dc.description.abstract | Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh perlakuan natrium hidroksida terhadap sifat kimia dan fisis-mekanis kayu karet serta kondisi perlakuan yang menyebabkan penurunan maksimum dari kadar pati.
Satuan percobaan pada penelitian ini yakni kayu karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) berukuran tebal x lebar x panjang sama dengan 2 cm x 16 cm x 60 cm. Perlakuan yang diberikan adalah perendaman dengan larutan natrium hidroksida berkonsentrasi 0 %, 1.5%, 3%, 4.5%, dan 6 % (dalam bobot per volume) selama 7 hari. Metoda perlakuan yang digunakan ada tiga yaitu perendaman, kombinasi perendaman dengan pengukusan, dan kombinasi perendaman dengan perebusan. Pada kedua metoda kombinasi tersebut, pengukusan dan perebusan masing-masing dilakukan selama 2 jam. Pengeringan semua satuan percobaan dilakukan selama 5. hari pada suhu± 36° C dengan kilang pengering dan 3 hari pada udara terbuka.
Selanjutnya dilakukan pembuatan contoh uji untuk sifat kimia kayu berupa serbuk 60 mesh, kadar air kayu solid 2 cm x 2 cm x 2 cm, penyusutan diukur pada satuan percobaan. Ukuran contoh uji sifat mekanis adalah 2 cm x 2 cm x 30 cm untuk lentur statis (MOE dan MOR), keteguhan belah 2 cm x 2 cm x 4.5 cm, ke- teguhan tarik tegak lurus serat 2 cm x 2 cm x 7.5 cm, dan 2 cm x 2 cm x 6 cm untuk kekerasan (British Standard 373: 1957).
Data pokok sifat-sifat kimia kayu yang diamati antara lain kadar pati, lignin
(ditetapkan dengan cara Klason dan spektrofotometer), kadar selulosa, dan kadar
gula penyusun hemiselulosa (pentosan dan heksosan). Sedangkan data penunjang
adalah sifat fisis antara lain kadar air dan penyusutan, serta sifat mekanis yaitu MOE, MOR, keteguhan belah, keteguhan tarik tegak lurus serat, dan kekerasan. Selain itu dilakukan pengamatan kualitatif terhadap serangan blue stain dan bubuk kayu pada satuan percobaan.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan percobaan tersarang (Nested Experimental Design) 5 x 3 dengan 2 kali ulangan dilakukan secara duplo.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan sifat-sifat kimia pada sebagian besar contoh uji kayu karet. Kadar pati menurun dari 14.3 % sampai 2.3 %, dan penurunan maksimum zat pati terjadi pada perlakuan natrium hidroksida konsentrasi 6%. Kadar selulosa menurun dari 55.0 % sampai 36.7 %. Penurunan kadar lignin terjadi pada cara Klason maupun spektrofotometer yaitu berturut-turut dari 28.6 % sampai 17.9 %, dan 30.8 % sampai 15.2 %. Kadar gula pentosan dan heksosan menunjukkan pola penurunan yang kurang jelas.
Penurunan yang terjadi pada variabel sifat kimia tersebut khususnya zat pati, menyebabkan menurunnya serangan blue stain dan bubuk kayu. Hal ini kemungkin- an disebabkan karena modifikasi zat pati oleh NaOH menjadi bahan yang tidak ter- deteksi sebagai pati oleh makhluk perusak kayu. Di lain pihak penurunan sifat kimia seperti selulosa dan lignin menyebabkan penurunan pada sifat fisis dan mekanis kayu karet. Penurunan sifat fisis antara lain kadar air kayu solid dan serbuk ditandai dengan meningkatnya nilai kedua variabel tersebut, yaitu berturut-turut meningkat dari 11.7 % sampai 19.3 % dan 9.2 % sampai 16.3 %. Penyusutan pada dimensi lebar dan tebal kayu karet meningkat berturut-turut dari 3.3 % sampai 10.4 % dan 3.3 % sampai 12.5 %. Penurunan kadar lignin dan selulosa kayu karet tersebut, juga berakibat pada penurunan sifat mekanisnya, terutama dari segi kekuatan kayu. Modulus lentur (MOE) menurun dari 136 1000kg/cm² sampai 29 1000kg/cm², sedangkan modulus patah (MOR) menurun dari 1092 kg/cm² sampai 733 kg/cm². ... | id |