Show simple item record

dc.contributor.advisorWidyastutik
dc.contributor.advisorFirdaus, Muhammad
dc.contributor.authorSetiawati, Inda Dwi
dc.date.accessioned2023-08-01T04:56:22Z
dc.date.available2023-08-01T04:56:22Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/122900
dc.description.abstractPariwisata merupakan sektor potensial dalam strategi pembangunan suatu negara. Sejak terjadi pandemi COVID-19, jumlah kunjungan wisatawan domestik Indonesia lebih stabil dibandingkan dengan kunjungan wisatawan mancanegara. Pariwisata domestik menjadi fokus pada kebijakan inward looking pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN). Namun, penelitian pariwisata yang melibatkan hubungan pariwisata domestik dan ekonomi regional masih jarang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis (1) hubungan antara pariwisata domestik terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia, (2) faktor-faktor yang menentukan permintaan pariwisata Indonesia dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan domestik, (3) faktor-faktor yang menentukan permintaan pariwisata Indonesia dilihat dari pengeluaran wisatawan domestik. Penelitian menggunakan data sekunder berupa data panel periode 2016-2020 dari 34 provinsi di Indonesia. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan kuantitatif. Hubungan pariwisata domestik dengan pertumbuhan ekonomi regional dilakukan dengan uji kausalitas granger dengan tahapan uji stasioneritas, uji kointegrasi, penentuan lag optimum, dan uji kausalitas granger. Faktor determinan pariwisata ditentukan dengan estimasi regresi data panel fixed effect model (FEM) yang telah melalui uji hausman dan telah memenuhi uji asumsi regresi klasik. Penambahan variabel anjungan tunai mandiri (ATM) digunakan untuk melihat sejauh mana perputaran uang tunai mampu mempengaruhi permintaan pariwisata di era keuangan digital. Variabel pengguna internet sebagai faktor pendorong pariwisata digunakan untuk melihat sejauh mana kemudahan informasi digital berkontribusi pada peningkatan pariwisata. Hubungan satu arah ditemukan antara total pengeluaran pariwisata domestik terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia, sesuai teori hubungan tourism led growth hypothesis (TLGH). Determinan pariwisata dari sisi kunjungan wisatawan dipengaruhi secara positif oleh pendapatan per kapita, promosi pariwisata oleh pemerintah, banyaknya akomodasi, objek daya tarik wisata (alam, budaya, buatan), dan dipengaruhi secara negatif oleh indeks harga konsumen (IHK) dan pengguna internet (INET). Sedangkan, determinan pariwisata dari sisi total pengeluaran pariwisata dipengaruhi secara positif oleh pendapatan per kapita, banyaknya fasilitas ATM, dan objek daya tarik wisata (alam, budaya, buatan), dan dipengaruhi secara negatif oleh IHK. Meskipun hubungan yang terjadi adalah TLGH, namun pendapatan per kapita mampu memberikan pengaruh positif pada kunjungan pariwisata domestik. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu daerah belum tentu dapat meningkatkan pendapatan per kapita secara bersamaan sehingga hubungan yang terjadi hanya hubungan searah dari pariwisata ke pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar determinan berpengaruh pada pariwisata domestik. Oleh karena itu, pemerintah daerah pada daerah-daerah dengan keunggulan pariwisata harus fokus pada faktor-faktor tersebut untuk meningkatkan ekspor pariwisata (baik dari kunjungan maupun pengeluaran) sehingga pertumbuhan ekonomi pada masing-masing daerah meningkat. Upaya pemerintah dalam peningkatan pendapatan perkapita dapat dilakukan dengan penyediaan lapangan kerja, namun upaya tersebut hanya akan berhasil dalam jangka panjang. Upaya pemerintah dalam jangka pendek, dapat dilakukan melalui peningkatan daya beli masyarakat akan pariwisata. Hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan biaya tiket masuk objek wisata, penghapusan retribusi, meningkatkan paket promo wisata, pengurangan pajak wisata sehingga biaya pariwisata akan menurun dan meningkatkan daya beli masyarakat akan pariwisata, yang berarti permintaan pariwisata akan meningkat. Pelestarian, revitalisasi dan fasilitasi infrastruktur oleh pemerintah pada objek daya tarik wisata alam dan budaya yang merupakan faktor endowment dilakukan untuk menjaga kelestarian destinasi tersebut. Objek daya tarik wisata buatan perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara masif, antara lain taman bermain, wisata kuliner, wisata halal, wisata hutan buatan, wisata olahraga alam, wisata pertanian, wisata peternakan dan lainnya. Anjungan Tunai Mandiri (ATM) merupakan sarana untuk mendapatkan uang tunai bagi para wisatawan khususnya di daerah terpencil. Peningkatan fasilitas akomodasi perlu mendapat dukungan dari pihak swasta, berupa investasi di sektor perhotelan maupun sektor jasa pendukung pariwisata lainnya (restoran, jasa perjalanan dan transportasi). Optimalisasi biaya promosi pariwisata oleh pemerintah melalui pengadaan event, dan MICE (meetings, incentives, converences and exhibitions) pariwisata, khususnya di provinsi dengan kunjungan wisatawan yang masih rendah.id
dc.description.sponsorshipBadan Pusat Statistikid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePeran dan Permintaan Sektor Pariwisata pada Ekonomi Regional Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordatmid
dc.subject.keyworddeterminants of tourismid
dc.subject.keywordexpensesid
dc.subject.keywordTLGHid
dc.subject.keywordvisitsid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record