Kajian kultur hepatosit Tupaia javanica sebagai media replikasi virus hepatitis B satwa primata secara in vitro
View/ Open
Date
2016Author
Surya, Maryati
Pamungkas, Joko
Sajuthi, Dondin
Iskandriati, Diah
Metadata
Show full item recordAbstract
Virus hepatitis B (VHB) adalah virus DNA yang menginfeksi organ hati
sebagai target utama. Infeksi ini menyebabkan hepatitis yang dapat bersifat
kronis dan berlanjut menjadi sirosis, kanker hati bahkan kematian. Pengembangan
model in vivo dan in vitro berkaitan dengan hepatitis B menjadi perhatian khusus
bagi para peneliti. Kultur hepatosit banyak digunakan untuk mempelajari berbagai
ha] terkait hepatitis B baik dari aspek virus, penyakit, pencegahan, dan
pengobatan. Pengembangan hepatosit asal hewan kecil sepe1ii Tupaia sp. untuk
model in vitro merupakan salah satu altematif dalam penyediaan kultur hepatosit.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan kultur primer dan lestari
hepatosit T. javanica yang mampu mendukung replikasi VHB orangutan
(OuHBV) dan VHB owa jawa (GiHBV), dan dapat menjawab kebutuhan akan
model in vitro kultur hepatosit.
Isolasi hepatosit T. javanica dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
organ hati yang telah dicacah dalam cawan petri dengan larutan perfusi,
diinkubasi pada 37 °C. Suspensi disentrifugasi 300-500 g sehingga didapatkan
pelet sel hati. Pelet yang sudah dicuci kemudian diresuspensi dengan Hepatocyte
Basal Media untuk menumbuhkan hepatosit dan selanjutnya hepatosit akan
ditransformasi menggunakan perangkat Lenti-SV 40.
Sodium taurocholate cotransporting polypeptide (NTCP) yang
diindikasikan sebagai reseptor hepatosit untuk melekatnya VHB, nampak pada
hepatosit baik pada kultur primer maupun kultur yang ditransformasi. Reseptor
hepatosit spesifik ini terlihat sebagai pendaran hijau dengan uji imunofluoresensi.
Kultur hepatosit primer T. javanica berhasil dikembangkan selama 14 hari
untuk mencapai kepadatan 80%, dan inokulasi GiHBV dan OuHBV ke dalam
kultur pada hari ke-15 menunjukkan adanya replikasi virus hingga hari ke-8
(berdasarkan hasil PCR). Kuantifikasi virus dengan real-time PCR
memperlihatkan replikasi tertinggi pada hari kedua setelah inokulasi. Penjajaran
sebagian protein permukaan setelah virus dinokulasikan memperlihatkan
kesamaan asam amino dengan virus wild type sebesar 99.29% dan 95.71 % pada
GiHBV dan OuHBV. Hepatitis B virus (HBV) is a DNA virus which infects liver as primary target
organ. This i11fection causes hepatitis which could become chronic and progress
to cirrhosis, liver cancer and even death. Development of in vitro and in vivo
model related to hepatitis B is a concern for researchers. Hepatocyte cultures
widely used to study a variety of aspects of hepatitis B such as the virus, disease,
prevention and treatment. Development qf hepatocyte from small animal e.g.
Tupaia sp. for the in vitro model is an alternative of hepatocyte cultures.
The purpose of the study is to develop primary and immortal T. javanica
hepatocytes cultures capable to replicate orangutan HBV (OuHBV) and javan
gibbon HBV (GiHBV), and to answer the need for in vitro model ofhepatocytes.
Isolation of hepatocytes from T. javanica was done as followed: mincedliver
were transported into petri dish containing perfusion buffer solution to be
incubated at 37 °C. The suspension was centrifuged at 300-500 g to obtain liver
cell pellets. The washed-pellet was resuspended in Hepatocyte Basal Media to let
specific hepatocytes grow and later be transformed by Lenti-SV40 kit.
Sodium taurocholate cotransporting polypeptide (NTCP) has been ident(fied
as hepatocyte receptor for HBV attachment, and was seen on hepatocytes from
both primary and transformed cultures. This hepatocytes specific receptor was
shown as green luminenscent by immunofluorescence assay.
Primary T. javanica hepatocytes cultures was successfully maintained for
14 days to obtained 80%, and inoculation qf GiHBV and OuHBV into the culture
on day 15 showed viral replication for up to eight days (based on PCR). Virus
quant(fication by real-time PCR showed the highest replication was on day two
after inoculation. Sequence qf partial viral surface protein after virus inoculation
showed 99.29% and 95. 70% amino acid identity to their wild type virus for
GiHBVand OuHBV, respectively.