Show simple item record

dc.contributor.advisorNasoetion, H. Lutfi I.
dc.contributor.advisorAgung, I. Gusti N.
dc.contributor.advisorJunus, H. Mas'ud
dc.contributor.authorS. Ruslan
dc.date.accessioned2023-10-17T01:03:30Z
dc.date.available2023-10-17T01:03:30Z
dc.date.issued1986
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126685
dc.description.abstractDalam pembangunan wilayah berbagai kebijaksanaan dapat dilaksanakan. Tetapi karena dana pembangunan sangat terbatas kebijaksanaan tersebut dilaksanakan dengan memberikan prioritas kepada sektor-sektor ekonomi yang mempunyai daya tumbuh tinggi, mempunyai nilai tambah yang besar peranannya terhadap pendapatan wilayah dan banyak menyerap tenaga kerja. Kabupaten Selayar sebagai wilayah agraris menghasilkan dua komoditi utama yaitu kopra dan jagung. Kopra yang merupakan satu-satunya komoditi eksport yang penting dari wilayah ini membuat peranannya menjadi sangat penting dilihat dari segi pengembangan wilayah. Tujuan penelitian ini adalah mengukur besarnya peranan sub sektor perkebunan khususnya kelapa dalam perekonomian wilayah dan apakah sektor tersebut merupakan sektor basis yang mempunyai efek pengganda yang besar terhadap perekonomian wilayah. Selanjutnya ingin diketahui, apakah usahatani kelapa itu menguntungkan dan bagaimana dengan usaha peningkatan produksi. Dalam hal ini model analisis yang digunakan adalah model basis ekonomi, analisis biaya dan manfaat, dan analisis fungsi produksi. Hasil analisis menunjukkan bahwa sub sektor perkebunan khususnya kelapa mempunyai peranan yang relatif besar dan merupakan sektor basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Selayar. Sebagai sektor basis, sektor kelapa mempunyai efek pengganda pendapatan dan tenaga kerja yang relatif besar terhadap perekonomian wilayah. Usahatani kelapa merupakan usahatani yang menguntungkan bagi petani berdasarkan kriteria investasi: Net Present Value. Net B/C Ratio dan Internal Rate of Return. Rendahnya harga kopra pada tingkat petani tidak disebabkan oleh margin pemasaran yang besar, tetapi karena meningkatnya produksi kopra dan meningkatnya penjualan minyak sawit dalam negeri. Kurangnya motivasi dan pengetahuan petani menyebabkan usaha-usaha pengembangan usahatani kelapa kurang dilakukan, baik dalam bentuk peremajaan dan intensifikasi maupun dalam bentuk perluasan tanaman. Hasil analisis fungsi produksi menunjukkan bahwa secara deskriptif empat dari lima kelompok analisis yang dilakukan menunjukkan tahap produksi berada pada kondisi increasing returns to scale, sedang secara inferensial tidak ada satupun yang menunjukkan tahap produksi berada pada kondisi increasing returns to scale. Diantara faktor-faktor produksi yang diteliti, tenaga kerja merupa kan faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat produksi kelapa.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcCocos nuciferaid
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.titlePeranan sub sektor perkebunan khususnya kelapa dalam pembangunan daerah Kabupaten Selayar Propinsi Sulawesi Selatanid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record