Show simple item record

dc.contributor.advisorSyarief, Rizal
dc.contributor.advisorAsnawi, Yudha Heryawan
dc.contributor.advisorAmanah, Siti
dc.contributor.authorHaryati, Teti
dc.date.accessioned2023-07-31T05:46:53Z
dc.date.available2023-07-31T05:46:53Z
dc.date.issued2023-07-24
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/122853
dc.description.abstractIndonesia merupakan pasar yang potensial dengan jumlah penduduk sebanyak 270.203.917 jiwa dengan proporsi berdasarkan jenis kelamin yaitu 136.661.899 laki-laki dan 133.542.018 perempuan, dimana perempuan mendominasi dibandingkan laki-laki dalam hal proporsi. Proporsi perempuan yang besar memberikan peluang bagi kelompok ini untuk menjadi pelaku penggerak ekonomi sebagai pengusaha atau pelaku usaha. Terdapat fakta menarik bahwa tingkat kematian yang disebabkan oleh fenomena valley of death (lembah kematian) pada UMKM terutama pada tiga tahun operasinya cukup tinggi sehingga kondisi ini menjadi perhatian bagi UMKM untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi fenomena tersebut. Penelitian ini mencoba membuktikan apakah fenomena valley of death terjadi pada partisipan dalam penelitian ini. Sebagai langkah untuk membuktikannya, penelitian ini menganalisis peran kewirausahaan perempuan dalam skala mikro terhadap dua bidang usaha yaitu kuliner dan fesyen. Unit analisis penelitian ini adalah dua kelompok kewirausahaan perempuan yang terbagi menjadi wirausaha di bidang usaha kuliner dan fesyen. Kriteria lain terkait unit usaha adalah mikro. Salah satu ciri keberhasilan kewirausahaan adalah mempertahankan operasi bisnis yang menguntungkan selama lebih dari lima tahun. Penelitian dilakukan berdasarkan empat tahap yaitu tahap pertama, dilakukan studi pendahuluan melalui kajian literatur terkait tema kewirausahaan perempuan yang meliputi karakteristik, kelemahan, dan permasalahan yang dihadapi kewirausahaan perempuan dalam menjalankan bisnis mereka. Tahap kedua, menganalisis dan menggambarkan model bisnis yang sudah dijalankan, tahap ketiga, menganalisis kontribusi teknologi bisnis kewirausahaan perempuan, tahap keempat, menganalisis proyeksi bisnis kedepan, dan tahap kelima, menyusun model pengembangan bisnis wirausaha yang berkelanjutan di era digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan wirausaha memulai usaha karena perempuan wirausaha memaknai bisnis sebagai sesuatu yang bersifat dinamis, oleh sebab itu perlu ada penyesuaian terhadap pasar, Agen, Reseller, mitra (penguatan saluran distribusi) dan dorongan motivasi internal (keinginan untuk belajar). Motif perempuan wirausaha berbisnis disebabkan karena Loyalitas terhadap produk yang ditawarkan dan motivasi internal (mengup-grade dan keinginan terus belajar). Sementara itu kelemahan yang ditemui adalah pada aspek infrastruktur manajemen (key resource, key activities, dan key partnership, Key resource) dan cyber crime sebagai dampak komunikasi digital. Kekuatan Bisnis kewirausahaan perempuan lebih kepada kemampuan yang tinggi dalam mengelola bisnis dan pengambilan keputusan. Perempuan dapat situasional menentukan keputusan dalam bisnisnya seperti menentukan pasar, segmen, bahan baku, produksi, promosi, bahkan keputusan dalam mendesain kemasan pada produk yang akan ditawarkan masih menjadi keputusan perempuan. Semua kekuatan itu didasari oleh silaturahmi yang akhirnya membentuk modal sosial (social capital). Berdasarkan model bisnis dan feedback grid, bisnis perempuan wirausaha terbagi menjadi dua bidang usaha, yaitu kuliner dan fesyen. Model bisnis kuliner v yang sudah dilakukan dalam aspek value proposition, yaitu konsistensi terhadap kualitas produk, selalu menjaga customer relationship dengan baik Berdasarkan kondisi tersebut, ide yang ditawarkan adalah mengoptimalisasikan media sosial, meningkatkan partnership baik terhadap reseller maupun komunitas yang berasal dari konsumen potensial maupun bukan, serta menciptakan standard operating procedure (SOP). Sementara model bisnis bidang Fesyen yang sudah dilakukan lebih menitikberatkan pada customer segment yang jelas, channels, dan komunitas. Sementara aspek value proposition adalah up-date design dan bahan berkualitas. Berdasarkan kondisi tersebut, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara mendapatkan SDM yang baik, produksi yang harus banyak (customize) dan up-date design. Sehingga perubahan yang diperlukan adalah bagaimana memiliki petugas gerai yang baik dan kompeten, serta memiliki strategi untuk mengoptimalkan media sosial untuk promosi dan penjualan. Oleh sebab itu, ide yang disarankan adalah mengoptimalkan media sosial, memberikan bonus untuk SDM, melakukan survei pelanggan, dan terbuka untuk dapat mengadopsi teknologi baru. Berdasarkan analisis kontribusi komponen teknologi yang terbagi dalam empat komponen (technoware, humanware, infoware, dan orgaware), kunci kesuksesan usaha yang dikelola perempuan wirausaha berasal dari infoware dan humanware. Aspek technoware serta orgaware dari usaha yang dikelola masih lemah, sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan kemampuan kedua hal tersebut. Aspek humanware dan infoware perempuan wirausaha merupakan tulang punggung bisnis yang selama ini berjalan. Berdasarkan hasil analisis profil kewirausahaan perempuan, bisnis model, dan analisis kontibusi teknologinya, rekomendasi strategi dihasilkan dengan mempertimbangkan lima unsur dalam diamond analysis terfokus kepada lima unsur utama yang terintegrasi satu dengan yang lain menjadi sesuatu yang divisualisasikan sebagai diamond. Unsur-unsur tersebut meliputi arena, vehicle, differentiator, staging dan economic logic. Selanjutnya, Sebuah bisnis bukan sekedar jual beli, tapi bagaimana menciptakan nilai. Proses penciptaan nilai pelanggan dapat dilakukan jika bisnis dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya secara optimal untuk menciptakan keunggulan bersaing. Apalagi berlaku untuk sektor usaha mikro, dimana faktor konsumen tidak lepas dari perhitungan dan dasar kualitas yang disajikan oleh organisasi bisnis, baik jasa maupun barang. Usaha mikro kuliner dan fesyen juga dapat menciptakan nilai sesuai dengan kebutuhan konsumen. Penciptaan nilai adalah sesuatu yang membedakan satu organisasi bisnis dari organisasi bisnis lainnya, menarik minat pelanggan potensial, dan merupakan salah satu alasannya. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, untuk usaha mikro yang dijalankan oleh perempuan wirausaha perlu memperhatikan persona konsumen yang dituju. Hal-hal lain, seperti pembeda produk, tidak diragukan lagi terkait dengan user-persona. Untuk pementasan perlu mendapat perhatian lebih agar produk bisa bertahan untuk jangka panjang. Logika ekonomi, strategi yang digunakan adalah biaya rendah dan efisiensi sehingga produk dapat bersaing dengan produk lain.
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcEra Digital, Keberlanjutan Bisnis, Kewirausahaan Perempuan, Pengembangan Bisnis, Strategiid
dc.titleModel Strategi Pengembangan Kewirausahaan Perempuan yang Berkelanjutan di Era Digitalid
dc.title.alternativeModel of Sustainable Women's Entrepreneurship Development Strategy in the Digital Eraid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordBusiness Developmentid
dc.subject.keywordDigital-Era, Strategyid
dc.subject.keywordSustainabilityid
dc.subject.keywordWomen's Entrepreneurshipid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record