Show simple item record

dc.contributor.advisorSutakaria, Jusup
dc.contributor.advisorSuseno, Rusmilah
dc.contributor.advisorMugnisjah, Wahyu Qamara
dc.contributor.authorSoekarno, Bonny Poernomo Wahyu
dc.date.accessioned2023-07-17T15:18:23Z
dc.date.available2023-07-17T15:18:23Z
dc.date.issued1993
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/122114
dc.description.abstractPadi merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Oleh sebab itu tiap faktor yang mempengaruhi tingkat produksi sangat penting untuk diperhatikan. Salah satu kendala produksi padi adalah ketersediaan benih padi bermutu. Penyakit benih merupakan salah satu faktor agroekologis yang mempengaruhi mutu benih. Salah satu patogen terbawa benih padi adalah Alternaria padwickii (Ganguly) Ellis. Patogen tersebut termasuk kelompok cendawan yang sering ditemukan menginfeksi benih padi dengan tingkat infeksi yang tinggi. Namun demikian, sampai saat ini belum terungkap jelas pengaruh patogen tersebut terhadap pertumbuhan tanaman padi dan kehilangan basil di lapang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara benih padi yang terinfeksi A. padwickii dengan tingkat pertumbuhan tanaman padi. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian yang dilakukan terdiri atas tiga kegiatan percobaan, yaitu: (1) Pengujian pengaruh infeksi A. padwickii terhadap daya berkecambah benih . Pengujian tersebut menggunakan metode "Cassette". (2). Infeksi A. padwickii di pembibitan. Pengujian tersebut dilakukan di rumah kaca dan menggunakan tanah sawah steril. (3) Deteksi penularan infeksi A. padwickii dari benih ke tanaman padi. Metode yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah metode kertas hisap dan metode pertumbuhan kecambah. Benih yang digunakan dalam ketiga percobaan tersebut adalah benih padi varietas Cisadane dan varietas Dodokan yang berasal dari Kebun Percobaan Muara. Hasil pengujian dengan metode "Cassette" untuk varietas Cisadane dan Dodokan menunjukkan daya berkecambah benih masih tinggi yaitu masing-masing rata-rata perkecambahannya 90% dan 91 %. Pada percobaan tersebut kecambah normal yang terinfeksi A. padwickii menunjukkan pertumbuhan daun pertama dan akar yang terhambat dibandingkan dengan kecambah tanpa infeksi patogen tersebut. Pada varietas Cisadane, panjang daun pertama dari kecambah terinfeksi lebih pendek daripada kecambah tanpa infeksi, yaitu masing-masing 3.8 - 4.7 cm (rata-rata 4.25 cm) dan 4.8 - 6.2 cm (rata-rata 5.45 cm). Hal serupa terjadi pula pada varietas Dodokan, panjang daun pertama kecambah terinfeksi 5.59 - 7.9 cm (rata-rata 6.85 cm) dan kecambah tanpa infeksi 6.3 - 7.5 cm (rata-rata 6.9 cm). Rata-rata panjang akar kecambah normal terinfeksi lebih pendek dibandingkan dengan kecambah tanpa infeksi. Panjang akar kecambah yang terinfeksi dan tanpa infeksi masing-masing 12.5 - 15.8 cm (rata-rata 14.23 cm) dan 13.8 - 15.6 cm (rata-rata 14.7 cm) pada varietas Cisadane, sedangkan pada varietas Dodokan masing-masing 9.4 - 14.4 cm (rata-rata 11.6 cm) dan 13.2 - 15.6 cm (rata-rata 14.78).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcField cropsid
dc.subject.ddcRiceid
dc.subject.ddcRice fungiid
dc.titleStudi penularan Alternaria padwichii (ganguly) Ellis yang terbawa benih padi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanamanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAlternaria padwichiiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record