Analisis Angin dan Kerapatan Mangrove terhadap Perubahan Garis Pantai di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong
Abstract
Desa Pantai Bahagia termasuk wilayah yang rentan terhadap perubahan garis
pantai akibat pengaruh faktor alam seperti angin dan gelombang maupun faktor
antropogenik seperti perubahan penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan pola angin musiman dan kondisi angin pada berbagai kelas
kerapatan mangrove dengan perubahan garis pantai. Analisis dilakukan
menggunakan data citra satelit Landsat, data angin, data gelombang, data pasang
surut, dan data pengukuran lapang. Metode analisis laju perubahan garis pantai
menggunakan Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Hasil penelitian
menunjukkan arah angin dominan berasal dari timur namun kecepatan angin lebih
tinggi pada angin dari barat. Pada musim Barat ketinggian gelombang ke tenggara
lebih besar menyebabkan abrasi ke arah tersebut. Pada musim Timur gelombang
bergerak ke barat namun abrasi cenderung ke arah tenggara akibat pembelokan
gelombang. Kecepatan angin di daerah abrasi lebih tinggi daripada daerah akresi
yang dipengaruhi oleh mangrove. Desa Pantai Bahagia mengalami perubahan garis
pantai tahun 2010−2022 yang dapat dibagi menjadi empat zona. Abrasi terjadi di
zona A dan B sebesar 1.269,18 meter dan 648,85 meter sedangkan akresi terjadi di
zona C dan D sebesar 1.651,96 meter dan 188,51 meter. Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai informasi bagi pemerintah dalam membuat kebijakan serta
meningkatkan wawasan dan kesadaran masyarakat pesisir. Penelitian lebih lanjut
dapat dilakukan dengan menambah parameter lain seperti arus, dinamika pasang
surut, dan laju sedimentasi. Desa Pantai Bahagia termasuk wilayah yang rentan terhadap perubahan garis
pantai akibat pengaruh faktor alam seperti angin dan gelombang maupun faktor
antropogenik seperti perubahan penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan pola angin musiman dan kondisi angin pada berbagai kelas
kerapatan mangrove dengan perubahan garis pantai. Analisis dilakukan
menggunakan data citra satelit Landsat, data angin, data gelombang, data pasang
surut, dan data pengukuran lapang. Metode analisis laju perubahan garis pantai
menggunakan Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Hasil penelitian
menunjukkan arah angin dominan berasal dari timur namun kecepatan angin lebih
tinggi pada angin dari barat. Pada musim Barat ketinggian gelombang ke tenggara
lebih besar menyebabkan abrasi ke arah tersebut. Pada musim Timur gelombang
bergerak ke barat namun abrasi cenderung ke arah tenggara akibat pembelokan
gelombang. Kecepatan angin di daerah abrasi lebih tinggi daripada daerah akresi
yang dipengaruhi oleh mangrove. Desa Pantai Bahagia mengalami perubahan garis
pantai tahun 2010−2022 yang dapat dibagi menjadi empat zona. Abrasi terjadi di
zona A dan B sebesar 1.269,18 meter dan 648,85 meter sedangkan akresi terjadi di
zona C dan D sebesar 1.651,96 meter dan 188,51 meter. Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai informasi bagi pemerintah dalam membuat kebijakan serta
meningkatkan wawasan dan kesadaran masyarakat pesisir. Penelitian lebih lanjut
dapat dilakukan dengan menambah parameter lain seperti arus, dinamika pasang
surut, dan laju sedimentasi.