Analisis Pengembangan Komoditas Di Kawasan Agropolitan Batumarta Kabupaten Ogan Komering Ulu
Abstract
Dalam mempercepat pembangunan perdesaan dan pertanian diperlukan
komitmen dan tanggung jawab moral pembangunan dari segenap aparatur
pemerintah, masyarakat maupun swasta, sehingga pembangunan pertanian dapat
dilakukan secara efektif, efisien, terintegrasi, dan sinkron dengan pembangunan
sektor lainnya dan berwawasan lingkungan.
Salah satu ide yang dikemukakan adalah dengan mewujudkan kemandirian
pembangunan perdesaan yang didasarkan pada potensi wilayah desa itu sendiri,
dimana ketergantungan dengan perekonomian kota harus bisa diminimalkan.
Agropolitan menjadi relevan dengan wilayah perdesaan karena pada umumnya
sektor pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam memang menjadi mata
pencaharian utama dari sebagian besar masyarakat perdesaan.
Metode analisis untuk mengetahui potensi sumberdaya lahan di lima
kecamatan pengembangan agropolitan di Kabupaten OKU adalah dengan overlay
peta landuse dengan peta kelas kesesuaian untuk komoditas basis, yang
menghasilkan peta satuan lahan homogen sesuai komoditas basis. Software yang
digunakan dalam analisis ini adalah ArcView Ver 3.2. Metode analisis untuk
mengidentifikasi potensi produksi komoditas unggulan di lima kecamatan
pengembangan agropolitan di Kabupaten OKU adalah dengan analisis Location
Quotien dan Shift Share Analysis Untuk mengevaluasi kelayakan finansial
komoditas yang akan dikembangkan pada lima kecamatan pengembangan
agropolitan di Kabupaten OKU dilakukan analisis NPV, IRR dan B/C Ratio.
Untuk mengkaji marjin tataniaga agropolitan di Kabupaten OKU dilakukan
analisis marjin tata niaga. Untuk mengkaji hirarki pusat pertumbuhan agropolitan
di Kabupaten OKU dilakukan analisis skalogram.
Analisis potensi kesesuaian lahan wilayah agropolitan Kabupaten OKU
menggunakan Software ArcView Ver 3.2 dengan sumber data Peta Digital
Provinsi Sumatera Selatan dan Peta Land Systems with Land Suitability and
Environmental Hazards yang dioverlay dengan peta penggunaan lahan Kabupaten
OKU. Hasil analisis potensi sumberdaya lahan untuk komoditas karet, kelapa
sawit, kelapa, dan kopi menunjukkan bahwa komoditas karet, kelapa sawit, dan
kelapa memiliki luas lahan dengan kelas kesesuaian Sesuai (S) yang paling luas
yaitu sebesar 99,56%; serta kopi yaitu sebesar 99,39% di wilayah Kecamatan
Lubuk Batang. Selanjutnya komoditas karet, kelapa sawit dan kelapa memiliki
luas areal dengan kelas kesesuaian Sesuai (S) sebesar 93,50%; serta kopi sebesar
82,32% di wilayah Kecamatan Peninjauan. Komoditas karet, kelapa sawit,
kelapa, dan kopi memiliki luas areal dengan kelas kesesuaian Sesuai (S) sebesar
48,35% di wilayah Kecamatan Baturaja Timur.
Hasil analisis Location Quotien dapat ditarik kesimpulan komoditas karet
merupakan komoditas basis di Kawasan Agropolitan Kabupaten OKU karena
memiliki nilai LQ > 1 dan tersebar di seluruh kecamatan pengembangan
Agropolitan Kabupaten OKU. Selain karet komoditas lain yang merupakan
komoditas basis kecamatan yaitu kelapa di Kecamatan Peninjauan dan Lubuk
Raja, serta komoditas kelapa sawit yang merupakan komoditas basis di
Kecamatan Peninjauan dan Lubuk Batang.
Hasil analisis Shift Share menunjukkan komoditas karet memiliki laju
pertumbuhan yang paling tinggi yaitu sebesar 0,0893 dibandingkan dengan
pertumbuhan komoditas perkebunan lainnya dan pertumbuhan komoditas
perkebunan total di Kabupaten OKU. Laju pertumbuhan komoditas karet
mempunyai tingkat competitiveness lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan komoditas kelapa sawit, kelapa dan kopi. Oleh karena itu
pengembangan komoditas karet akan menguntungkan bagi pertumbuhan wilayah
Kabupaten OKU.
Hasil analisis kelayakan finansial beberapa komoditas perkebunan yang
memiliki nilai manfaat paling besar berturut-turut adalah komoditas karet dengan
nilai manfaat sebesar 6,55; kedua komoditas kelapa sawit dengan nilai manfaat
sebesar 6,37; ketiga komoditas kelapa dengan nilai manfaat sebesar 5,87; dan
terakhir komoditas kopi dengan nilai manfaat sebesar 2,56. Tingginya nilai
manfaat komoditas karet disebabkan karena karet memiliki potensi pemasaran
yang cukup luas yaitu disamping potensi pasar lokal juga memiliki potensi pasar
diluar daerah seperti Palembang dan Jakarta.
Hasil analisis marjin tataniaga terhadap empat komoditas perkebunan
memperlihatkan bahwa komoditas kelapa memiliki proporsi harga yang diterima
petani paling tinggi karena harga yang diterima petani mencapai 72,00%; disusul
kopi sebesar 66,67%; karet sebesar 65,54%; dan kelapa sawit sebesar 55,00%.
Semakin panjang rantai pemasaran yang melibatkan banyak lembaga yang terlibat
didalamnya, maka semakin kecil proporsi harga yang diterima petani (share
petani).
Hasil analisis skalogram dimana jumlah jenis fasilitas, jumlah unit fasilitas
dan jumlah penduduk digunakan sebagai variabel penentu hirarki terlihat bahwa
Kecamatan Baturaja Timur dan Kecamatan Lubuk Raja dapat dipilih sebagai
agropolis di kawasan Agropolitan Batumarta Kabupaten OKU. Dalam
perkembangannya diharapkan kedua kecamatan ini dapat saling menunjang dan
melengkapi untuk mendorong wilayah kecamatan di sekitarnya.
Arahan Pengembangan Komoditas Unggulan di Kawasan Agropolitan
Batumarta Kabupaten OKU disarankan untuk memilih komoditas karet sebagai
komoditas unggulan di kawasan agropolitan Batumarta Kabupaten OKU.
Komoditas kelapa sawit dan kelapa dapat dijadikan komoditas alternatif sebagai
penunjang komoditas karet. Pemilihan komoditas karet sebagai komoditas
unggulan berdasarkan beberapa kriteria antara lain: 1) memiliki potensi
kesesuaian lahan, 2) sebagai komoditas basis serta memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif, 3) memiliki kelayakan finansial untuk diusahakan,
dan 4) diterima oleh masyarakat dan pemerintah daerah di Kabupaten OKU.
Collections
- MT - Agriculture [3687]