Pengekstrak belerang dan hubungannya dengan kandungan belerang serta bahan kering tanaman kapas
View/ Open
Date
1985Author
Tandisau, Peter
Soepardi, Goeswono
Djokosudardjo, Sukandar
Ismunadji, Mas
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini merupakan percobaan pot dan dilakukan di rumah kaca. Contoh tanah diambil dari 20 tempat (kecamatan), 17 contoh berasal dari Sulawesi Selatan, satu dari Jawa Tengah, dan dua dari Jawa Timur. Penelitian ini ditujukan untuk menilai pengekstrak belerang tanah mana yang dapat diandalkan menduga status belerang tanah sedini mungkin untuk tanaman kapas, dan melihat hubungan antara belerang terekstrak dengan beberapa ciri tanah.
Penduga terbaik status belerang tanah untuk tanaman kapas adalah cara ekstraksi dengan N NH, OAC pH 7 dan 0.5M NaHCO3 pH 8.5. Cara ekstraksi dengan NaCl 1 % memberi harapan dan dapat dianjurkan. Hasil belerang terekstrak dari tiga pengekstrak tersebut dapat diduga oleh salah satu pengekstrak. Kadar C-organik merupakan ciri tanah utama yang cukup kuat dijadikan petunjuk meramalkan S-terekstrak N NH OAC pH 7 dan 0.5M NaHCO3 pH 8.5, sedangkan basa-dd terutama Ca+Mg merupakan ciri tanah penting sebagai pedoman penduga S-terekstrak NaCl 1 %. Reaksi (pH) tanah yang ber kisar dari 6.0 sampai dengan 8.0 diharapkan sesuai dengan pengekstrak N NHOAc pH 7, 0.5M NaHCO3 pH 8.5, dan NaCl 1 %.
Batas kritikal S-terekstrak N NH OAC pH 7, 0.5M NaHCO3 pH 8.5, dan NaCl 1 % masing-masing adalah 6.0, 9.7, dan 5.8 ppm S. Kadar belerang sama atau lebih besar dari 0.15 persen dan nisbah N:S sama atau kurang dari 20.2 pada bagian atas tanaman umur empat minggu diperkirakan merupakan ukuran kecukupan kebutuhan belerang tanaman.
Collections
- MT - Agriculture [3701]