Diferensiasi Leukosit Darah Ayam yang Diinfeksi Eimeria tellella, setelah Pemherian Serhuk Samhiloto (Alldrograpllis palliculata Nees) pada Pakan
Abstract
Koksidiosis merupakau salah satu penyakit penting bagi petemakau ayam di Indonesia, bahkau dunia. Penyakit ini menimbulkan masalah dan kerugian pada petemakan ayam. Kerugiau yang ditimbulkau meliputi mortalitas, morbiditas, terhambatnya produksi telur, efisiensi pakau yaug menurun, serta meningkatnya biaya pengobatau dan upah tenaga keIja. Leukosit merupakan sel darh putih yaug terlibat dalam sistim kekebalan, baik kekebalan humoral maupun seluler. Leukosit terbagi dalam dua kelompok besar yaitu granulosit (heterofil, eosillofIl, basofIl) dan agrallulosit (limfosit dau monos it). Granulosit dan monosit mempertahankan tubuh dellgan cara fagositosis, sedangkan li1l1fosit 1l1e1l1belltuk kekebalan tubull. Kerja sama sel-sel tersebut menyebabkan tubuh memilki sistim pertahana yang kuat terhadap infeksi mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diferensiasi leukosit darah ayam yang diinfeksi Eimeria tenella setelall pe1l1berian serbuk sa1l1biloto (Andrographis paniculata) dengau dosis bertingkat, yaug dicampurkau pada pakau. Penelitiau ini menggunakan ayam petelur jantau umur 2 minggu, yang dibagi ke dalalll 6 kelolllpok perlakuan. Kontrol negatif (KN), ayam tidak diillfeksi dan tidak diobati, Kontrol positif (KP), ayam diinfeksi Eimeria tenella tetapi tidak diobati, Kontrol positf obat (SQ), ayam diinfeksi Eimeria tenella dan diobati dengau sulfaquinoxaline 13 mglkg.bb. Sb I, ayamdiinfeksi Eimeria fenella dan diberi serbuk salllbiloto dosis Sb 1 gr/kg.bb, Sb 2 ayam diinfeksi Eimeria tenella dan diberi serbuk sambiloto dosis Sb 2 gr/kg.bb, serta Sb 3 .ayam diinfeksi Eimeria tenella dan diberi serbuk sambiloto dosis Sb 3 gr/kg.bb. Dosis infeksi Eimeria ten ella sporulatif yang dipergunakan 1 x 104 ookistalml. Obat (sulfaquinoxaline) dan sambiloto diberikan 2 jam setelah infeksi. Obat diberikan dengan sistelll 3-2-3 (3 hari diobati, 2 hari istirahat dan 3 hari diobati kelllbali), sedallgkan serbuk salllbiloto diberikan selallla 6 hari berturut-turut. Preparat ulas darah tipis dibuat pada hari ke-0,3,7,10 dan 14 setelah infeksi. Hasil pengamatan lllemllljukkan bahwa pelllberian serbuk sambiloto dosis Sb 3 gr/kg.bb lllampu llleningkatkan rata-rata persentase heterom pada hari ke-7,10 dan 14 setelah infeksi, serta berpengaruh dalam menurunkan rata-rata perselltase eosinofil, limfosit, dan 1l1onosit pada hari ke-7;1-0..dan 14~telall infeksi. Na1l1un pemberian sulfaquinoxaline dan sambiloto dengan berbagai dosis, tidak berpengaruh terhadap rata-rata persentase basofil.