| dc.description.abstract | Agroforestri merupakan manejemen pemanfaatan lahan secara optimal dan lestari, dengan cara mengkombinasikan kegiatan kehutanan dan pertanian pada unit pengelolaan lahan yang sama dengan memperhatikan kondisi lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi. Tujuan agroflorestri untuk meningkatkan pendapatan petani disekitar hutan dan menjadi pelaku utama dalam pengelolaan hutan dan memperbaiki keadaan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: menghitung nilai pendapatan petani dari hasil model agroforestri, menghitung kelayakan usaha agoroforestri secara finansial dan mendeskripsikan aspek sosial dan ekologi model agroforestry yang dikembangkan petani di Kabupaten Ermera, Timor Leste. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Leimea Sorinbalo, Kabupaten Ermera, Timor Leste. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2021 dengan metode survey melalui wawancara terstruktur kepada 30 responden petani. Analisis data ekonomi dilakukan dengan menggunakan tiga kriteria NPV, BCR dan IRR. Adapun aspek ekologi dan social dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis finansial menunjukan bahwa NPV adalah $ 220.184,66, BCR 28,7 dan IRR 35 %. Dari hasil analisis finansial menunjukan bahwa model agroforestri layak untuk dikembangkan. Agroforestri di Desa Leimea Sorinbalo merupakan budaya pertanian yang sudah lama dikemabngkan dimana pengelolaannya secara gotong royong atau bekerja sama. Dari aspek ekologi, agroforestry di Desa Leimea Sorinbalu memiliki kenakargaman tanaman yang cukup tinggi, dimana jenis tanaman yang banyak terdapat di kebun agroforestry diantaranya adalah vanili, jati, kopi, gaharu, dan lain-lain. Hasil analisis ekologi kajian memperlihatkan bahwa model agroforestri di desa Leimea Sorin memiliki pola tanam polikultur, dan memberikan manfaat yang beragam bagi masyarakat. Hasil analisis sosial menunjukan bahwa hampir seluruh petani agroforestri vanili terlibat dalam kelompok tani, baik sebagai pengurus maupun anggota. Lembaga Perusahan Coperative Coffee Timor berfungsi sebagai lembaga yang memberi bantuan kepada petani baik dari segi pengadaan bibit, pendampingan, penyuluhan maupun sebali pembeli produk vanili, coklat, porang dan merica. Kelembagaan non formal pada desa Leimea Sorin tercatat hanya berupa lembaga adat yang menjaga kelestarian lahan agroforestri melalui penerapan hukum-hukum adat. Pemerintah Timor Leste khususnya mentri pertanian dan kehutanan perlu meningkatkan ` pengetahuan petani melalui sosialisasi, pelatihan dan praktek lapang tentang teknik-teknik agroforestri dan inventarisasi tegakan untuk mengetahui potensi agroforestri dan kayu yang ada dalam proses pasca panen tanaman agroforestri sehingga petani menikmati keuntungan yang lebih baik. Kata Kunci: model agroforestri, kelayakan usaha, ekologi dan sosial | id |
