Show simple item record

dc.contributor.advisorHardjowigeno, Sarwono
dc.contributor.advisorSatari, Achmad M.
dc.contributor.advisorAdhi, I P. G. Widjaya
dc.contributor.authorRachim, Djunaedi Abdul
dc.date.accessioned2023-07-11T13:54:59Z
dc.date.available2023-07-11T13:54:59Z
dc.date.issued1989
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/121471
dc.description.abstractPeta tanah detail dimaksudkan untuk tujuan-tujuan praktis dalam perencanaan pelaksanaan bidang pertanian dan keteknikan. Oleh karenanya ia memerlukan ketelitian tinggi baik secara taksonomik maupun kartografik. Hal ini hanya dapat dicapai jika metode pemetaan serta faktor-faktor lainnya yang berkaitan cukup baik. Jika pemetaan tanah detail dilakukan kurang teliti, dapat menyebabkan keragaman satuan peta meningkat. Keragaman tanah dapat menurunkan kualitas peta tanah dan menjadi hambatan dalam penggu- naannya. Jika dalam satuan peta tanah terdapat perbedaan tanah yang besar maka ia tidak dapat dikelola dengan cara yang sama. Di Indonesia metode pemetaan tanah detail atau semi detail biasa menggunakan sistem grid sistematik. Secara konvensional tiap satuan peta diwakili oleh satu atau dua profil pewakil. Metode yang serupa telah digunakan dalam pemetaan tanah detail di Kebun Percontohan Blok Babakan, Desa Sukajaya, di kaki Gunung Salak. Masalah yang sering dipertanyakan, apakah sifat-sifat tanah yang dicerminkan pedon pewakil dapat mengatasi keragaman area anisotrofik di lapangan, mengingat sesuai dengan faktor-faktor pembentuknya, tanah mempunyai keragaman sifat-sifat secara spasial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi (1) ketelitian pemetaan tanah detail yang menggunakan metode sistem grid sistematik; (2) karakteristik ragam spasial satuan peta tanah detail; dan (3) kemampuan pedon pewakil menduga nilai tengah sifat-sifat satuan peta tanah. Untuk mencapai tujuan tersebut telah digunakan metode pengamatan lapang sistem transek dan pendekatan lanskap serta metode penarikan contoh tersarang. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa metode grid sistematik kurang mampu memantau perubahan-perubahan pola lanskap sehingga terdapat penyimpangan-penyimpangan dalam hal (a) ketelitian kartografik, (b) batas-batas satuan peta, dan (c) satuan peta tanah itu sendiri. Metode transek dan pendekatan lanskap lebih mampu memantau perubahan-perubahan bentuk dan kemiringan lereng yang terkait pada pola lanskapnya. Secara spasial keragaman sifat-sifat tanah di daerah penelitian lebih banyak disebabkan oleh sifat-sifat yang diturunkan secara geologik. Dengan metode transek dan pendekatan lanskap satuan peta yang dihasilkan cukup homogen secara spasial, dan efisiensi pemetaan cukup tinggi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcSoilid
dc.subject.ddcSoil surveysid
dc.titleEvaluasi ketelitian pemetaan tanah detail dan keragaman spasial tanah pada dua satuan peta di daerah Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordTopographyid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record