Analisis Spasial Penurunan Luas Lahan Sawah di Koridor Megaurban Jakarta-Bandung Tahun 2000-2020

Abstract

Ekspansi perkotaan di kawasan megaurban Jakarta-Bandung berdampak pada terjadinya perubahan tutupan lahan wilayah hinterland yang disebabkan tingginya permintaan lahan untuk permukiman, infrastruktur, dan berbagai kegiatan pengembangan wilayah lainnya. Penggunaan lahan sawah rentan terkonversi karena dinilai kurang menguntungkan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penurunan luas lahan pertanian sawah di kawasan koridor megaurban Jakarta-Bandung berbasis citra multitemporal. Citra yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat 8 tahun 2020. Periode tahun pengamatan yaitu 2000, 2005, 2010, 2015, dan 2020. Semua wilayah penelitian mengalami penurunan luas lahan sawah pada periode 2000-2005 dan 2005-2010, sebaliknya terdapat dua wilayah yang mengalami peningkatan luas lahan sawah pada periode 2010-2015 dan 2015-2020. Pada periode pengamatan tahun 2015-2020, wilayah yang mengalami penurunan luas lahan sawah adalah DKI Jakarta, Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Cimahi, Kota Tangerang, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta. Wilayah yang mengalami peningkatan luas lahan sawah pada periode pengamatan tahun 2015-2020 adalah Kota Tangerang Selatan dan Kota Bekasi. Penurunan luas lahan sawah tertinggi terjadi pada periode 2015-2020 yaitu mencapai 151.273 ha. Sebagian besar wilayah mengalami laju konversi lahan sawah setiap periode penelitian. Rata-rata laju konversi lahan sawah tertinggi terjadi pada tahun 2005-2010 yaitu mencapai 7.31 %/tahun. Laju peningkatan lahan sawah terjadi di dua wilayah pada periode waktu 2010-2015 dan 2015-2020.

Urban expansion in the Jakarta-Bandung megaurban area has an impact on changes in land cover in the hinterland region due to high demand for land for settlements, infrastructure, and various other regional development activities. The use of paddy fields is vulnerable to conversion because it is considered less profitable. This study aims to identify the decreation of paddy fields in the Jakarta-Bandung megaurban corridor area based on multitemporal imagery. The image used in this study is Landsat 8 imagery in 2020. The observation periods are 2000, 2005, 2010, 2015, and 2020. All study areas experienced a decrease in paddy field area in the 2000-2005 and 2005-2010 periods, on the other hand there were two areas which experienced an increase in paddy field area in the 2010-2015 and 2015-2020 periods. During the 2015-2020 observation period, areas that experienced a decrease in paddy field area were DKI Jakarta, Bandung City, Bogor City, Cimahi City, Tangerang City, Depok City, Bogor Regency, Tangerang Regency, Bandung Regency, West Bandung Regency, Bekasi Regency, Cianjur Regency, Karawang Regency, and Purwakarta Regency. The areas that experienced an increase in the area of paddy fields in the 2015-2020 observation period were South Tangerang City and Bekasi City. The highest decrease in paddy field area occurred in the 2015-2020 period, reaching 151,273 ha. Most of the areas experienced the rate of conversion of paddy fields in each study period. The highest average conversion rate of paddy fields occurred in 2005-2010, reaching 7.31%/year. The rate of increase in paddy fields occurred in the two regions in the 2010-2015 and 2015-2020 periods.