dc.description.abstract | Penerapan sistem Bus Rapid Transit (BRT) pada Kota Semarang bertujuan untuk
mendukung meminimalisir pegerakan arus lalu lintas dan rencana peningkatan dan
integrasi antaran pelayanan moda transportasi dengan penggunaan lahan yang disebutkan
pada Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang RTRW Kota
Semarang Tahun 2011-2031. Menemu-kembangkan konsep Transit Oriented
Development (TOD) pada sistem BRT Trans Semarang diharapkan dapat mendukung
secara optimal terintegrasi antara pergerakan masyarakat dengan fungsi dan aktivitas guna
lahan. Oleh Karena itu, diperlukan penentuan dimana lokasi transit yang optimal dan
efektif untuk memudahkan melayani pergerakan masyarakat menuju pusat kegiatan
dengan pelayanan fasilitas memadahi.
Tujuan penelitian ini adalah menyusun arahan rekomendasi lokasi potensial
pengembangan konsep TOD pada 16 titik transit awal dan akhir koridor BRT Trans
Semarang. Tahapan analisis yang dilakukan yaitu mengidentifikasi kesesuaian
karakteristik lokasi transit koridor BRT Trans Semarang berdasarkan kriteria TOD,
mengidentifikasi pengembangan kawasan TOD berdasarkan tipologi lokasi transit dalam
kriteria teknis pengembangan kawasan TOD Peraturan Menteri ATR/BPN No 16 Tahun
2017, dan menganalisis tingkat pengaruh karakteristik kesesuaian lokasi titik transit dan
karakteristik pergerakan pengguna BRT Trans Semarang.
Berdasarkan hasil analisis, Titik transit yang sudah sangat mendekati kesesuaian
karakteristik dan memiliki potensi tinggi untuk pengembangan konsep TOD dengan
tingkat persentase tertinggi yaitu Halte Stasiun Tawang kesesuaian 87%, Halte Simpang
Lima 80%, dan Halte Pemuda/Balaikota 73%. Titik transit yang tidak mendekati
kesesuaian karakteristik dan memiliki potensi rendah pengembangan konsep TOD dengan
tingkat persentase terendah yaitu Halte Terminal Bandara Ahmad Yani kesesuaian
terendah 33%. Rata-rata karakteristik pengguna BRT masih berusia produktif 17 - 45
tahun dengan aktivitas bekerja. Jumlah intensitas pergerakan pengguna BRT pada kondisi
sosial ekonomi dipengaruhi oleh faktor kenyamanan, keamanan, jarak dan waktu tempuh,
jangkauan menuju titik transit, fasilitas penunjang titik transit. Bangkitan pengguna BRT
tertinggi pada persebaran titik transit dipengaruhi oleh dominasi kawasan permukiman,
pendidikan, perkantoran, serta pusat kota. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda,
karakteristik penggunaan lahan, dan karakteristik desain kawasan memiliki 73,3%
pengaruh terhadap karakteristik pergerakan pada pengguna BRT Trans Semarang.
Arahan rekomendasi lokasi potensial pengembangan konsep TOD pada koridor BRT
Trans Semarang berdasarkan tipe skala pelayanan dan tipologi wilayah berdasarkan
tingkat kesesuaian karakteristik pengembangan konsep TOD, titik transit untuk
pengembangan konsep TOD Kota yaitu Halte Stasiun Tawang, Halte Simpang Lima, dan
Halte Pemuda/Balaikota. Titik transit untuk pengembangan konsep TOD Sub Kota yaitu
Halte Alun-Alun Ungaran, Halte Terminal Ungaran Sisemut, Halte BRT Elisabeth, Halte
Terminal Terboyo, Halte UNNES, dan Halte Meteseh Viktoria Residence. Titik transit
yang memiliki tingkat potensi rendah untuk pengembangan konsep TOD Lingkungan
yaitu Halte Terminal Penggaron, Halte Terminal Mangkang, Halte Terminal UNDIP,
Halte Pelabuhan Tanjung Mas Halte Marina Terang Bangsa, Halte Terminal Cangkiran,
dan Halte Terminal Bandara Ahmad Yani. | |