Show simple item record

dc.contributor.advisorAnggraini, Eva
dc.contributor.advisorFariyanti, Anna
dc.contributor.authorSaniyah, Rif'ah
dc.date.accessioned2023-08-14T03:15:21Z
dc.date.available2023-08-14T03:15:21Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/123822
dc.description.abstractKelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan dan penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa, sumber pendapatan petani, pendorong pertumbuhan wilayah serta menciptakan lapangan kerja kepada lebih dari 16 juta tenaga kerja. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dikuasai oleh perkebunan kelapa sawit rakyat, swasta, dan negara. Pada tahun 2022, petani rakyat menyumbang 33,73 persen dari total produksi kelapa sawit di Indonesia. Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat mulai dikembangkan sejak tahun 1980-an bersamaan dengan masuknya program transmigrasi. Berdasarkan waktu pertama kali kebun kelapa sawit dikembangkan, umur perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat sudah mencapai 35 tahun. Secara teoritis umur ekonomis kelapa sawit adalah 25 tahun, sehingga kebun kelapa sawit membutuhkan peremajaan agar tetap produktif. Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat didominasi oleh tanaman tua sehingga menyebabkan penurunan produktivitas serta tidak memberikan hasil dan pendapatan yang tinggi kepada petani. Produktivitas perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat tahun 2021 sebesar 3,70 ton per hektar, dimana lebih rendah dari rata-rata produktivitas nasional yaitu sebesar 4,20 ton per hektar. Isu penting yang dihadapi petani rakyat saat ini adalah produktivitas yang rendah dan banyak kebun yang menghadapi masa peremajaan. Hal ini merupakan fase kritis bagi petani rakyat karena peremajaan membutuhkan investasi besar yaitu sekitar Rp47.854.052,00 per hektar. Petani mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya karena keterbatasan kekuatan dan sumber daya yang dimiliki. Bantuan pemerintah untuk peremajaan sawit belum cukup untuk menutupi biaya keseluruhan hingga tanaman berproduksi. Selain itu, biaya hidup petani selama kebun belum menghasilkan juga tidak dapat dipenuhi. Hal ini menyebabkan petani kelapa sawit tetap mempertahankan tanaman kelapa sawitnya meski sudah tidak produktif. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis pembiayaan peremajaan perkebunan kelapa sawit rakyat di Kalimantan Barat. Penelitian ini menilai kelayakan finansial dan skema pembiayaan peremajaan untuk petani rakyat. Penelitian ini menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh melalui survei di Kabupaten Sanggau dan Landak, Kalimantan Barat. Survei melibatkan 76 responden yang dipilih secara purposive sampling dengan satu kriteria yaitu petani yang kebun sawit telah dan perlu dilakukan peremajaan. Penelitian ini menunjukan empat hasil utama. Pertama, peremajaan usaha tani kelapa sawit di Kalimantan Barat selama 35 tahun layak dilaksanakan, dimana nilai Net Present Value (NPV) menunjukkan positif (Rp104.829.007,00), Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari tingkat diskonto yang berlaku 5,75 persen (15,44 persen), Net B/C ratio yang bernilai lebih besar dari 1 (3,58), dan Payback Period (PP) lebih cepat dari umur tanaman sawit (6 tahun 2 bulan). Nilai ini diperoleh tanpa memasukan biaya pengadaan lahan. Nilai NPV kebun kelapa sawit periode 35 tahun lebih tinggi dari NPV kebun kelapa sawit periode 25 tahun (Rp89.623.584,00) dan periode 28 tahun (Rp90.967.926,00). Walaupun demikian, pendapatan petani mengalami penurunan seiring bertambahnya usia kebun. Umur peremajaan optimal ditentukan pada saat nilai penerimaan marjinal (marginal net revenues/MNR) pengusahaan saat ini sama dengan nilai dari present value pendapatan yang diamortisasi (the amortized present value of expected net revenues/APVNR) pada pengusahaan selanjutnya. Sehingga usia optimal peremajaan kebun kelapa sawit di Kalimantan Barat adalah 28 tahun. Kedua, peremajaan kebun kelapa sawit membutuhkan waktu yang cukup lama hingga tanaman mencapai produksi optimal (gestation period). Selama tanaman belum menghasilkan, petani kehilangan pendapatannya. Sementara itu, petani tetap memiliki tanggung jawab untuk membiayai kebutuhan rumah tangganya. Sehingga analisis pengeluaran rumah tangga digunakan untuk merencanakan keuangan rumah tangga saat tanaman belum menghasilkan. Total pengeluaran rumah tangga petani sebesar Rp42.536.979,00 per tahun. Pengeluaran untuk pangan sebesar 46,26 persen dan pengeluaran non pangan sebesar 53,74 persen. Pengeluaran non pangan terbesar digunakan untuk pengeluaran BBM atau transportasi sebesar 14,89 persen dan pendidikan sebesar 13,71 persen. Ketiga, Sebagian besar petani mempersepsikan aspek input, teknologi dan kelembagaan sebagai aspek terpenting dalam peremajaan perkebunan kelapa sawit. Aspek input terkait ketersediaan input produksi (bibit, pupuk, dan air). Aspek teknologi terkait penanganan hama dan penyakit, serta penguasaan teknis produksi. Aspek kelembagaan terkait ketersediaan bimbingan teknis, bimbingan untuk manajemen ekonomi, serta kerjasama antar petani dalam kegiatan produksi. Keempat, Simulasi keuangan menunjukkan bahwa jika petani secara teratur menabung 15 persen dari pendapatan kebun sawitnya mulai tahun ke-4 selama 35 tahun, petani mampu mengumpulkan tabungan sebesar Rp300.991.965,00. Tujuan menabung petani untuk meremajakan kebun kelapa sawitnya secara mandiri dan mampu menghidupi rumah tangganya selama tanaman belum menghasilkan. Biaya investasi perkebunan kelapa sawit dan biaya hidup petani selama tanaman belum menghasilkan (tahun ke-0 hingga tahun ke-2) sebesar Rp175.464.989,00. Sehingga petani dapat mencapai tujuan tersebut pada saat tanaman berumur 23 tahun. Tabungan ini dapat dikumpulkan petani sebelum kebun kelapa sawit memasuki umur optimal peremajaan yaitu 28 tahun.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Pembiayaan Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Kalimantan Baratid
dc.title.alternativeFinancing Analysis for the Replanting of Smallholders Palm Oil Plantations in West Kalimantanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkelayakan finansialid
dc.subject.keywordpengeluaran rumah tanggaid
dc.subject.keywordpersepsi petaniid
dc.subject.keywordskema pembiayaan peremajaanid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record