| dc.description.abstract | Bentuk pencegahan penurunan populasi rusa timor di habitat aslinya adalah
menerapkan konservasi eksitu berupa penangkaran yang sudah banyak dilakukan
di Indonesia. Rusa timor merupakan satwa yang memiliki nilai ekonomis dan
prospek yang baik dalam hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena selain
daging yang dapat dikonsumsi, ranggah muda atau velvet rusa timor juga bisa
dimanfaatkan sebagai obat. Namun, pemenuhan kebutuhan daging rusa yang resmi
masih dilakukan dengan cara impor karena ketersediaan di dalam negeri masih
terbatas. Hal tersebut dikarenakan rusa timor di luar negeri sudah menjadi hewan
ternak. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam mencapai keberhasilan
penangkaran rusa timor adalah manajemen pengelolaan yang dapat menjamin
kesejahteraan satwa seperti makan dan minum, serta kebutuhan untuk
mengekspresikan perilaku alaminya. Faktor penting lain penentu keberhasilan suatu
pengelolaaan penangkaran sangat tergantung pada upaya pemanenen dan waktu
pemanenannya, sehingga pertanyaan yang perlu kehati-hatian dan kajian ilmiah
oleh pengelola adalah kuantitas satwa yang bisa dipanen dari populasi setiap
tahunnya.
Nusa Tenggara Barat merupakan daerah yang ideal untuk pelestarian rusa
timor dan salah satu unit penangkaran terbesar yang ada di Nusa Tenggara Barat
adalah Sadhana Arifnusa. Penangkaran tersebut masih baru dan memiliki tujuan
menjadi institusi penyedia bibit rusa timor sebagai bentuk pelestarian plasma nutfah,
sarana pendidikan dan penelitian, rekreasi, serta pemanfaatan secara komersial.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan aspek teknis pengelolaan
penangkaran Sadhana Arifnusa, Menentukan kuota panen rusa timor berdasarkan
nilai break-even point (BEP) dan kelestarian populasi di penangkaran Sadhana
Arifnusa, dan menganalisis kelayakan finansial penangkaran rusa timor Sadhana
Arifnusa berdasarkan skema penyembelihan dan skema tanpa penyembelihan.
Penelitian ini dilakukan di penangkaran rusa timor Sadhana Arifnusa
Kabupaten Lombok Timur pada bulan Agustus – September 2022. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak
pengelola dan petugas kandang, serta studi literatur. Data aspek teknis pengelolaan
penangkaran dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif untuk selanjutnya
ditentukan tingkat kualifikasi penangkaran tergolong baik atau buruk. Data kuota
panen berdasarkan break-even point (BEP) menggunakan analisis nilai biaya tetap,
biaya variabel, dan harga ekonomis rusa timor hidup. Data kuota panen berdasarkan
kelestarian populasi di penangkaran menggunakan analisis laju pertumbuhan
eksponensial, laju pemanenan, dan ukuran populasi yang harus tersedia pada saat
pemanenan. Sementara itu, kelayakan finansial dianalisis menggunakan 4 (empat)
metode meliputi net present value (NPV), benefit cost ratio (BCR), internal rate of
return (IRR), dan payback period (PP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan aspek teknis penangkaran
Sadhana Arifnusa sudah tergolong baik dan memenuhi prinsip kesejahteraan satwa
(animal welfare) dan berhasil berkembang biak hingga menghasilkan generasikeuda (F2). Namun, pengelolaan aspek reproduksi belum dilakukan secara
maksimal karena perkawinan hingga pemeliharaan anakan rusa dilakukan secara
alami sehingga tingkat inbreeding tinggi, eartag belum dilakukan pada seluruh
individu, dan nisbah kelamin yang belum optimum. Kuota panen berdasarkan
break-even point dengan kegiatan pemanenan dilakukan sebanyak satu kali dalam
setahun adalah lima individu, sedangkan kuota panen berdasarkan kelestarian
populasi dengan kegiatan pemanenen dilakukan sebanyak satu kali dalam setahun
adalah dua individu. Berdasarkan nilai finansial skema tanpa pemotongan dan
skema dengan pemotongan, dapat dikatakan bahwa usaha penangkaran rusa timor
berpotensi menguntungkan dan layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV
sebesar Rp. 428.748.935 dan Rp. masing-masing 934.136.423; nilai BCR masingmasing 1,66 dan 2,46; Nilai IRR masing-masing 28,89% dan 32,89%, serta
kemampuan mengembalikan investasi setelah 4,6 tahun dan 5,1 tahun. | id |