Pendugaan Kuota Panen Lestari Labi-labi (Amyda cartilaginea) di Habitat Alami Studi Kasus Jawa Barat
Date
2023-07-31Author
Sihombing, Vivin Silvaliandra
Santosa, Yanto
Kwatrina, Rozza Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
Labi-labi (Amyda cartilaginea) merupakan reptil yang populasinya di alam cukup banyak sehingga dilakukan pemanenan untuk diperdagangkan baik dalam skala nasional maupun internasional. Kuota pada prinsipnya merupakan pemanfaatan sejumlah populasi yang dapat dipanen dengan mempertimbangkan ukuran populasi aktual yang tersedia di alam dengan tetap menjaga kelestariannya agar tidak punah dan tidak terjadi pemanenan yang berlebihan (overharvesting). Hingga kini, penentuan jumlah labi-labi yang boleh dipanen masih belum ada, khususnya di Jawa Barat, padahal potensi labi-labi di Jawa Barat cukup besar.
Populasi akan lestari bila jumlah kematian sama dengan jumlah kelahiran, untuk itu digunakan pendekatan Minimum Viable Population (MVP) sebagai dasar penentuan kuota panen lestari. Nilai MVP didapatkan dari perhitungan parameter demografi (natalitas, mortalitas, struktur umur, ukuran populasi nisbah kelamin dan fekunditas). Selain dengan pendekatan MVP, kuota panen lestari juga dapat diduga dengan pendekatan morfometri (panjang lingkar karapas, lebar lingkar karapas panjang plastron dan lebar plastron). Pengukuran parameter lingkungan juga dilakukan untuk mengetahui kualitas parameter lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan labi-labi.
Pengambilan data untuk kepadatan populasi labi-labi menggunakan metode Catch Per Unit Effort (CPUE). Selanjutnya, sample labi-labi dibagi berdasarkan kelas umur dan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan ukuran populasi yang tertangkap di sungai Mandapraja berjumlah 41 individu (11 tukik, 17 dewasa muda dan 13 dewasa), sedangkan di Sungai Cisaat adalah 65 individu (16 tukik, 28 dewasa muda dan 21 dewasa). Nisbah kelamin di masing-masing kelompok baik di Sungai Mandapraja dan Sungai Cisaat tidak terlalu berbeda jauh yaitu 1:3 (1 jantan dengan 3 betina). Berdasarkan hasil penelitian, parameter demografi di kedua lokasi penelitian berbeda, dimana secara morfometri labi-labi di sungai Cisaat lebih besar dibandingkan dengan di sungai Mandapraja. Sungai Cisaat dan Mandapraja berpotensi untuk dilakukan pemanenan, dimana pemanenan dapat dilakukan sejak tahun ketiga karena laju pertumbuhan intrinsik yang tinggi dengan rincian kuota panen untuk tukik jantan 14 individu, tukik betina 30 individu, dewasa muda jantan 28 individu, dewasa muda betina 59 individu, dewasa jantan 17 individu dan dewasa betina 36 individu. PLK dapat digunakan untuk menduga tingkat reproduktif labi-labi dimana kelas umur yang paling banyak menghasilkan telur dengan kualitas baik adalah dari dewasa (PLK 20-40 cm) dengan rentang usia 9-12 tahun. Berdasarkan hasil penelitian parameter lingkungan, tingkat adaptif labi-labi tinggi sehingga dapat hidup dalam rentang yang luas (cosmopolitan). Tekanan terhadap populasi labi-labi akibat adanya panen komersial dapat ditahan dengan membatasi panen beberapa waktu dalam delapan tahun, sehingga dapat mengalihkan dampak panen dari kelompok kritis seperti betina dewasa yang produktif. Asiatic softshell turtle (Amyda cartilaginea) is a reptile that has large populations in nature, therefore they are often harvested for sale on national and international scales. Quotas are principally the use of several harvestable populations by considering the actual population size available in nature and still maintaining sustainability to keep it from extinction and make sure there is no overharvesting. Until today, the determination of the amount of Asiatic softshell turtle that could be harvested is not available, especially in West Java, Whereas Asiatic softshell turtle potential in West Java is appreciable.
The population could be maintained if the death rate is balanced with the birth rate, therefore we use the Minimum Viable Population (MVP) approach as the basis for determining sustainable harvest quotas. MVP value obtained from demographic parameter calculation (birth, mortality, age structure, population size sex ratio, and fecundity). Other than the MVP approach, sustainable harvest quota also could be predicted by using a morphometric approach (carapace circumference length, carapace circumference width, plastron length, and plastron width).
Data collection for turtle population density used the Catch Per Unit Effort (CPUE) method. Furthermore, the turtle samples were divided based on age class and sex. The results showed that the population size caught in the Mandapraja River was 41 individuals (11 hatchlings, 17 young adults and 13 adults), while in the Cisaat River there were 65 individuals (16 hatchlings, 28 young adults and 21 adults). The sex ratio in each group in both the Mandapraja River and the Cisaat River was not too different, namely 1:3 (1 male to 3 females). According to the result of this research, demographic parameter on both different research locations, where morphometrically Asiatic softshell turtle in Cisaat river bigger than in the Mandapraja river. Cisaat and Mandapraja river have potential to harvest the Asiatic Softshell Turtle, where it could be done after the third year because of the intrinsic growth, the details are 14 individual hatchling mal, 30 individuals hatchling female, 28 individuals young adult male, 59 individuals young adult female, 17 individuals adult male, and 36 individuals adult female. PLK could be used to predict reproductive level of Asiatic Softshell Turtle which group of age who has the highest number for producing eggs with best quality is from adult (PLK 20-40 cm) and the age range is from 9 to 12 years. Based on the nature parameter research, the adaptive level of Asiatic Softshell Turtle is high so they could live in a wide range (cosmopolitan). Pressure to the Asiatic softshell turtle population is caused from commercial harvest and it could be prevented by limiting harvest in several locations and/or several times in 8 years, so it could shifting harvest impacts away from critical groups such as productive adult females.
Collections
- MT - Forestry [1419]