Model Simulasi Pemanfaatan Lahan Hutan di BKPH Parungpanjang KPH Bogor
Abstract
Perhutani sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang kehutanan memiliki visi dan misi yaitu menjadi pengelola hutan lestari guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan perusahaan berkelanjutan. BKPH Parungpanjang memiliki Luas 5.365,24 ha yang terdiri dari 3 RPH yaitu Tenjo, Maribaya, jagabaya. Masih terdapat banyak lahan kosong di daerah BKPH Parungpanjang dengan pengelolaan yang belum optimal. Agroforestri merupakan salah satu bentuk penggunaan lahan secara multitajuk yang terdiri dari campuran pepohonan, semak dengan atau tanaman semusim. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan menyusun model simulasi dalam pengelolaan potensi tegakan di BKPH Parungpanjang dengan tanaman agroforestri dan menentukan skenario terbaik yang dapat meningkatkan pendapatan perum perhutani serta masyarakat yang terlibat. Dalam penyusunan model simulasi dilakukan identifikasi isu, tujuan, dan Batasan, konseptualisasi model, spesifikasi model, evaluasi model, serta penggunaan model. Selanjutnya dilakukan analisis kelayakan usaha berdasarkan kriteria Net Present Value (NPV) dan Benefit Cost Ratio (BCR) menggunakan aplikasi Stella 9.02. Isu dan perumusan masalah yang diangkat dalam pemodelan simulasi ini yaitu untuk meningkatkan pendapatan BKPH Parungpanjang dalam memanfaatkan lahan hutan dengan mengembangkan sistem Agroforestri. Tujuan dari penyusunan model simulasi ini adalah untuk mendapatkan model simulasi terbaik berdasarkan nilai NPV dan BCR melalui skenario yang telah dibuat. Skenario terbaik untuk dapat dikelola oleh BKPH Parungpanjang yang bekerjasama dengan masyarakat sekitar hutan adalah skenario 4 yaitu perusahaan mengelola usaha HHK berupa kayu Jati Plus Perhutani ditambah dengan pengelolaan agroforestri Jambu Kristal, dan Pepaya California. Pendapatan BKPH Parungpanjang dengan skenario 4 memiliki nilai NPV tertinggi yaitu sebesar Rp 255.392.948.371 dan BCR sebesar 2,10 dengan suku bunga Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar 8,25% selama jangka simulasi yaitu sepuluh tahun. Perhutani, as a State-Owned Enterprise (BUMN) in the forestry sector, has a vision and mission: to become a sustainable forest manager in order to generate profits and ensure sustainable company growth. BKPH Parungpanjang has an area of 5,365.24 hectares, consisting of 3 RPHs namely Tenjo, Maribaya, and Jagabaya. There are still many vacant lands in the Parungpanjang BKPH area that are managed sub-optimally. Agroforestry is a form of land use that involves a combination of trees, shrubs, and annual crops. The purpose of this research is to analyze and develop a simulation model for managing potential stands at BKPH Parungpanjang using agroforestry plants and determining the best scenario to increase the income of Perum Perhutani and the people involved. During the preparation of the simulation model, the identification of issues, objectives, and limitations, conceptualization of the model, specification of the model, evaluation of the model, and utilization of the model are carried out. Furthermore, a business feasibility analysis was conducted based on the criteria of Net Present Value (NPV) and Benefit Cost Ratio (BCR) using the Stella 9.02 application. The main issue and problem formulation in this simulation modeling is to increase the income of BKPH Parungpanjang by utilizing forest land through the development of an agroforestry system. The purpose of developing this simulation model is to obtain the best simulation model based on NPV and BCR values from the created scenarios. The best scenario to be managed by BKPH Parungpanjang in collaboration with the communities around the forest is scenario 4, where the company manages the Timber Forest Product business in the form of Perhutani's Teak Plus wood coupled with the agroforestry management of Crystal Guava and California Papaya. The income of BKPH Parungpanjang with scenario 4 has the highest NPV value of IDR 255,392,948,371 and a BCR of 2.10, considering the Bank Negara Indonesia (BNI) interest rate of 8.25% during the ten-year simulation period.
Collections
- UT - Forest Management [2977]