Perhitungan Limpasan Permukaan dan Evapotranspirasi berdasarkan Neraca Air pada Pertanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.)
Abstract
Ketersediaan air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan serta produksi tanaman kentang. Tanaman kentang cukup banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman kentang biasa dibudidayakan pada ketinggian lebih dari 1000 m dpl dengan tingkat kemiringan yang cukup tinggi. Kondisi ini mempengaruhi ketersediaan air untuk pertumbuhan tanaman kentang. Tujuan penelitian ini adalah menghitung kehilangan air melalui evapotranspirasi dan limpasan permukaan pada tanaman kentang dengan menggunakan neraca air. Penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2009 sampai Maret 2010 di Kebun Percobaan Balitbiogen Pacet-Cipanas, Cianjur. Perhitungan kehilangan air pada tanaman kentang dilakukan dengan pendekatan neraca air dengan persamaan ETat+Rot = θt-1-θt+Pt, dimana θt = kadar air tanah hari ke t, θt-1 = kadar air hari ke t-1, dan ETat+Rot = kehilangan air karena evapotranspirasi aktual dan runoff hari ke t. Evapotranspirasi actual diasumsikan sebesar 4 mm/hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi dimana curah hujan tinggi, terjadi runoff yang besar karena kapasitas infiltrasi dan perkolasi yang terbatas, dan tetap terjadi evapotranspirasi. Hal ini dapat mengurangi kadar air tanah selama masa pertumbuhan tanaman kentang. Kadar air tanah yang lebih tinggi menghasilkan laju pertumbuhan tanaman kentang yang lebih tinggi walaupun jarak tanamnya lebih rapat. Di samping kadar air tanah, ukuran bibit sangat menentukan hasil panen kentang.