Show simple item record

dc.contributor.advisorMakmur, H. Maris
dc.contributor.advisorHarjadi, M. Sri Setyati
dc.contributor.advisorMattjik, Ahmad Ansori
dc.contributor.advisorSurkati, A. Achmad
dc.contributor.authorSutjahjo, Surjono Hadi
dc.date.accessioned2023-10-19T00:52:45Z
dc.date.available2023-10-19T00:52:45Z
dc.date.issued1987
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126957
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan terdapatnya efek heterosis hibrida tanaman tomat tahan layu bakteri (P.solanacearum E. F. Smith) yang merupakan hasil persilangan antara galur-galur tetua (generasi 6, siklus 2) program DSM serta menghitung besarnya daya gabung induk- induknya dari sifat-sifat yang diamati. intamian Sembilan galur tetua (F6) yang diambil secara acak disilangkan secara setengah dialel, sehingga diperoleh 36 macam kombinasi hibrida (F1) tanpa resiprokalnya. Kesem- bilan galur tetua yang sudah memasuki F7 ditanam bersama- sama dengan hibrida tersebut, sehingga semua perlakuan berjumlah 45. Galur tetua No. 5; No. 7; No. 8; No. 9; No. 10; No.ll dan No. 12 serta No. 13 berasal dari populasi 05 yang me- ngandung 13.75 % K7 + 31.25% AB + 50% AV, masing-masing mempunyai perbedaan dalam penampilan sifat-sifat tertentu. Sedangkan galur tetua No. 18 berasal dari populasi C4 yang mengandung 18.75% K7 + 31.25% AB + 50% VC. Kode silang. an dari semua tetua yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.0 penelitian dilakukan di Kebun percobaan IPB Tajur, Bogor, pada ketinggian + 250 m dpl. Percobaan dirancang secara acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap komponen kegenjahan, tinggi tanaman, komponen produksi dan komponen kualitas fisik buah serta ketahanannya terhadap penyakit layu bakteri. Hasil analisis varian menunjukkan adanya perbedaan yang nyata sampai sangat nyata pada nomor-nomor yang diuji dari setiap karakter yang diamati. Demikian pula analisis terhadap nilai daya gabung umum (DGU) dan daya gabung khusus (DGK) serta nilai heterosis ditemukan adanya perbedaan yang cukup berarti di antara nomor-nomor yang ada. Persilangan antara dua tetua dengan nilai DGU tinggi belum tentu menghasilkan hibrida dengan nilai heterosis harapan yang tinggi pula. Sebaliknya, persilangan antara dua tetua dengan nilai DGU rendah tidak selalu menghasilkan hibrida dengan nilai heterosis harapan yang rendah pula. Dalam hal ini nilai DGK memegang peranan sangat penting. Suatu hibrida yang mempunyai nilai DGK yang tinggi cenderung akan mempunyai nilai heterosis yang tinggi juga, walaupun hubungannya tidak selalu linear. Adapun tetua-tetua yang mempunyai nilai DGU tinggi, jika disilangkan lebih memungkinkan untuk mendapatkan hibrida-hibrida yang mempunyai nilai heterosis yang tinggi, walaupun belum tentu paling tinggi. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcLycopersicon esculentumid
dc.subject.ddcPlant breedingid
dc.titleHeteroris dan daya gabung galur-galur tomat tahan layu bakteri (P. solanacearum E. F. Smith) hasil persilangan metoda DSM (Dialel Selective Mating)id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record