| dc.description.abstract | Indonesia merupakan pasar yang potensial dengan jumlah penduduk
sebanyak 270.203.917 jiwa dengan proporsi berdasarkan jenis kelamin yaitu
136.661.899 laki-laki dan 133.542.018 perempuan, dimana perempuan
mendominasi dibandingkan laki-laki dalam hal proporsi. Proporsi perempuan yang
besar memberikan peluang bagi kelompok ini untuk menjadi pelaku penggerak
ekonomi sebagai pengusaha atau pelaku usaha. Terdapat fakta menarik bahwa
tingkat kematian yang disebabkan oleh fenomena valley of death (lembah
kematian) pada UMKM terutama pada tiga tahun operasinya cukup tinggi sehingga
kondisi ini menjadi perhatian bagi UMKM untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi fenomena tersebut. Penelitian ini mencoba membuktikan apakah
fenomena valley of death terjadi pada partisipan dalam penelitian ini. Sebagai
langkah untuk membuktikannya, penelitian ini menganalisis peran kewirausahaan
perempuan dalam skala mikro terhadap dua bidang usaha yaitu kuliner dan fesyen.
Unit analisis penelitian ini adalah dua kelompok kewirausahaan perempuan
yang terbagi menjadi wirausaha di bidang usaha kuliner dan fesyen. Kriteria lain
terkait unit usaha adalah mikro. Salah satu ciri keberhasilan kewirausahaan adalah
mempertahankan operasi bisnis yang menguntungkan selama lebih dari lima tahun.
Penelitian dilakukan berdasarkan empat tahap yaitu tahap pertama, dilakukan studi
pendahuluan melalui kajian literatur terkait tema kewirausahaan perempuan yang
meliputi karakteristik, kelemahan, dan permasalahan yang dihadapi kewirausahaan
perempuan dalam menjalankan bisnis mereka. Tahap kedua, menganalisis dan
menggambarkan model bisnis yang sudah dijalankan, tahap ketiga, menganalisis
kontribusi teknologi bisnis kewirausahaan perempuan, tahap keempat,
menganalisis proyeksi bisnis kedepan, dan tahap kelima, menyusun model
pengembangan bisnis wirausaha yang berkelanjutan di era digital.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan wirausaha
memulai usaha karena perempuan wirausaha memaknai bisnis sebagai sesuatu yang
bersifat dinamis, oleh sebab itu perlu ada penyesuaian terhadap pasar, Agen,
Reseller, mitra (penguatan saluran distribusi) dan dorongan motivasi internal
(keinginan untuk belajar). Motif perempuan wirausaha berbisnis disebabkan karena
Loyalitas terhadap produk yang ditawarkan dan motivasi internal (mengup-grade
dan keinginan terus belajar). Sementara itu kelemahan yang ditemui adalah pada
aspek infrastruktur manajemen (key resource, key activities, dan key partnership,
Key resource) dan cyber crime sebagai dampak komunikasi digital. Kekuatan
Bisnis kewirausahaan perempuan lebih kepada kemampuan yang tinggi dalam
mengelola bisnis dan pengambilan keputusan. Perempuan dapat situasional
menentukan keputusan dalam bisnisnya seperti menentukan pasar, segmen, bahan
baku, produksi, promosi, bahkan keputusan dalam mendesain kemasan pada produk
yang akan ditawarkan masih menjadi keputusan perempuan. Semua kekuatan itu
didasari oleh silaturahmi yang akhirnya membentuk modal sosial (social capital).
Berdasarkan model bisnis dan feedback grid, bisnis perempuan wirausaha
terbagi menjadi dua bidang usaha, yaitu kuliner dan fesyen. Model bisnis kuliner
v
yang sudah dilakukan dalam aspek value proposition, yaitu konsistensi terhadap
kualitas produk, selalu menjaga customer relationship dengan baik Berdasarkan
kondisi tersebut, ide yang ditawarkan adalah mengoptimalisasikan media sosial,
meningkatkan partnership baik terhadap reseller maupun komunitas yang berasal
dari konsumen potensial maupun bukan, serta menciptakan standard operating
procedure (SOP). Sementara model bisnis bidang Fesyen yang sudah dilakukan
lebih menitikberatkan pada customer segment yang jelas, channels, dan komunitas.
Sementara aspek value proposition adalah up-date design dan bahan berkualitas.
Berdasarkan kondisi tersebut, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara
mendapatkan SDM yang baik, produksi yang harus banyak (customize) dan up-date
design. Sehingga perubahan yang diperlukan adalah bagaimana memiliki petugas
gerai yang baik dan kompeten, serta memiliki strategi untuk mengoptimalkan media
sosial untuk promosi dan penjualan. Oleh sebab itu, ide yang disarankan adalah
mengoptimalkan media sosial, memberikan bonus untuk SDM, melakukan survei
pelanggan, dan terbuka untuk dapat mengadopsi teknologi baru.
Berdasarkan analisis kontribusi komponen teknologi yang terbagi dalam
empat komponen (technoware, humanware, infoware, dan orgaware), kunci
kesuksesan usaha yang dikelola perempuan wirausaha berasal dari infoware dan
humanware. Aspek technoware serta orgaware dari usaha yang dikelola masih
lemah, sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan kemampuan kedua hal
tersebut. Aspek humanware dan infoware perempuan wirausaha merupakan tulang
punggung bisnis yang selama ini berjalan. Berdasarkan hasil analisis profil
kewirausahaan perempuan, bisnis model, dan analisis kontibusi teknologinya,
rekomendasi strategi dihasilkan dengan mempertimbangkan lima unsur dalam
diamond analysis terfokus kepada lima unsur utama yang terintegrasi satu dengan
yang lain menjadi sesuatu yang divisualisasikan sebagai diamond. Unsur-unsur
tersebut meliputi arena, vehicle, differentiator, staging dan economic logic.
Selanjutnya, Sebuah bisnis bukan sekedar jual beli, tapi bagaimana menciptakan
nilai. Proses penciptaan nilai pelanggan dapat dilakukan jika bisnis dapat
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya secara optimal untuk menciptakan
keunggulan bersaing. Apalagi berlaku untuk sektor usaha mikro, dimana faktor
konsumen tidak lepas dari perhitungan dan dasar kualitas yang disajikan oleh
organisasi bisnis, baik jasa maupun barang. Usaha mikro kuliner dan fesyen juga
dapat menciptakan nilai sesuai dengan kebutuhan konsumen. Penciptaan nilai
adalah sesuatu yang membedakan satu organisasi bisnis dari organisasi bisnis
lainnya, menarik minat pelanggan potensial, dan merupakan salah satu alasannya.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, untuk usaha mikro yang
dijalankan oleh perempuan wirausaha perlu memperhatikan persona konsumen
yang dituju. Hal-hal lain, seperti pembeda produk, tidak diragukan lagi terkait
dengan user-persona. Untuk pementasan perlu mendapat perhatian lebih agar
produk bisa bertahan untuk jangka panjang. Logika ekonomi, strategi yang
digunakan adalah biaya rendah dan efisiensi sehingga produk dapat bersaing
dengan produk lain. | |