Show simple item record

dc.contributor.advisorSyaukat, Yusman
dc.contributor.advisorFalatehan, Faroby
dc.contributor.authorAprilia, Nita
dc.date.accessioned2023-08-08T05:50:30Z
dc.date.available2023-08-08T05:50:30Z
dc.date.issued2023-08-08
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/123233
dc.description.abstractKebijakan produk pertanian mengalami perubahan dari peraturan kuota menjadi tarif dan sampai kepada kebijakan pasar liberal yang mengurangi tarif impor. Adanya kekhawatiran terhadap produk domestik memicu peningkatan pemberlakuan kebijakan Non-Tariff Measure (NTM) di pasar internasional. Tujuan utama diberlakukannya kebijakan tersebut yaitu untuk melindungi produsen dalam negeri dari barang-barang impor dan mestandarisasi kualitas produk impor yang diperdagangkan sebelum sampai di tangan konsumen domestik. Kebijakan NTM banyak diterapkan kepada produk pangan salah satunya ialah udang. Komoditas udang memberikan kontribusi yang besar terhadap total nilai ekspor subsektor perikanan di Indonesia. Pada tahun 2021, Indonesia akan menjadi pengekspor udang beku terbesar keempat di pasar dunia. Namun, nilai ekspor udang beku Indonesia setiap tahunnya terus berfluktuasi. Ekspor udang beku Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan kebijakan NTM khususnya Sanitary and Phytosanitary (SPS) dan Technical Barrier to Trade (TBT) yang diterapkan oleh negara importir. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis: 1) Kinerja perdagangan udang beku Indonesia di pasar tujuan utama, 2) Pemberlakuan kebijakan NTM terhadap perdagangan komoditas udang beku Indonesia di negara-negara tujuan ekspor utama, 3) Dampak kebijakan NTM dan faktor-faktor lainnya terhadap ekspor udang Indonesia di pasar tujuan utama. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, inventory approach dan regresi data panel. Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kinerja ekspor udang beku Indonesia serta pemberlakuan kebijakan non-tarif pada udang beku Indonesia. Untuk menjawab tujuan ketiga mengenai dampak kebijakan non-tarif dan faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor udang Indonesia dianalisis dengan menggunakan regresi data panel. Jumlah negara yang dianalisis sebanyak enam negara dengan tahun analisis dari tahun 2007-2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pedagangan ekspor udang beku Indonesia memiliki trend yang positif pada periode 2007-2021. Indonesia berhasil menduduki posisi ke-4 sebagai negara terbesar ekspor udang beku ke pasar internasional dengan negara tujuan utama ekspor ke pasar Amerika Serikat dan Jepang. Pertumbuhan ekspor udang beku Indonesia tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 29,59 persen. Pemberlakuan kebijakan NTM berupa SPS dan TBT paling tinggi oleh negara China dengan total 69 kebijakan yang berdampak terhadap ekspor udang Indonesia. Kebijakan yang diterapkan ini berupa batas maksimum kandungan obat secara spesifik, persyaratan pengujian produk, dan persyaratan riwayat proses produk perikanan. Hasil estimasi dari dengan menggunakan regresi data panel menjelaskan bahwa variabel nilai tukar riil dan jumlah penduduk negara pengimpor berpengaruh signifikan sebesar 5% terhadap volume ekspor udang beku Indonesia. Sementara itu, harga ekspor udang beku di negara pengimpor berdampak negatif dan signifikan 5%. Kebijakan SPS dan TBT berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap volume ekspor udang beku Indonesia.id
dc.description.abstractAgricultural product policies have changed from quota regulations to tariffs and to liberal market policies that reduce import tariffs. Concerns about domestic products have triggered an increase in the implementation of the Non-tariff Measure (NTM) policy on the international market. The main objective of this policy is to protect domestic producers from imported goods and to standardize the quality of imported products produced before they reach domestic consumers. NTM policies are widely applied to food products, one of which is shrimp. The shrimp commodity makes a large contribution to the total export value of the fisheries sub-sector in Indonesia. In 2021, Indonesia will become the fourth largest exporter of frozen shrimp on the world market. However, the value of Indonesia's frozen shrimp exports continues to fluctuate every year. Indonesian frozen shrimp exports also face various challenges to NTM policies, especially Sanitary and Phytosanitary (SPS) and Technical Barriers to Trade (TBT) applied by importing countries. The purpose of this research is to analyze: 1) Performance of Indonesian frozen shrimp trade in main destination markets, 2) Enforcement of NTM policies on trade in Indonesian frozen shrimp commodities in main export destination countries, 3) Impact of NTM policies and other factors on exports Indonesian shrimp in the main destination market. This research uses descriptive analysis method, inventory approach and panel data regression. Descriptive analysis is used to provide an overview of the performance of Indonesian frozen shrimp exports and the implementation of non-tariff policies on Indonesian frozen shrimp. To answer the third objective regarding the impact of non-tariff policies and the factors that influence the volume of Indonesian shrimp exports were analyzed using panel data regression. The number of countries analyzed was six countries with years of analysis from 2007-2021. The results of the study show that the performance of Indonesia's frozen shrimp export trade has a positive trend in the 2007-2021 period. Indonesia succeeded in occupying the 4th position as the largest country for exporting frozen shrimp to the international market with the main export destination countries being the United States and Japan. The highest growth in Indonesia's frozen shrimp exports occurred in 2014, amounting to 29.59 percent. China has the highest implementation of NTM policies in the form of SPS and TBT with a total of 69 policies that have an impact on Indonesian shrimp exports. The policies implemented are in the form of specific maximum drug content limits, product testing requirements, and fishery product history requirements. The estimation results using panel regression data explain that the real exchange rate variables and the population of the importing country have a significant effect of 5% on the export volume of Indonesian frozen shrimp. Meanwhile, the export price of frozen shrimp in the importing country has a negative and significant impact of 5%. The SPS and TBT policies have a negative but not significant effect on the export volume of Indonesian frozen shrimpid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Dampak Kebijakan Non-Tarif Measures terhadap Kinerja Ekspor Udang Beku Indonesia di Pasar Tujuan Utama.id
dc.title.alternativeImpact Analysis of Non-Tariff Measures Policy on Indonesia's Frozen Shrimp Export Performance in Main Destination Marketsid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordexchange rateid
dc.subject.keywordpanel dataid
dc.subject.keywordshrimpid
dc.subject.keywordSPSid
dc.subject.keywordTBTid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record