Show simple item record

dc.contributor.advisorSyaufina, Lailan
dc.contributor.authorPrasetiyo, Nurhuda Adi
dc.date.accessioned2023-10-24T03:21:12Z
dc.date.available2023-10-24T03:21:12Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127843
dc.description.abstractMasalah kebakaran hutan di Indonesia telah menarik perhatian dunia bahwa ternyata "hutan tropika basah" juga bisa terbakar. Namun perlu disadari bahwa dibalik itu ada hal penting, yaitu faktor iklim yakni unsur cuaca yang mendukung terjadinya kebakaran hutan. Adanya musim kemarau yang panjang membuat bahan bakar hutan menjadi kering dan mudah terbakar. Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap kemudahan terjadinya kebakaran hutan adalah faktor iklim yang berpengaruh pada kadar air bahan bakar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan unsur cuaca dengan kadar air bahan bakar permukaan tegakan Pinus merkusii dan Gmelina arborea. Dari hasil bisa dilihat bagaimana fluktuasi kadar air bahan bakar permukaan tegakan Pinus merkusii dan Gmelina arborea. Penelitian ini dilakukan di bawah tegakan Pinus merkusii dan Gmelina arborea di Desa Cangkurawok dan di Laboratorium Kebakaran Hutan dan Laban, Fakultas Kehutanan, IPB. Penelitian ini memakan waktu selama dua bulan dari bulan Mei sampai Juli 2004. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serasah Pinus merkusii dan Gmelina arborea dan tumbuhan bawah yang ada di bawah kedua tegakan tersebut. Serasah dan tumbuhan bawah diambil dengan cara membuat petak contoh berukuran 1x1 m. Bahan bakar kemudian dipilah-pilah menjadi bahan bakar hidup dan bahan bakar mati (ranting, daun, buah). Pengukuran kadar air dilakukan dengan cara pengovenan selama 24 jam pada suhu I 05 °C terhadap 3 ulangan untuk masing-masing jenis bahan bakar. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode penelitian rata-rata kadar air bahan bakar hidup Pinus merkusii tertinggi sebesar 321 % dan terendah sebesar 161 % dengan · rata-rata total sebesar 240 %. Sedangkan pad a Gmelina arborea, rata-rata kadar air bahan bakar hidup tertinggi sebesar 480 % dan terendah sebesar 267 %. Perbedaan ini menunjukkan bahwa kadar air bahan bakar hidup pada tegakan Pinus merkusii dan Gmelina arborea berfluktuasi selama periode penelitian. Hal ini disebabkan karena kondisi cuaca dan adanya variasi jenis tumbuhan bawah pada kedua tegakan tersebut. Pada kadar air bahan bakar mati di bawah tegakan Pinus merkusii diperoleh bahwa rata-rata kadar air tertinggi pada ranting sebesar 83 %, buah sebesar 78 % dan terendah pada daun sebesar 62 %. Sedangkan pada tegakan Gmelina arborea, rata-rata kadar air tertinggi pada buah sebesar 315 %, daun sebesar 105 % dan terendah pada ranting sebesar 84 %. Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan jumlah kadar air bahan bakar pada kedua tegakan terutama dikaitkan dengan unsur cuaca dan bentuk morfologinya. Bahan bakar yang terdapat di lokasi penelitian digolongkan ke dalam bahan bakar halus yang terdiri atas ranting, daun, buah, dan tumbuhan bawap yang sangat mudah dipengaruhi lingkungan sekitarnya, mudah mengering dan mudah pula menyerap air. Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan di bawah tegakan Pinus merkusii dan Gmelina arborea sebagai data primer, sedangkan curah hujan, evaporasi dan radiasi matahari merupakan data sekunder dari Stasiun Klimatologi Darrnaga-Bogor. Untuk mengetahui hubungan faktor iklim yaitu unsur cuaca dengan kadar air bahan bakar hidup dan bahan bakar mati dibuat suatu model regresi dimana kadar air sebagai variabel tidak bebas (Y) dan unsur cuaca sebagai variabel bebas (X). Dari hasil analisa akan diperoleh suatu model persamaan yang memiliki nilai R2 > 50 % sehingga dapat digunakan untuk memprediksi. kadar air bahan bakar permukaan. Kadar air bahan bakar hidup maupun kadar air bahan bakar mati Pinus merkusii memiliki model persamaan terbaik dengan curah hujan, kecuali kadar air daun yang memiliki model persamaan terbaik dengan penyinaran matahari. Kadar air bahan bakar hidup Gmelina arborea memiliki persamaan terbaik dengan evaporasi. Kadar air bahan bakar mati Gmelina arborea memiliki model persamaan terbaik dengan curah hujan, kecuali kadar air daun yang memiliki model persamaan terbaik dengan penyinaran matahari…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForest Managementid
dc.titleHubungan Faktor Iklim Dengan Kadar Air Bahan Bakar Permukaan di bawah Tegakan Pinus merkusii dan Gmelina arborea pada Musim Kemarau (Studi kasus Desa Cangkurawok, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordPinus merkusiiid
dc.subject.keywordGmelia arboreaid
dc.subject.keywordIklimid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record