Show simple item record

dc.contributor.advisorWidiatmaka
dc.contributor.advisorPurwanto, Moh. Yanuar Jarwadi
dc.contributor.advisorNoorachmat, Bambang Pramudya
dc.contributor.advisorMunibah, Khursatul
dc.contributor.authorSukisno
dc.date.accessioned2023-06-23T06:36:08Z
dc.date.available2023-06-23T06:36:08Z
dc.date.issued2023-06-23
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120075
dc.description.abstractSebagai daerah tangkapan air bagi PLTA Musi, Sub DAS Musi Hulu memiliki peranan yang sangat penting. Sub DAS Musi Hulu dihadapkan pada permasalahan perubahan penggunaan lahan, terutama kawasan hutan, sehingga mengganggu keberlanjutan fungsi kawasan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dinamika perubahan penggunaan lahan dan memprediksi perubahannya pada tahun 2032, memprediksi dampak perubahan penggunaan lahan terhadap laju erosi dan sedimentasi, menentukan faktor kunci yang mempengaruhi keberhasilan pengelolaan sumber daya lahan berkelanjutan, dan membangun model pengelolaan sumber daya lahan berkelanjutan pada daerah tangkapan air PLTA Musi. Penelitian ini dilakukan di daerah tangkapan air PLTA Musi yang berada di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang Provinsi Bengkulu. Analisis perubahan penggunaan lahan dilakukan dengan menggunakan tool GIS menggunakan software ArcGis 10.8.2. Data yang digunakan adalah citra Landsat tahun 1993, 2006, dan 2019. Prediksi perubahan penggunaan lahan tahun 2032 dianalisis dengan menggunakan metode Cellular Automata-Marcov Chain (CA-Marcov) pada modul Land Change Modeler IDRISI TerrSet. Prediksi erosi dilakukan dengan menggunakan metode Revised Universal Soil Loss (RUSLE), sedangan laju sedimentasi diprediksi dengan menggunakan metode Sediment Delivery Ratio (SDR). Identifikasi dan penentuan faktor kunci yang mempengaruhi keberhasilan pengelolaan sumber daya lahan berkelanjutan dilakukan dengan menggunakan Interpretive Structural Modeling (ISM). Model pengelolaan sumber daya lahan berkelanjutan dibangun dengan menggunakan pendekatan sistem dinamik. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 1993-2019, luas lahan hutan dan sawah mengalami penurunan yang cukup signifikan, dengan laju konversi masing-masing 132 ha/th dan 78 ha/th. Lahan hutan dan sawah berkurang dari 18.580 ha dan 4.044 ha pada tahun 1993 menjadi 15.153 ha dan 2.019 ha pada tahun 2019. Pada tahun 2032, luas lahan hutan dan sawah diprediksi tetap menurun, menjadi 12.907 ha dan 1.729 ha. Sementara itu, lahan terbangun, pertanian lahan kering, dan pertanian lahan kering campur mengalami pertambahan luas, dengan laju 54 ha/tahun, 141 ha/tahun, dan 29 ha/tahun. Lahan terbangun bertambah dari 818 ha pada tahun 1993 menjadi 2.229 ha pada tahun 2019, lahan pertanian lahan kering bertambah dari 2.116 ha pada tahun 1993 menjadi 5.778 ha pada tahun 2019, dan lahan pertanian lahan kering campur bertambah dari 33.534 ha pada tahun 1993 menjadi 34.281 ha pada tahun 2019. Pada tahun 2032, luas lahan terbangun dan lahan pertanian lahan kering diprediksi tetap bertambah, menjadi 3.240 ha dan 7.774 ha, sedangkan lahan pertanian lahan kering campur menurun sedikit menjadi 33.896 ha. Perubahan penggunaan lahan berdampak pada peningkatan laju erosi dan sedimentasi. Laju erosi pada tahun 1993 adalah 231 ton/h/th meningkat menjadi 260 ton/ha/th pada tahun 2006 dan 269 ton/ha/th pada tahun 2019. Peningkatan laju erosi akan tetap berlanjut pada tahun 2032, menjadi 291 ton/ha/th. Peningkatan laju erosi berbanding lurus dengan peningkatan laju sedimentasi, dari 210.309 ton/th pada tahun 1993 menjadi 235.949 ton/th pada tahun 2006 dan 244.769 ton/th pada tahun 2019. Peningkatan laju sedimentasi tetap terjadi pada tahun 2032 menjadi 264.863 ton/th. Untuk menurunkan potensi laju erosi dan sedimentasi, dilakukan beberapa kegiatan pengelolaan sumber daya lahan. Hasilnya menunjukkan bahwa kegiatan mempertahankan kondisi eksisting kawasan hutan, diikuti oleh kegiatan pergiliran tanaman dan pemanfaatan sisa tanaman sebagai mulsa organik pada lahan pertanian lahan kering, penanaman tanaman mengikuti garis kontur disertai pembuatan teras sederhana pada lahan <30% pada lahan pertanian lahan kering campur, mampu menurunkan potensi erosi dan sedimentasi 20,3%. Penurunan laju deforestasi dan penurunan laju erosi dan sedimentasi menjadi tujuan utama pengelolaan sumber daya lahan berkelanjutan pada daerah tangkapan air PLTA Musi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka rehabilitasi kawasan hutan menjadi kegiatan utama yang harus dilakukan, diikuti oleh penanaman tanaman mengikuti garis kontur disertai pembuatan teras sederhana pada lahan <30% pada lahan pertanian lahan kering campur, pergiliran tanaman dan pemanfaatan sisa tanaman sebagai mulsa organik pada lahan pertanian lahan kering, imbal jasa lingkungan, dan kegiatan penyuluhan dan pendampingan kegiatan masyarakat. Keterbatasan anggaran dan lemahnya kordinasi antar stakeholder menjadi kendala utama dalam kegiatan pengelolaan sumber daya lahan berkelanjutan pada daerah tangkapan air PLTA Musi. Akademisi dan lembaga swadaya masyarakat memiliki peranan penting dalam mendukung kegiatan pengelolaan sumber daya lahan berkelanjutan yang dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah, masyarakat, dan juga PLTA Musi. Dukungan dapat dilakukan melalui riset dan pendampingan kegiatan. Perubahan penggunaan lahan memiliki dampak terhadap kondisi sosial dan ekonomi. Jika tidak dilakukan intervensi kebijakan, lahan sawah diperkirakan akan habis pada tahun 2045. Kebutuhan beras juga telah mengalami defisit sejak tahun 2007. Intervensi kebijakan melalui perlindungan lahan sawah seluas 2.000 ha mampu menjaga ketersediaan bahan pangan beras. Perlindungan lahan hutan 15.000 ha, diikuti oleh upaya rehabilitasi kawasan hutan 100 ha per tahun, pengurangan laju erosi 20%, dan penurunan sedimentasi 30% melalui sediment traps mampu memperpanjang umur waduk sebelas tahun. Pengerukan waduk diperlukan untuk menjaga keberlanjutan fungsi waduk, dapat dilakukan melalui perangkap sedimen di sungai utama dan anak sungai maupun di waduk. Produktivitas komoditas kopi, padi, jagung, dan cabai dapat ditingkatkan melalui penggunaan bibit unggul, pemupukan sesuai dosis, penggunaan bahan pembenah tanah seperti kapur dan bahan organik, pemeliharaan tanaman, dan perbaikan penanganan pasca panen. Dinamika perubahan penggunaan lahan pada daerah tangkapan air PLTA Musi dan dampaknya bagi lingkungan, menjadi informasi yang sangat penting bagi pengambil kebijakan. Keberhasilan kegiatan pengelolaan sumber daya lahan berkelanjutan pada daerah tangkapan air PLTA Musi dapat menjaga keberlanjutan fungsi kawasan.id
dc.description.abstractThe subwatershed of Musi Hulu plays an important role in Bengkulu Province and the South Sumatra region. This research was conducted to analyze the dynamics of land use and land cover change and predict the land use land cover in 2032, predicting the impact of land use land cover change on soil erosion and sedimentation rates, determining the key factors influencing the success of sustainable land resource management, and design a sustainable land resources management model in the Musi hydropower plant catchment area. This research was conducted in the Musi hydropower catchment area in Rejang Lebong and Kepahiang Regencies, Bengkulu Province. Spatial analysis of land use land cover change was carried out using GIS tools ArcGis 10.8.2. The data used are Landsat imagery for 1993, 2006, and 2019. Land use change predictions for 2032 were analyzed using the Cellular Automata-Marcov Chain (CA-Marcov) method with the Land Change Modeler module in the IDRISI TerrSet. Erosion prediction was carried out using the Revised Universal Soil Loss (RUSLE) method, while the sedimentation rate was predicted using the Sediment Delivery Ratio (SDR) method. Identification and determination of key factors influencing the success of sustainable land resource management are carried out using Interpretive Structural Modeling (ISM). A sustainable land resource management model is built using a system dynamic approach. The result showed that land resources in the Musi Hydropower Plant catchment area are vulnerable to degradation, as shown by the decreasing forest cover and paddy fields from 18.580 ha to 15.153 ha and 4.044 ha to 2.019 ha in 1993 and 2019, respectively. The forest area and paddy fields are predicted to continue to decrease becoming 12.907 ha and 1.729 ha in 2032. Additionally, the built-up area and dry agricultural land increased significantly, from 818 ha and 2.116 ha in 1993 to 2.229 ha and 5.778 ha in 2019, respectively, which is expected to reach 3.240 ha and 7.774 ha in 2032. Subsequently, the LULCC contributed to the increase of soil erosion rates from 231 tons/ha/year to 260 tons/ha/year and 269 tons/ha/year in 1993, 2006, and 2019. The soil erosion rates fixed continued to increase in 2032 becoming 291 tons/ha/year. The results also showed that high soil erosion rates contributed to the increasing sediment yield, from 210.309 tons/year to 235.949 tons/year and 244.769 tons/year in 1993, 2006, and 2019, which is expected to reach 264.863 tons/year in 2032. To reduce the potential rate of erosion and sedimentation, several land resource management scenarios have been carried out. The results show that the activity of maintaining the existing condition of the forest area, followed by crop rotation activities and utilization of crop residues as organic mulch on dry land agricultural land, planting plants following the contour lines accompanied by making simple terraces on land <30% on mixed dry land agricultural land, is capable of reduce the potential for erosion and sedimentation by 20.3%. The priority objectives of sustainable land resources management include a decrease in deforestation rate as well as reducing the erosion and sedimentation rate. This is followed by increasing land productivity and creating jobs as well as increasing generating income and efficiency of Musi Hydropower Plant management. The priority program of sustainable land resources management is forest rehabilitation. Meanwhile, other programs such as the development of agroforestry for other land-uses, implementation of conservation system on agricultural land, creating dams, payment of environmental services, together with education and supervision of community programs, are interrelated. The main barriers to sustainable land resources management are limited budget and weakness of coordination among stakeholders. Therefore, with the limited budget, an improvement in the coordination among stakeholders is recommended. Academics and non-governmental organizations have important roles in supporting sustainable land resources management, especially through study and community assistance. With out intervention, paddy fields are expected to depleted in 2045. The need for rice has also experienced a deficit since 2007. Policy intervention through the protection of 2,000 ha of paddy fields is able to maintain the availability of rice food in the region. Protection of 15,000 ha of forest land, followed by efforts to reduce erosion 20% and sedimentation rates by 30%, can increase the life of the reservoir by up to eleven years. Reservoir dredging is still required to maintain the sustainability of the reservoir function, could be done by establish sediment traps on the rivers. The productivity of coffee, rice, corn and chili commodities can be increased through the use of superior seeds, fertilization according to the dosage, the use of soil amendments such as lime and organic matter, plant maintenance, and post-harvest handling improvements. The result of this research very important for decision and policy makers. The success of sustainable land resource management activities in the catchment areas can maintain the sustainability of the area's functions. Therefore, the sustainable land resource management activities in the Musi hydropower catchment area must consider all the information and be supported by stakeholders.id
dc.description.sponsorshipBPPDN 2017id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleModel Pengelolaan Sumber Daya Lahan Berkelanjutan pada daerah Tangkapan Air PLTA Musi di Provinsi Bengkuluid
dc.title.alternativeThe modelling of Sustainable Land Resources Management in The Musi Hydropower Plant Catchment Area in Bengkulu Provinceid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordPerubahan penggunaan lahanid
dc.subject.keyworderosi dan sedimentasiid
dc.subject.keywordSub DAS Musi Huluid
dc.subject.keywordInterpretive Structural Modelingid
dc.subject.keywordsistem dinamikid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record