pertumbuhan tegakan Acacia mangium Wild berupa data umur, diameter, tinggi, danjumlah pohon dalam setiap PUP. Analisis data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu penyusunan persamaan regresi, diagnostik data pengamatan, pemilihan model terbaik dan diagnostik pemenuhan asumsi. Model pertumbuhan yang digunakan disusun berdasarkan persamaan-persamaan dari Bruce dan Schumacher (1950), Prodan (1968), dan Alder (1980) dengan menambahkan peubah kerapatan tegakan untuk model pertumbuhan diameter serta peubah kerapatan dan luas bidang dasar untuk model pertumbuhan tinggi. Dengan demikian untuk masing-masing model pertumbuhan diameter terdapat 2 variasi model, yaitu model dengan komposisi peubah bebas .umur, serta model dengan peubah bebas umur kerapatan. Untuk model pertumbuhan tinggi akan terdapat 4 variasi model yaitu model dengan komposisi peubah bebas umur, umur-kerapatan, umur-luas bidang dasar, serta model dengan peubah bebas umurkerapatan- luas bidang dasar. Komposisi peubah bebas mana yang akan digunakan ditentukan dengan melihat nilai R2 model yang terbesar melalur bantuan best subsets regression pada software Minitab. Diagnostik data pengamatan dilakukan untuk melihat pengamatan pencilan yang terdapat. pada setiap model yang terpilih. Pencilan ini dapat dilihat dengan melakukan pemeriksaan sisaan. Setelah dilakukan pengujian terhadap pencilan, maka data- data pengamatan (pencilan) tersebut dapat dimasukkan ke dalam model apabila membuat nilai koefisien detenninasi model menjadi lebih besar atau dibuang apabila membuat koefisien detennir,asinya lebih kecil. Pemilihan model terbaik dite_ ntukan melalui uji keberartian model regresi, koefisien determinasi (R2) dan koefisien determinasi terkoreksi (R2 adj), serta simpangan rata-rata (SR) dan sirnpangan agregat (SA). Pada tahap akhir, dilakukan diagnostik pernenuhan asumsi untuk melihat sebagaimana jauh asumsi sebuah model yang baik dapat terpenuhi oleh model terpilih. Diagnostik ini dilakukan dengan uji kenonnalan sisaan dan keaditifan model Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa model pertumbuhan diameter hutan tanaman Acacia mangium Willd yang _terbaik adalah model pertumbuhan dengan peubah bebas. umur dan kerapatan dengan persamaan {Lo D) = 2,66 - 0,000353 N + 0,143 (l/A)674• Model ini meniliki nilai R2 dan R2 adj yang cukup besar (R2 = 85.1 % dan R1 adj = 84.7 %) danjuga memiliki nilai SR dan SA yang relatifkecil (SR= 6.18 % dan SA =-0.49 ). Selain itu, mvdel ini pun dapat memenuhi asumsi kenormalan sisaan dan keaditifan model. Berbeda dengan diameter, model pertumbuhan tinggi pohon pada hutan tanaman Acacia mangium Willd yang terbaik adalah model pertumbuhan dengan peubah bebas umur dan luas bidang dasar dengan persamaan T = 5,84 + 0,793 A+ 0,341 L. Model :ni meniliki nilai R2 dan R2 adj yang terbesar serta nilai SR dan SA yang terkecil. Nilai R2 dan R2 adj sebesar 78.3 % dan 77.6 %, sedangkan nilai SR dao SA sebesar 11,37 % dan -0,01 %. Model ini pun dapat memenuhi asumsi kenorrnalan sisaan dan keaditifan model. Mengingat asal data yang beragam, hasil penelit1an sebaiknya dipergunakan untuk mendukung kebijakan global dalam pengelolaan hutan tanaman, khususnya hutan tanaman Acacia mangium.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForest Managementid
dc.titlePenyusunan Model Pertumbuhan Diameter dan Tinggi Tegakan Hutan Tanaman Acacia mangium Willdid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordDiameterid
dc.subject.keywordWilldid
dc.subject.keywordAcacia mangiumid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record