dc.description.abstract | Bawang merah menjadi salah satu komoditas hortikultura yang termasuk ke
dalam komoditas unggulan nasional. Hal ini dibuktikan dengan memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan PDB sebesar 8,31%. Namun, harga bawang
merah yang cenderung berfluktuasi dapat menimbulkan terjadinya volatilitas harga.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomer 71 Tahun 2015, bawang merah termasuk
ke dalam kelompok bahan pangan strategis yang gejolak harganya diperhatikan
oleh pemerintah. Volatilitas harga bawang merah dapat menyebabkan volatilitas
pada komoditas lainnya, ditambah dengan adanya jalur distribusi bawang merah di
berbagai pasar yang memungkinkan terjadinya volatilitas antar pasar di Indonesia.
Penelitian ini memiliki tujuan 1) menganalisis volatilitas harga bawang merah di
sentra produsen dan sentra konsumen. 2) menganalisis transmisi volatilitas harga
bawang merah di sentra produsen dan sentra konsumen.
Data yang digunakan diperoleh dari kementerian pertanian dan pusat
informasi harga pangan strategis nasional. Sentra produsen yang dianalisis adalah
Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memiliki tujuan distribusi bawang
merah ke sentra konsumen di wilayah DKI Jakarta. Data harga yang digunakan
harga eceran bulanan periode Januari 2010-Desember 2020. Untuk menganalisis
volatilitas harga menggunakan metode ARCH-GARCH. Kemudian, untuk
menganalisis transmisi volatilitas harga menggunakan metode Vector
Autoregressive (VAR) dengan analisis Impulse Response Function (IRF) dan
Forcest Error Variance Decomposition (FEVD).
Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat volatilitas harga bawang merah
Indonesia di Jawa Timur memiliki nilai tertinggi, lalu diikuti oleh DKI Jakarta,
Jawa Tengah, dan terakhir Jawa Barat. Tingkat volatilitas harga bawang merah
bersifat persisten yang mengindikasikan near long memory maka setiap guncangan
yang terjadi akan menyebabkan perubahan yang permanen dalam jangka panjang.
Risiko dan ketidakpastian akan dihadapi oleh produsen maupun konsumen yang
berada di Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Tengah cukup tinggi dibandingkan Jawa
Barat. Ditemukan bahwa terdapat transmisi dua arah pada volatilitas harga bawang
merah di Indonesia dalam jangka panjang. Gejolak harga bawang merah di DKI
Jakarta berkontribusi pada gejolak harga di daerah lain. Hal ini menunjukkan
adanya kekuatan pasar yang dominan, seperti DKI Jakarta. Dengan kata lain, harga
bawang merah pada sentra konsumen sangat menentukan pembentukan harga di
pasar lain. Hal ini dikarenakan DKI Jakarta merupakan pasar utama bagi para sentra
produsen bawang merah. Selain itu, hasil ini juga menandakan bahwa adanya
persaingan dalam pasar bawang merah di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan
kebijakan dari pemerintah yang seharusnya difokuskan pada stabilisasi harga
bawang merah di DKI Jakarta sehingga tidak meluas ke daerah lainnya. | id |