| dc.description.abstract | Setiap tahun kebakaran hutan dan lahan terjadi di Indonesia, dampak yang terjadi akibat dari kebakaran hutan dan lahan dapat berdampak pada lingkungan, kesehatan masyarakat, ekonomi, transportasi dan ekologis seperti menurunnya kualitas udara, siklus hidrologi yang terganggu, kondisi tanah yang tidak mendukung untuk menjadi tempat tumbuh tanaman, hilangnya vegetasi sebagai tutupan lahan, dan masih banyak lagi. Kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah di Indonesia merupakan permasalahan yang terjadi setiap tahun khususnya saat musim kemarau atau curah hujan rendah. Kejadian kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera Selatan pada tahun 2019 seluas 336.798 Ha dan Kabupaten Banyuasin seluas 63.091 Ha.
Kegiatan patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan diperlukan untuk mengurangi jumlah kejadian dan luasan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Kegiatan dari patroli pencegahan berupa patroli yang mencakup pemantauan data titik panas, ground check, pengecekan sekat kanal jika lokasi kegiatan dilaksanakan di lahan gambut dan penyadartahuan atau sosialisasi kepada masyarakat sekitar area rawan kebakaran. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk menganalisis implementasi kegiatan patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan. menganalisis faktor-faktor yang memiliki potensi pengembangan terhadap kegiatan patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Banyuasin. Berdasarkan hasil pengolahan data selama periode tahun 2018 hingga 2022, ditemukan bahwa tahun 2019 menunjukkan luasan kejadian kebakaran hutan dan lahan yang paling luas dibandingkan dengan tahun-tahun lainnya selama priode pengamatan. Analisis data menunjukkan bahwa kebakaran hutan dan lahan dengan luasan tertinggi yaitu pada bulan Juli hingga akhir tahun 2019. Tahun 2019 di bulan dengan luasan kebakaran hutan dan lahan tertinggi, curah hujan secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan rentang waktu yang lain dalam periode yang sama.
Berdasarkan hasil penelitian dari tahun 2019 hingga 2022, tercatat bahwa kegiatan patroli terpadu pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta patroli mandiri Manggala Agni telah dilaksanakan di Kabupaten Banyuasin mencakup 25 desa. Penelitian dan analisis terkait kebakaran hutan dan lahan, khususnya yang terjadi pada tahun 2019, menjadi perhatian utama dalam upaya memahami penyebab dan dampak kebakaran tersebut, serta mengembangkan strategi pencegahan dan penanganan yang lebih efektif. Kebakaran hutan dan lahan yang terluas diantaranya terjadi di desa Karang Anyar dan Tanah Pilih. Kejadian kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di desa Karang Anyar terjadi pada tahun 2019 dan di tahun 2020 kegiatan patroli terpadu dilaksanakan di desa tersebut. Desa Tanah Pilih merupakan salah satu desa dengan luas kebakaran tertinggi pada tahun 2019 namun sayangnya kegiatan patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan ditahun selanjutnya tidak dilaksanakan dilokasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak tahun 2019 hingga tahun 2021 tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan di lokasi-lokasi yang dilakukan patroli pencegahan kebakaran hutan. Upaya patroli akan memberikan efek positif, tidak hanya selama pelaksanaan operasi tersebut, tetapi juga dalam jangka panjang, dengan mencegah kebakaran hutan dan lahan setelah kegiatan patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan. | id |
