Keterkaitan Revegetasi dengan Karakteristik Sifat Tanah pada Lahan Pascatambang Tembaga di Nusa Tenggara Barat
Date
2023Author
Pranata, Zahir Surya
Widjaja, Hermanu
Suryaningtyas, Dyah Tjahyandari
Metadata
Show full item recordAbstract
Sumberdaya mineral dan batu bara di Indonesia sebagian besar terdapat pada lapisan bumi yang dekat permukaan tanah, oleh karena itu penambangannya banyak dilakukan dengan cara terbuka (open pit mine methode). Salah satu perusahaan pertambangan yang masih aktif beroperasi di Indonesia adalah PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT). PT AMNT mengelola kegiatan penambangan di Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat, dengan produk utama berupa konsentrat tembaga yang kemudian menghasilkan produk sampingan berupa emas. Selain memberikan devisa, aktivitas pertambangan dapat memberikan dampak yang merugikan bagi lingkungan antara lain berupa kerusakan lahan. Untuk mengatasi kerusakan lahan bekas tambang perlu dilakukan reklamasi. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Salah satu bentuk usaha reklamasi adalah revegetasi, yaitu proses pengembalian fungsi tanah setelah penggalian selesai, paling sering dicapai dengan membangun vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik sifat fisik dan kimia tanah dari lahan pasca reklamasi tambang PT. Amman Mineral Nusa Tenggara dalam periode waktu 8 tahun dan membandingkannya dengan tanah pada hutan alami. Penelitian dilakukan meliputi studi pustaka serta analisis dan interpretasi data. Setelah penanaman vegetasi berhasil dilakukan, proses pembentukan tanah dimulai. Berdasarkan hasil penelitian terjadi pembentukan agregat tanah dengan struktur pori baru. Secara kimia dapat ditunjukkan bahwa proses pelapukan overburden masih dalam tahap awal ditunjukkan oleh antara lain nilai kejenuhan basa berkisar antara 82,59% hingga 93,64%, dan Ca berkisar antara 10,77% hingga 19,26%. Proses tanah penting lain yang terjadi di dalam tanah bekas tambang yang diteliti adalah akumulasi bahan organik. Hal ini berkaitan dengan pengaruh revegetasi yang ditunjukkan oleh peningkatan kadar C-organik dan N total pada lapisan atas walaupun masih lebih rendah dari pada hutan alami. Most of the mineral and coal resources in Indonesia are found in the earth's layers which are near the ground surface, therefore mining activities are mostly done with open pit mine methode. One mining company that is still actively operating in Indonesia is PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT). PT AMNT manages mining activities in Batu Hijau, West Nusa Tenggara, with the main product in the form of copper concentrate which then produces a by-product in the form of gold. Apart from providing foreign exchange, mining activities can have a disadvantageous impact on the environment, including land damage. To overcome the damage to ex-mining land, it is necessary to do reclamation. Reclamation is an activity carried out throughout the stages of the mining business to organize, restore and improve the quality of the environment and ecosystem so that they can function again according to their designation. One form of reclamation efforts is revegetation The purpose of this research is to learn the soil chemical and physical characteristics from post-mining reclamation land of PT Amman Mineral Nusa Tenggara in 8 years of period and compare it to soil in natural forest. This research was carried out covering literature studies as well as data analysis and interpretation. After successful planting of vegetation, the process of forming ex-mining soil begins to occur. Based on the research results, there was the formation of soil aggregates with new pore structures. Chemically, it can be shown that the overburden weathering process is still in its early stages as indicated by base saturation value ranging from 82.59% to 93.64%, and Ca ranging from 10.77% to 19.26%. Another important soil process that occurs in the ex-mining soil studied is the accumulation of organic matter. This is related to the effect of revegetation, which is shown by the increased levels of organic-C and total-N in the top layer, although they are still lower than in natural forest.