Hubungan Iklim dan Tingkat Kesesuaian Hidup Nyamuk Aedes aegypti dengan IR DBD di Dua Wilayah dengan Kondisi Geografis Berbeda
Abstract
Penyakit DBD hampir ditemukan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kota Tegal dan Kabupaten Wonogiri. Kedua wilayah ini memiliki kondisi geografis yang berbeda dimana hal ini akan memengaruhi tingkat kesesuaian hidup Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara IR DBD dengan variabel iklim serta tingkat kesesuaian hidup nyamuk Aedes aegypti yang ditunjukkan oleh nilai Ecoclimatix Index. Analisis korelasi Spearman dan plot data digunakan untuk mengetahui hubungan antara IR DBD dengan variabel iklim dan EI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IR DBD di Kota Tegal cenderung tinggi ketika kelembapan udara berkisar 80-84%, suhu udara rata-rata berkisar 27,9-29℃, serta curah hujan berkisar 240-537 mm. Nilai IR DBD di Kabupaten Wonogiri cenderung tinggi saat kelembapan udara berkisar 85-88%, suhu udara rata-rata berkisar 25,5-26,5℃, serta curah hujan sekitar 139-604 mm. Variabel iklim dengan IR DBD terdapat time lag yang berbeda di kedua wilayah karena variabel iklim memengaruhi penularan DBD dengan mekanisme yang kompleks. EI dan IR DBD bulanan di Kota Tegal mempunyai hubungan yang bermakna pada tingkat kepercayaan 90%, sementara EI dan IR DBD bulanan di Kabupaten Wonogiri mempunyai hubungan tidak bermakna. Meskipun demikian, periode puncak IR DBD hampir selalu terjadi pada periode EI tinggi di kedua wilayah, terutama di Kota Tegal. DHF is found in almost all regions of Indonesia, including Tegal City and Wonogiri Regency. These two regions have different geographical conditions, which will affect suitability of Aedes aegypti's habitat. This study aims to determine the relationship between DHF IR with climate variables and suitability level of Aedes aegypti mosquitoes' habitat, indicated by Ecoclimatix Index value. Spearman correlation and plotting data analyses are used to determine relationship between DHF IR with climate variables and EI. The results indicate that DHF IR in Tegal City tends to be high when air humidity ranges between 80-84%, average air temperature ranges between 27,9-29°C, and rainfall ranges between 240-537 mm. DHF IR in Wonogiri Regency tends to be high when air humidity ranges between 85-88%, average air temperature ranges between 25,5-26,5°C, and rainfall ranges between 139-604 mm. Climate variables with DHF IR show different time lags in both regions because climate variables influence DHF transmission through complex mechanism. The monthly of EI and DHF IR in Tegal City have significant relationship at confidence level of 90%, while in Wonogiri Regency don’t have significant relationship. Nevertheless, peak periods of DHF IR almost always coincide with high EI periods in both regions, particularly in Tegal City.