| dc.description.abstract | Studi ini bertujuan untuk membuat perencanaan lanskap kawasan wisata budaya berbasis industri kerajinan bambu melalui penataan ruang, jalur sirkulasi dan pengadaan fasilitas wisata pada tapak. Studi dilakukan di desa Loyok, propinsi Nusa Tenggara Barat. Metode Gunn (1993) digunakan dalam studi ini yang terdiri dari proses persiapan studi, penyusunan konsep, analisis dan sintesis data dan rencana lanskap kawasan wisata budaya. Konsep perencanaan tapak ini adalah suatu kawasan wisata budaya yang berbasis industri kerajinan rumah tangga berbahan baku bambu yang dapat meningkatkan kepuasan wisatawan serta meningkatkan pendapatan penduduk setempat dan bermanfaat bagi pelestarian lingkungan dan masyarakat lokal. Konsep ruang yang dibuat terdiri dari ruang wisata dan ruang masyarakat. Ruang wisata terbagi menjadi ruang penerimaan, pelayanan, ruang wisata utama dan wisata pendukung, sedangkan ruang masyarakat terdiri dari ruang produksi dan ruang kehidupan masyarakat. Konsep sirkulasi dikembangkan untuk menghubungkan ruang-ruang pada tapak untuk memperlancar lalu lintas wisatawan sehingga dapat memperlancar lalu lintas industri aktivitas. Jalur sirkulasi ini terdiri dari jalur sirkulasi primer, sekunder dan tersier. Sirkulasi primer adalah jalan akses utama wisatawan mulai dari area penerimaan sampai dengan area pelayanan, jalur ini dapat menampung kendaraan bermotor, sepeda, cidomo dan pejalan kaki. Jalur ini berupa jalan selebar 6 – 7.5 meter dengan pedestrian di kedua sisi jalan selebar 1,5 m. Sirkulasi sekunder berupa jalan selebar 6 meter, tetapi tanpa pedestrian, jalur ini adalah jalur sirkulasi yang menghubungkan ruang wisata dengan ruang masyarakat. Sedangkan jalur sirkulasi tersier hanya berupa jalan setapak yang menghubungkan fasilitas-fasilitas dan objek-objek dalam ruang. | id |