Fluktuasi Konsentrasi PM2.5, PM2.5-10 dan Rasio PM2.5/PM10 serta Hubungannya dengan Intensitas Curah Hujan (Studi Kasus: Baranangsiang dan Cibeureum)
Abstract
Fluktuasi konsentrasi Particulate Matter (PM) dapat berdampak pada kualitas udara dan kesehatan manusia. Partikel PM sangat kecil sehingga dapat menyebabkan gangguan pernapasan, penyakit jantung, dan efek negatif lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan fluktuasi konsentrasi PM2.5, PM2.5-10, dan rasio PM2.5/PM10 dengan intensitas curah hujan, serta kelembaban sebagai faktor pendukung. Konsentrasi PM2.5 , PM2.5-10 dan rasio PM2.5/PM10 tertinggi terjadi selama musim kemarau. Intensitas curah hujan harian dominan memengaruhi penurunan konsentrasi polutan pada penelitian ini adalah hari dengan hujan lebat (Heavy rain). Intensitas curah hujan dapat mempengaruhi PM2.5-10 secara langsung namun tidak langsung terhadap PM2.5. Kondisi dengan curah hujan rendah tetapi kelembaban tinggi dapat mempengaruhi peningkatan konsentrasi partikulat. Rasio PM2.5/PM10 wilayah Baranangsiang memiliki nilai yang sama pada musim hujan dan kemarau saat hari hujan dan tanpa hujan, sebesar 0,4. Rasio PM2.5/PM10 wilayah Cibeureum pada musim hujan saat hari tanpa hujan sebesar 0,4 dan saat hari hujan sebesar 0,3, sedangkan pada musim kemarau saat hari tanpa hujan dan hari hujan sebesar 0,5. Fluctuations in Particulate Matter (PM) concentrations can impact air quality and human health. PM particles are so small that they can cause respiratory problems, heart disease, and other negative effects. This study aims to analyze the relationship of fluctuations in PM2.5, PM2.5-10 and PM2.5/PM10 concentrations with rainfall intensity and humidity as a supporting factor. The highest concentrations of PM2.5 , PM2.5-10 and the ratio of PM2.5/PM10 occurred during the dry season. The dominant daily rainfall intensity affecting the decrease in pollutant concentrations in this study is days with heavy rain. Rainfall intensity can affect PM2.5-10 directly but indirectly on PM2.5. Conditions with low rainfall but high humidity may result in increased particulate concentrations. The PM2.5/PM10 ratio of the Baranangsiang area has the same value in the wet and dry seasons on rainy and non-rainy days, at 0.4. The PM2.5/PM10 ratio of the Cibeureum area in the rainy season during non-rainy days is 0.4 and during rainy days is 0.3, while in the dry season during non-rainy days and rainy days is 0.5.