Analisis Tingkat Kerawanan Kekeringan Pertanian Menggunakan Metode ADVI (Agricultural Drought Vulnerability Index) di Provinsi Jawa Timur
Abstract
Jawa Timur merupakan wilayah dengan pertanian penghasil beras terbesar
di Indonesia, namun terdapat ancaman terhadap pertanian tersebut yaitu kekeringan.
Kekeringan semakin meluas di Jawa Timur sehingga penting untuk mengantisipasi
kekeringan pertanian ini. Salah satu langkah untuk mengantispasinya yaitu dengan
melakukan analisis spasial tingkat kerawanan kekeringan pertanian. Penelitian ini
bertujuan mengetahui sebaran spasial tingkat kerawanan kekeringan pertanian di
Jawa Timur tahun 2018 dengan menggunakan metode ADVI (Agricultural Drought
Vulnerability Index). Data yang digunakan meliputi curah hujan, perubahan
vegetasi, jenis tanah, evapotranspirasi, dan penggunaan lahan. Analisis scoring dan
overlay dilakukan untuk mengevaluasi keterpaparan, sensitivitas, dan kapasitas
adaptif terhadap kekeringan. Hasil analisis ini akan diklasifikasikan menjadi tiga
kelas kerawanan yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil peta kerawanan kekeringan
menggunakan metode ADVI menunjukan bahwa Provinsi Jawa Timur didominasi
oleh kategori kerawanan sedang seluas 26927 km2 dengan persentase sebesar
58,45%. Kategori kerawanan tinggi seluas 15298 km2 dengan persentase 33,20%.
Kategori kerawanan rendah seluas 3845 km2 dengan persentase 8,35%. Kategori
kerawanan kekeringan pertanian tinggi yang terluas terjadi di wilayah Jember,
Bojonegoro, dan Pacitan. Peta kerawanan kekeringan merupakan analisis yang
dapat membantu mengidentifikasi wilayah yang rawan terhadap kekeringan
berdasarkan faktor-faktor yang dipilih. Peta tersebut dapat memberikan panduan
umum tentang kerawanan kekeringan pertanian, namun faktor-faktor lokal, variasi
iklim, kurangnya data, dan kejadian cuaca yang tidak dapat diprediksi dengan
sempurna dapat menyebabkan perbedaan antara hasil peta dan kejadian aktual.