Show simple item record

dc.contributor.advisorWiroatmodjo, Joedojono
dc.contributor.advisorIswandi, Anas
dc.contributor.advisorMattjik, A. Ansori
dc.contributor.authorRustikawati
dc.date.accessioned2023-07-29T13:35:02Z
dc.date.available2023-07-29T13:35:02Z
dc.date.issued1994
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/122787
dc.description.abstractPenelitian dilakukan pada tanah Podsolik Merah Kuning di Bengkulu. Penelitian lapang disusun berdasarkan Rancangan Petak Terpisah (strip pidt design) yang diulang tiga kali dalam kelompok. Dosis kapur 0.00, 0.75, 1.50 dan 2.25 ton ha-1 atau 0.0, 0.5, 1.0 dan 1.5 setara penetralan Al-dd sebagai faktor vertikal. Sedangkan faktor horisontal adalah cara pengendalian gulrna, yaitu tanpa pengendalian (kontrol), pengendalian manual 20 dan 40 hari setelah tanam (HST), pengendalian dengan alaklor 1.5 kg b.a. ha-1, alaklor 3.0 kg b.a. ha-1, metolaklor 2.0 kg b.a. ha-1 dan metolaklor 4.0 kg b.a. ha-1. Untuk menentukan persistensi herbisida dilakukan uji bioassay di rumah kaca. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian kapur terhadap dinamika populasi gulma, persistensi herbisida pratumbuh dan melihat interaksi pengendalian gulrna dengan kapur yang menyebabkan pertumbuhan dan produksi kedelai terbaik. Gulma dominan pada areal penelitian adalah Borreria alata dengan nilai JND 35 persen pada 2 minggu setelah tanam {MST) kemudian meningkat hingga 45 persen pada 10 MST. Tidak terjadi pergeseran spesies dominan dari 2 MST sampai 10 MST. Perlakuan penyiangan manual paling efektif menekan populasi, bobot kering dan penutupan gulma. Perlakuan penyiangan maupun pengapuran tidak berpengaruh terhadap tinggi dan indek luas daun kedelai. Pengaruh penyiangan nyata terhadap bobot kering tanaman pada 10 MST. Perlakuan terbaik adalah alaklor 3.0 kg. Produksi kedelai per petak 2m X 3m tidak dipengaruhi oleh perlakuan penyiangan. Produksi meningkat dengan meningkatnya pernberian kapur sampai taraf 1.50 ton ha-1 (setara penetralan 1.0 Al-dd). Pengapuran 2.25 ton ha-1 {setara penetralan 1.5 Al-dd) tidak lagi meningkatkan produksi secara nyata. Peningkatan tersebut disebabkan karena meningkatnya bobot 100 butir pada perlakuan pengapuran. Pengapuran hingga 1.50 ton ha-1 menurunkan persistensi herbisida di dalam tanah. Pada tingkat kapur 2.25 ton persistensi meningkat lagi. Berdasarkan hasil analisis lintasan, pengaruh langsung terbesar yang menentukan konsentrasi herbisida di dalam tanah adalah Ca-dd dan mikroorganisme tanah dengan koefisien lintas (C) berturut-turut 0.8832 dan -0.8610.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcSoybeanid
dc.subject.ddcPodsolicid
dc.subject.ddcWeedid
dc.titlePengaruh pemberian kapur pada tanah podsolik merah kuning terhadap dinamika populasi gulma dan persitensi herbisida pratumbuh pada pertanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr.)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordGlycine maxid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record