Dampak Penyiapan Lahan Acacia crassicarpa Terhadap Serangan Penyakit Busuk Akar Putih
Abstract
Kebakaran tahun 2002 di PT. SBA Wood Industries banyak meninggalkan tegakan mati, sisa-sisa tunggak mati atau batang-batang yang tumbang di lantai hutan. Di dalam tanah juga masih banyak terdapat sisa-sisa akar habis terbakar maupun bekas pembukaan hutan era HPH. Pada saat penyiapan lahan untuk penanaman dengan jenis yang sama yaitu Acacia crassicarpa (replanting) dengan sistem manual, sisa-sisa tunggul maupun sisa akar dan log-log yang terbakar masih ada di bawah permukaan tanah. Penyiapan lahan dengan sistem manual tersebut kurang efektif dalam membersihkan lahan sehingga sisa-sisa akar aatau tunggul tersebut menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya patogen penyebab penyakit atau menjadi alas makanan (base food) bagi patogen penyakit tersebut. Penyakit yang paling dominan di areal bekas terbakar PT. SBA wood Industries adalah penyakit busuk akar putih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, sumber penyakit busuk akar putih intensitas serangan dan pola penyebaran penyakit busuk akar putih akibat kebakaran hutan dilakukan di areal hutan tanaman Acacia crassicarpa PT. SBA Wood Industries. Data-data yang diambil dalam penelitian adalah data primer dan data skunder skunder. Data primer berupa pengukuran di lapangan yaitu pengukuran azimuth dan jarak jarak datar. Selain itu juga dilakukan pengamatan penyakit busuk akar putih pada setiapa pohon dalam tiap cunit contoh. Teknik yang digunakan adalah Stratified Random Sampling dengan Intensitas Sampling sebesar 0.02% .Pengambilan unit contoh diambil dengan menggunakan alokasi sebanding sebanyak 9 plot contoh, rinciannya 3 plot contoh pada umur tegakan < 2,5 tahun, 5 plot pada umur tegakan 2-2,5 tahun dan 1 plot contoh pada umur tegakan >2,5 tahun. Data sekunder yang diambil berupa peta area kerja, dokumendokumen yang berkaitan dengan kejadian kebakaran dan luas kebakaran tahun 2002, informasi tentang penyiapan lahan yang dilakukan pada areal bekas terbakar dan di areal penelitian, informasi mengenai penyakit busuk akar putih dan penyebarannya di PT. Sebangun Bumi Andalas Wood Industries dan keadaan penyakit busuk akar putih di lokasi penelitian. Analisis data yang dilakukan umntuk mencari hubungan antara perbedaan umur tanam dengan intensitas serangan penyakit busuk akar putih menggunakan program Curve Expert. Pada saat penyiapan lahan untuk penanaman yaitu dengan sistem manual, sisa-sisa tunggul maupun sisa akar dan log-log yang terbakar masih ada di bawah permukaan tanah. Penyiapan lahan dengan sistem manual kurang efektif dalam membersihkan lahan sehingga sisa-sisa log tersebut menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya penyakit atau menjadi alas makanan (base food) bagi patogen penyakit tersebut. Dengan alas makanan tersebut jamur dapat menginfeksi tanaman yang sehat. Perkembangbiakan jamur akar putih terutama terjadi karena adanya miselia atau hifa karena penyakit busuk akar putih terjadi akibat adanya kontak antar akar. Kebakaran hutan tahun 2002 di PT. SBA Wood Industries banyak meninggalkan sisa-sisa akar di bawah permukaan, meskipun sudah dilakukan penyiapan lahan pembersihan sisa-sisa akar atau tunggul pohon mati kurang efektif hal inilah yang memungkinkan penyakit busuk akar putih dominan menyerang pada tegakan A. Crassisarpa. Pada lahan bekas terbakar biasanya terjadi peningkatan unsur hara makro dan mikro karena adanya sisa-sisa pembakaran serasah, ranting dan log kayu serta adanya abu menyebabkan jamur mudah tumbuh dan berkembang. Menurut Moore dan Lendecker (1972) jamur pelapuk kayu membutuhkan zat makanan yang terdiri dari unsur hara makro dan mikro. Sisa-sisa pembakaran tersebut digunakan oleh jamur sebagai substrat dan jamur memperoleh makanan dari sumber tersebut hingga jamur memperoleh tanaman yang dapat diinfeksi. Sebelum terjadinya kebakaran pH tanah yang terukur menurut informasi yang diperoleh memiliki pH yang rendah yaitu berkisar 3 karena sifat gambut yang asam. Setelah terjadinya kebakaran terjadi peningkatan pH tanah atau tanahnya tidak bersifat asam lagi yang menyebabkan jamur akar putih menyukai tanah tersebut karena jamur akar putih tidak menyukai tanah dengan suasana asam. Jamur penyebab penyakit busuk akar putih yaitu dari jenis Rigidoporus microporus dan Ganoderma sp. Dari pengamatan yang dilakukan tanaman yang berumur lebih dari 2,5 tahun memiliki intensitas serangan (42.9%) yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman berumur 2-2,5 tahun (50.18%) dan umur kurang dari 2 tahun (12.68%). Untuk tingkat populasi yaitu PT. SBA Wood Industries memiliki tingkat serangan sebesar 32,72%. Analisis data dengan menunjukan nilai koefisien determinasi (R2) antara intensitas serangan penyakit busuk akar putih dengan umur tanam yaitu sebesar 0,62. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa 62% di antara keragaman dalam nilai intensitas serangan penyakit busuk akar putih dapat dijelaskan dengan nilai umur tanam. Ini berarti terdapat hubungan yang linear antara umur tanam dengan intensitas serangan penyakit busuk akar putih dengan kata lain semakin meningkatnya umur tanaman maka intensitas serangan penyakit busuk akar putih semakin meningkat pula. Dari hasil penelitian ini disimpulkan penyakit busuk akar putih biasanya menyerang mulai dari pertanaman tahun ke-dua dan pola penyebarannya terlihat apabila satu pohon terinfeksi patogen penyakit busuk akar putih maka pohonpohon disekitarnya akan tertular patogen tersebut. Pengendalian yang paling efektif untuk penyakit busuk akar putih adalah dengan melakukan penyiapan lahan secara mekanis karena mampu mengeluarkan sisa-sisa akar dan tunggul di dalam tanah
Collections
- UT - Forest Management [2835]