Penilaian Risiko Kualitatif Pemasukan Daging Babi Hutan Terkait Trichinella spp. dari Bengkulu Melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung
Date
2023-08-07Author
Diporianto, Jemi
Lukman, Denny Widaya
Ridwan, Yusuf
Metadata
Show full item recordAbstract
Perkembangan transportasi memberikan kemudahan dalam lalu lintas produk
hewan antar daerah maupun antar negara di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan
peningkatan transportasi produk asal hewan yang berpotensi menimbulkan risiko
penyebaran penyakit. Salah satu penyakit yang dapat ditularkan melalui produk
hewan adalah trikinelosis yang disebabkan oleh nematoda dari genus Trichinella.
Hewan atau manusia dapat tertular ketika memakan daging babi hutan secara
mentah atau dimasak tidak matang. Konsumsi daging babi hutan saat ini terus
meningkat sehingga transportasinya antar daerah sulit untuk dihindari karena
permintaan yang tinggi. Berbeda dengan babi domestik, babi hutan diperoleh
melalui aktivitas perburuan di alam dan tidak tersentuh oleh sistem pemeliharaan
dan pemeriksaan kesehatan yang baik, sehingga risiko penularan Trichinella spp.
melalui daging babi hutan lebih besar dibandingkan dengan daging babi domestik.
Analisis risiko perlu dilakukan sebagai instrumen ilmiah untuk menilai tingkat
kemungkinan daging babi hutan yang ditransportasikan berpeluang menjadi media
penularan Trichinella spp. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis risiko
pada daging babi hutan yang ditransportasikan dari Provinsi Bengkulu menuju
Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober–Desember 2022 di Provinsi
Bengkulu, Lampung, dan Jakarta. Penilaian risiko mengacu pada analisis risiko
dalam Terrestrial Animal Health Code (TAHC) dengan pendekatan kualitatif.
Penilaian pemasukan (entry assessment) mengacu pada Biosecurity Australia dan
Biosecurity Import Risk Analysis Guidelines 2016 Australia, sedangkan tingkat
ketidakpastian mengacu pada The European Food Safety Authority (EFSA). Data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dengan mengumpulkan pendapat pakar melalui wawancara mendalam dan
observasi langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh melalui literatur ilmiah,
laporan, dan dokumen dari instansi yang berwenang. Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif, kemudian hasil disajikan dalam bentuk gambar dan tabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh daging babi hutan yang
dihasilkan di Provinsi Bengkulu diperoleh melalui aktivitas perburuan oleh para
pemburu, tidak terdapat daging babi hutan yang dihasilkan melalui budidaya atau
penangkaran. Berdasarkan alur penyediaan dan distribusi daging babi hutan di
Provinsi Bengkulu, terdapat empat kelompok pelaku utama perburuan, yaitu
pemburu jejaring, pemburu non-jejaring, pengepul kecil, dan pengepul besar.
Terdapat aktivitas pemburu yang dapat meningkatkan prevalensi Trichinella spp.
pada hewan reservoir secara signifikan. Ditemukan tujuh titik kritis penularan
Trichinella spp. pada hewan peka dan tujuh titik kritis penularan Trichinella spp.
pada manusia. Hasil penilaian akhir analisis risiko kualitatif pemasukan Trichinella
spp. pada daging babi hutan yang ditransportasikan dari Provinsi Bengkulu tujuan
Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung adalah sedang dengan tingkat
ketidakpastian rendah. Interpretasi kategori sedang adalah kemungkinan kejadian
terbawa atau tidak terbawanya larva Trichinella spp. infektif melalui transportasi
daging babi hutan memiliki peluang yang sama. Sehingga, tindakan mitigasi risiko
perlu dilaksanakan agar risiko yang timbul melalui transportasi daging babi hutan
dapat dikelola.
Collections
- MT - Veterinary Science [900]