Show simple item record

dc.contributor.advisorFirdaus, Muhammad
dc.contributor.advisorTinaprilla, Netti
dc.contributor.authorFadzil, Muhammad Ivan
dc.date.accessioned2023-08-14T06:43:07Z
dc.date.available2023-08-14T06:43:07Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/123850
dc.description.abstractBawang Merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia karena budidaya bawang merah menjadi sumber penghasilan utama bagi usahatani di daerah pertanian. Hal ini didukung dengan infrastruktur pasar yang bagus dan tingginya permintaan konsumen. Permintaan yang tinggi dan produksi yang fluktuatif membuat bawang merah menjadi penyumbang inflasi nasional. Tingginya biaya pengadaan benih dan masalah degeneratif pada tanaman menjadi masalah yang menghadmbat produktivitas budidaya. Ketahanan suplai bawang merah di Indonesia menjadi krusial mengingat pengaruhnya terhadap harga-harga bahan pangan secara umum. Oleh sebab itu, pemerintah memperkenalkan benih biji bawang merah (true shallot seed) sebagai upaya meningkatkan produktivitas dengan biaya produksi rendah. Namun, kerumitan proses budidaya TSS juga menimbulkan biaya tambahan lainnya. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisisensi pendapatan antara usahatani yang menggunakan TSS dengan umbi konvensional. Model translog-stochastic profit frontier dan efek inefisiensi digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi keuntungan di antara kedua kelompok usahatani. Penelitian dilakukan di 3 wilayah (Kabupaten) yaitu, Grobogan, Brebes dan Cianjur. Hasil penelitian menunjukkan adanya efek inefisiensi yang berpengaruh nyata pada keuntungan kedua jenis usahatani. Namun, usahatani dengan benih umbi memiliki tingkat efisiensi keuntungan rata-rata 66%, lebih tinggi dari usahatani TSS, dengan efisiensi keuntungan hanya 60%. Usahatani yang menerapkan TSS lebih banyak mengalami kerugian dibandingkan usahatani dengan umbi. Hal ini disebabkan karena banyak kegagalan petani pada tahap pembibitan dan pemindahan tanaman serta terdapat pembedaan harga jual terhadap hasil panen tanaman TSS yang menurunkan tingkat keuntungan maksimum usahatani TSS. Adapun untuk perbedaan tingkat efisiensi keuntungan di antara usahatani, secara signifikan dipengaruhi oleh faktor usia, lama pengalaman bertani, lama pendidikan, status kepemilikan lahan budidaya.id
dc.description.sponsorshipBeasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Batch Vid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Efisiensi True Shallot Seed Terhadap Keuntungan Usahatani Bawang Merahid
dc.title.alternativeAnalysis Efficiency of True Shallot Seeds on The Profits of Shallot Farmingid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record