Show simple item record

dc.contributor.advisorSahara
dc.contributor.advisorFirdaus, Muhammad
dc.contributor.authorViadona, Resti
dc.date.accessioned2023-08-14T03:22:51Z
dc.date.available2023-08-14T03:22:51Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/123825
dc.description.abstractTahun 2020 merupakan tahun polemik bagi kesehatan dunia sebab seluruh negara sedang dilanda suatu pandemi virus mematikan yakni Virus Corona. Pandemi Covid-19 mengakibatkan terjadinya situasi krisis di banyak daerah dan negara. Dalam rangka penanggulangan Pandemi Virus Corona, pemerintah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2021 sebagai perubahan atas Perpres Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin. Dengan adanya peraturan pemerintah dalam rangka penanggulangan pandemi, Potensi yang dimiliki sektor farmasi dan obat tradisional tentunya akan meningkat dan memiliki peranan besar. Di sisi lain bahan baku farmasi nasional sebagian besar diimpor. Ketergantungan terhadap bahan baku dan penolong impor maupun barang modal belum akan surut selama industri penunjang tak berkembang. Guna menekan ketergantungan terhadap impor maka investasi harus diperbesar terutama aliran kapital ke industri penunjang. Peningkatan penanaman modal juga harus melihat sektor mana yang ketergantungannya tertinggi. Selain itu, adanya investasi dapat menjadi modal penting untuk perkembangan sektor farmasi dan obat tradisional. Maka dari itu, perlu diketahui kinerja sektor farmasi dan obat tradisional dalam menarik sektor hulu dan mendorong sektor hilirnya serta dampaknya terhadap pembentukan output, pendapatan, tenaga kerja dan impor dalam perekonomian Indonesia. Dengan memilah sektor farmasi dan obat tradisional menjadi sektor basis dan non basis dapat mengarah pada sektor unggulan pada suatu wilayah. Data sekunder berupa data PDB Indonesia, data PDRB 34 Provinsi di Indonesia serta tabel input-output indonesia transaksi domestik atas dasar harga dasar tahun 2016 klasifikasi 185 sektor. Tabel tersebut kemudian diagregasi menjadi 37 sektor untuk menganalisis keterkaitan, analisis efek pengganda serta analisis dampak investasi. Hasil penelitian menunjukkan proporsi laju pertumbuhan sektor industri kimia, farmasi dan obat tradisional merupakan sektor yang berdaya saing baik di sembilan provinsi serta merupakan sektor progresif pada 21 Provinsi di Indonesia. Sektor farmasi dan obat tradisional memiliki kemampuan yang kuat untuk menarik pertumbuhan produksi sektor hulunya akan tetapi memiliki kemampuan yang rendah untuk mendorong pertumbuhan sektor hilirnya. Keterkaitan ke belakang sektor farmasi menunjukkan keterkaitan yang kuat dengan sektor obat tradisional dan sektor jasa-jasa, sedangkan keterkaitan kebelakang sektor obat tradisional menunjukkan keterkaitan yang kuat dengan sektor hasil hutan lainnya dan sektor kelapa. Analisis dampak investasi menunjukkan bahwa adanya investasi pada sektor farmasi dan obat tradisional akan memberikan dampak peningkatan output, pendapatan, dan tenaga kerja paling besar di sektor farmasi. Selain itu analisis dampak investasi juga mendorong peningkatan output dan peningkatan impor pada sektor pengangkutan dan komunikasi, peningkatan pendapatan pada sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan serta peningkatan tenaga kerja pada sektor perdagangan, hotel dan restoran.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDampak Investasi Di Sektor Farmasi Dan Obat Tradisional Terhadap Perekonomian Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddynamic location quotientid
dc.subject.keywordinput-outputid
dc.subject.keywordinvestmentid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record