Show simple item record

dc.contributor.advisorMattjik, Nurhajati A
dc.contributor.advisorKhumaida, Nurul
dc.contributor.authorKendarini, Niken
dc.date.accessioned2023-06-15T06:50:31Z
dc.date.available2023-06-15T06:50:31Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119279
dc.description.abstractPennlitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang ditimbulkan oleh beberapa ingkat dosis radiasi sinar gamma yang diaplikasikan untuk menginduksi keragaman somaklonal pada empat kultivar krisan (Dendranthema grandiflora Tzveley) melalui kultur in vitro (kultur jaringan). Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan faktorial, terdiri atas dua faktor yang disusun dalam rancangan lingkungan acak lengkap. Faktor pertama adalah kultivar krisan yang terdiri dari empat varietas, yaitu kultivar "Fiji White", "Fiji Dark "Stroika" dan "Puma White". Faktor kedua adalah dosis radiasi sinar gamma yang terdiri dari lima taraf, yaitu 0, 10 Gy, 15 Gy dan 20 Gy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultivar dan dosis radiasi sinar gamma mempengaruhi keragaman somaklonal. Penggunaan dosis radiasi sinar gamma semakin tinggi yang diberikan pada planlet krisan menyebabkan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk inisiasi tunas, dan meningkatkan jumlah akar planlet. Pengarah radiasi sinar gamma menyebabkan penurunan tinggi planlet, jumlah daun planlet dan panjang akar planlet. Namun radiasi sinar gamma tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas planlet. Dosis radiasi 20 Gy menyebabkan pertumbuhan planlet krisan menurun. Abnormalitas morfologi planlet krisan ditunjukkan dengan adanya perubahan bentuk batang serta bentuk, susunan dan warna daun yang disebabkan oleh radiasi sinar gamma. Jumlah kromosom pada varian krisan mengalami perubahan dibandingkan dengan kultivar asalnya. Kultivar "Fiji White" dan "Fiji Dark" mempunyai jumlah kromosom 2n-54, dan kultivar "Puma White" dan "Stroika" mempunyai jumlah kromosom 2n=36. Krisan varian ada yang mempunyai jumlah kromosom sama dengan kultivar asalnya, ada yang mempunyai Jumlah kromosom lebih banyak dibandingkan dengan kultivar asal. Berdasarkan hasil analisis isoenzim menggunakan enzim PER, ACP dan EST terdapat perbedaan pola pita (polimorfisme) antara krisan varian dengan kontrolnya. Namun pada kultivar "Puma White" dan mutannya dengan menggunakan enzim EST mempunyai pola pita yang sama sehingga tidak bias dibedakan....dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcGarden plantid
dc.subject.ddcOrnamental plantid
dc.titlePenggunaan radiasi sinar gamma untuk induksi keragaman somaklonal pada krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordChysanthemumid
dc.subject.keywordSomaclonalid
dc.subject.keywordIrradiationid
dc.subject.keywordSyarat tumbuhid
dc.subject.keywordBotani tanaman krisanid
dc.subject.keywordAnalisis isoenzimid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record