Imunostimulan dan Antiinflamasi Metabolit Ekstraseluler Bakteri Probiotik Lactobacillus plantarum Indigenous Indonesia
Date
2023-08-24Author
Noviardi, Harry
Iswantini, Dyah
Mulijani, Sri
Wahyudi, Setyanto Tri
Khusniati, Tatik
Metadata
Show full item recordAbstract
Inflamasi merupakan respon tubuh akibat terjadinya infeksi virus maupun bakteri
serta cidera pada tubuh. Inflamasi tersebut dapat mengaktifkan respon imun dalam
meningkatkan kemokin dan sitokin antiinflamasi. Sel antigen presenting (APC) yang
ada di dalam tubuh akan mendeteksi penginduksi inflamasi melalui mekanisme
fagositosis berupa makrofag dan sel dendritik. Sel APC akan mengaktifkan sel T
Cluster of Differentiation 4+ (CD4+) dan Cluster of Differentiation 8+ (CD8+) pada
kelenjar getah bening. Sel T CD4+ dan CD8+ berfungsi sebagai aktivasi produksi
antibodi serta dapat membunuh sel secara langsung. Aktivasi sistem imun dapat
memicu terbentuknya protein proinflamasi seperti interleukin-6 (IL-6), tumor necrosis
factor-α (TNF-α), IL-1β, IL-8, IL-12, IP10, MIP1A dan MCP1. Produksi protein
proinflamasi yang berlebih akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar sitokin
proinflamasi dalam plasma. Kadar sitokin yang tinggi dalam plasma akan menyebabkan
terjadinya “Cytokine storm”. Adanya “badai sitokin” di dalam tubuh menunjukkan
terjadinya respon inflamasi yang tidak terkontrol maupun berlebih. Inflamasi akan
menyebabkan respon imun pada tubuh untuk pengaktifkan sitokin dalam memproduksi
nitrit oksida (NO) sehingga konsentrasi NO menjadi meningkat. Stimulasi dari respon
inflamasi dan sistem imun dapat dilakukan dengan penggunaan probiotik galur
Lactobacillus.
Bakteri probiotik dapat menurunkan sitokin yang berperan pada terbentuknya sel
inflamasi dan penurunan sistem imun melalui jalur faktor trankripsi NF-KB.
Lactobacillus dapat menginduksi respons imun melalui proses tolerogenik sel dendritik.
L. plantarum memiliki potensi untuk dijadikan kandidat terapi dalam pengobatan
inflamasi dan respon sistem imun. Oleh karena itu, perlu dikaji potensi bioaktivitas dari
L. plantarum indigenous Indonesia sebagai imunostimulan dan antiinflamasi.
L. plantarum Su-ls29, L. plantarum Su-ls52, dan L. plantarum Su-ls53
merupakan bakteri probiotik unggul asli Indonesia. Ketiga bakteri tersebut memiliki
karakteristik bakteri probiotik unggul antara lain bersifat resistansi asam, dan
antimikroba, serta memiliki aktivitas antagonis terhadap bakteri patogen. Belum
terdapat penelitian sebelumnya terkait aktivitas imunostimulan dan antiinflamasi dari
ketiga bakteri tersebut. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengungkap
potensi L. plantarum indigenous sebagai imunostimulan dan antiinflamasi. Pada
penelitian ini pengujian aktivitas imunostimulan dan antiinflamasi dari metabolit
probiotik L. plantarum terhadap mouse makrofag cell line RAW 264.7 secara in vitro.
Penentuan galur bakteri dengan aktivitas terbaik dilakukan berdasarkan pada
konsentrasi sitokin IL-6, IL-1β, NO, dan TNF-α. Profil metabolit dilakukan pada
penelitian ini menggunakan GC-MS dan UHPLC-MS/MS. Metabolit ekstraseluler yang
teridentifikasi akan dilakukan simulasi secara in silico dengan metode penambatan
molekul dan simulasi dinamika molekuler.
Bakteri probiotik sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan serta memiliki
ketahanan yang rendah untuk tumbuh di dalam produk. Teknik enkapsulasi dapat
digunakan sebagai solusi untuk mengatasi masalah sintas bakteri probiotik yang rendah
pada saluran cerna. Metode emulsi merupakan enkapsulasi dalam bentuk suspensi
hidrokoloid yang mengandung mikroorganisme. Metode ini lebih mudah diaplikasikan
serta biaya yang diperlukan tidak terlalu besar. Emulsi tidak menggunakan suhu yang
tinggi pada saat pembuatan sehingga dapat mempertahankan viabillitas dari
mikroorganisme yang akan dienkapsulasi. Isolat protein kedelai (SPI) dengan variasi
konsentrasi digunakan pada pembuatan mikroemulsi. Konsentrasi SPI yang digunakan
adalah 0,5%, 1%, dan 2%. Formula mikroemulsi yang dibuat kemudian dievaluasi
karakteristik droplet emulsi, stabilitas dan kinetika sel.
Hasil penelitian menunjukkan L. plantarum Su-ls29, L. plantarum Su-ls52, dan L.
plantarum Su-ls53 merupakan bakteri indigenous Indonesia yang memiliki potensi
sebagai imunostimulan dan bersifat non-sitotoksik berdasarkan pada data viabilitas sel.
Berdasarkan pada hasil penelitian metabolit L. plantarum Su-ls29 memiliki aktivitas
terbaik sebagai imunostimulan terhadap sel RAW 264.7 dibandingkan dengan kontrol
sel RAW dengan memiliki kadar NO yang lebih tinggi. Sampel metabolit L. plantarum
Su-ls29 teridentifikasi sebanyak 10 metabolit. Prediksi secara in silico dari 10 metabolit
dari L. plantarum Su-ls29 menunjukkan senyawa (8aS)-3-hidroksi-3-metil-6,7,8,8a-
tetrahidro-2H-pirrolo[1,2-a]pirazina-1,4-dion memiliki aktivitas terbaik dalam inhibisi
protein proinflamasi IL-1β, dan IL-6.
Metabolit L. plantarum Su-ls29-susu skim memiliki aktivitas antiinflamasi yang
terbaik dibandingkan dengan L. plantarum Su-ls29-MRSB berdasarkan pada produksi
NO sel makrofag RAW264.7 terinduksi LPS. Konsentrasi metabolit L. plantarum Su-
ls29- susu skim 6,25 μg/mL merupakan konsentrasi terbaik dalam aktivitas penurunan
NO tertinggi. L. plantarum Su-ls29-susu skim dapat menurunkan ekspresi produksi
sitokin IL-1β, IL-6, dan TNF-α pada sel RAW 264.7. Nilai konsentrasi terbaik dari
sampel metabolit yang dapat menurunkan produksi sitokin IL-1β, IL-6, dan TNF-α
secara berturut-turut adalah 12,5 μg/mL, 25 μg/mL, dan 100 μg/mL. Berdasarkan pada
identifikasi metabolit dihasilkan sebanyak 9 metabolit yang teridentifikasi pada
metabolit L. plantarum Su-ls29- susu skim dan 14 metabolit yang teridentifikasi pada
L. plantarum Su-ls29-MRSB. Metabolit asam 2-[karbamimidoil(metil)amino]asetat,
(3R)-3-asetiloksi-4-(trimetilazaniumil)butanoat, serta (3R)-3-hidroksi-4-
(trimetilazaniumil)butanoat diduga memiliki peranan dalam aktivitas L. plantarum Su-
ls29-susu skim sebagai antiinflamasi.
Bakteri probiotik L. plantarum Su-ls29 dibuat dalam bentuk sediaan mikroemulsi
dengan menggunakan SPI. Karakterisitik sediaam mikroemulsi terbaik terdapat pada
konsentrasi SPI 1% berdasarkan pada data scanning electron microscope. Formula SPI
1% memiliki rerata distribusi ukuran partikel adalah 11,1 μm. Ketiga formula
mikroemulsi menunjukkan stabilitas enkaspulasi yang baik berdasarkan pada nilai pH
dan viskositas selama periode waktu simpan 40 hari. Inflammation is the body's response due to viral or bacterial infections and injury
to the body. The inflammation can activate the immune response in increasing
chemokines and anti-inflammatory cytokines. Antigen presenting cells (APC) in the
body will detect inflammatory inducers through phagocytosis mechanisms in the form
of macrophages and dendritic cells. APC cells will activate Cluster of Differentiation
4+ (CD4+) and Cluster of Differentiation 8+ (CD8+) T cells in the lymph nodes. CD4+
and CD8+ T cells function as activation of antibody production and can kill cells
directly. Immune system activation can trigger the formation of proinflammatory
proteins such as interleukin-6 (IL-6), tumor necrosis factor-α (TNF-α), IL-1β, IL-8, IL-
12, IP10, MIP1A and MCP1. Excessive production of pro-inflammatory proteins will
lead to increased levels of pro-inflammatory cytokines in plasma. High levels of
cytokines in plasma will cause a cytokine storm. The presence of a cytokine storm in
the body indicates an uncontrolled or excessive inflammatory response. Inflammation
will cause an immune response in the body to activate cytokines in producing nitric
oxide (NO) so that NO concentrations increase. Stimulation of the inflammatory
response and the immune system carried out by using of Lactobacillus strains
probiotics.
Probiotic bacteria can reduce cytokines that play a role in the formation of
inflammatory cells and a decrease in the immune system through the NF-KB
transcription factor pathway. Lactobacillus can induce an immune response through the
tolerogenic process of dendritic cells. L. plantarum has the potential to be a therapeutic
candidate in the treatment of inflammation and immune system response. Therefore, it
was necessary to study the bioactivity potential of L. plantarum indigenous as an
immunostimulant and anti-inflammatory.
L. plantarum Su-ls29, L. plantarum Su-ls52, and L. plantarum Su-ls53 are
superior probiotic bacteria native to Indonesia. These three bacteria have the
characteristics of superior probiotic bacteria, including acid resistance and
antimicrobial properties, as well as having antagonistic activity against pathogenic
bacteria. There have been no previous studies related to the anti-inflammatory and
immunostimulating activities of these three bacteria. Further research is needed to
reveal the potential of L. plantarum indigenous as an immunostimulant and anti-
inflammatory. In this study, the anti-inflammatory and immunostimulating activity of
L. plantarum probiotic metabolites were tested against mouse macrophage cell line
RAW 264.7 in vitro. Determination of the bacterial strain with the best activity was
carried out based on the concentrations of the cytokines IL-6, IL-1β, NO, and TNF-α.
The profiling of metabolite was carried out in this study using GC-MS and UHPLC-
MS/MS. The identified extracellular metabolites will be simulated in silico with
molecular docking and molecular dynamics simulations.
Probiotic bacteria are very sensitive to environmental conditions and have low
resistance to grow in the product. Encapsulation techniques can be used as a solution to
overcome the problem of low viability of probiotic bacteria in the digestive tract. The
emulsion method is encapsulation in the form of a hydrocolloid suspension containing
microorganisms. This method is easier to implement and the costs required are not too
large. The emulsion does not use high temperatures during its manufacture so that it can
maintain the viability of the microorganisms to be encapsulated. Soy protein isolate
(SPI) with various concentrations is used in the manufacture of microemulsions. The
SPI concentrations used were 0.5%, 1% and 2%. The microemulsion formula was made
then evaluated for the characteristics of the emulsion droplet, stability and cell kinetics.
The results showed that L. plantarum Su-ls29, L. plantarum Su-ls52, and L.
plantarum Su-ls53 were indigenous Indonesian bacteria that have potential as
immunostimulants and are non-cytotoxic with cell viability data. Based on the results of
the study, the metabolite of L. plantarum Su-ls29 had the best activity as an
immunostimulant against RAW 264.7 cells compared to control RAW cells with higher
NO levels. The metabolite of L. plantarum Su-ls29 was identified as many as 10
metabolites that could play a role in increasing NO production. In silico prediction of
10 metabolites from L. plantarum Su-ls29 showed (8aS)-3-hydroxy-3-methyl-6,7,8,8a-
tetrahydro-2H-pyrrolo[1,2-a]pyrazine- 1,4-dione had the best activity in inhibiting the
pro-inflammatory proteins IL-1β and IL-6.
The metabolite of L. plantarum Su-ls29- skim milk had the best anti-
inflammatory activity compared to L. plantarum Su-ls29-MRSB based on LPS-induced
NO production of RAW264.7 macrophage cells. The concentration of the metabolite of
L. plantarum Su-ls29- skim milk 6,25 μg/mL was the best concentration for the highest
NO reduction activity. L. plantarum Su-ls29-skim milk can reduce the expression of
cytokine production IL-1β, IL-6, and TNF-α in RAW 264.7 cells. The best
concentration values of metabolite that can reduce the production of cytokines IL-1β,
IL-6, and TNF-α were 12,5 μg/mL, 25 μg/mL, and 100 μg/mL, respectively. Based on
the identification of metabolites, 9 metabolites were identified in the metabolite of L.
plantarum Su-ls29-skim milk and 14 metabolites were identified in L. plantarum Su-
ls29-MRSB. Metabolites of 2-[carbamimidoyl(methyl)amino]acetic acid, (3R)-3-
acetyloxy-4-(trimethylazaniumyl) butanoic acid, and (3R)-3-hydroxy-4-
(trimethylazaniumyl)butanoic acid are thought to have a role in the activity of L.
plantarum Su-ls29-skim milk as an anti-inflammatory.
The probiotic bacteria L. plantarum Su-ls29 was prepared in the form of a
microemulsion using various concentrations of SPI. The best characteristics of
microemulsion preparations were found at 1% SPI based on scanning electron
microscope data. The 1% SPI formula has an average particle size distribution of 11.1
μm. The three microemulsion formulas showed good encapsulation stability based on
the pH value and viscosity during the 40 day storage.