Analisis Sektor Unggulan Perekonomian Nusa Tenggara Timur : Analisis Tingkat Efisiensi dan Ketergantungan Antar Sektor
View/ Open
Date
2010Author
Parulian, Yuliyanto
Sinaga, Bonar M
Irawan, Tony
Metadata
Show full item recordAbstract
Berdasarkan teori pertumbuhan tidak seimbang (unbalanced growth) yang
dikemukakan oleh Hirschman (1958) dalam strategi pembangunan suatu wilayah,
sektor atau sub sektor yang harus mendapat penilaian tinggi dalam program
pembangunan adalah sektor yang memiliki linkage effect terbesar dengan tidak
mengabaikan struktur perekonomian wilayah tersebut, sehingga mampu
mendorong pembangunan ekonomi pada sektor-sektor ekonomi lainnya. Hal
serupa juga dinyatakan Perroux pada tahun 1970 (Arsyad 1999) mengenai teori
growth poles yang menjelaskan bahwa pertumbuhan tidak muncul di berbagai
daerah pada waktu yang sama. Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat
dengan intensitas berbeda, sehingga dalam proses pembangunannya akan timbul
sektor unggulan yang nantinya akan memengaruhi perkembangan sektor lain yang
berhubungan erat dengan sektor unggulan tersebut, atau dengan kata lain,
pembangunan ekonomi yang bertujuan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi
hendaknya diprioritaskan kepada sektor yang menjadi unggulan (potential sector)
pada perekonomian daerah tersebut.
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi di
Indonesia yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pembangunan ekonomi
wilayahnya. Beberapa indikator ekonomi makro NTT selama tahun 2002-2008
belum menunjukkan perkembangan yang baik secara signifikan. Tingkat angka
kemiskinan di NTT masih berada di level lebih dari 25% dan selalu berada di 5
provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi. Bahkan dalam hal pendapatan
perkapita, pada tahun 2008 provinsi ini merupakan provinsi dengan pendapatan
terendah di Indonesia, yaitu kurang dari 3 juta rupiah. Berbagai program dan
kebijakan dalam rangka mendukung proses percepatan ekonomi di wilayah ini
telah diupayakan yang salah satunya direalisasikan dalam pembangunan
infrastruktur, namun perekonomian NTT masih tetap tertinggal dari provinsi lain.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh KPPOD (2008) menyimpulkan bahwa
dalam hal ketersediaan dan kualitas infrastruktur yang merupakan pendukung
pergerakan perekonomian di seluruh wilayah Indonesia termasuk NTT sudah
cukup memadai, namun dalam survei yang sama menyatakan bahwa NTT justru
merupakan salah satu provinsi yang menduduki peringkat 5 terbawah dalam hal
kinerja ekonomi daerah, yang salah satu variabel penilaiannya adalah
pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uraian latar belakang dan masalah yang
terjadi di NTT tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
sektor-sektor unggulan dalam perekonomian regional NTT dan menganalisis
tingkat efisiensi dan tingkat ketergantungan dari sektor-sektor unggulan tersebut.
Dalam penelitian ini digunakan metode analisis Location Quotient (LQ) dan
analisis Tabel Input-Output (I-O) untuk mengidentifikasi sektor-sektor unggulan
dalam perekonomian NTT, sedangkan untuk menganalisis tingkat efisiensi dan
tingkat ketergantungan sektor unggulan tersebut diterapkan metode Data
Envelopment Analysis (DEA) pada Tabel I-O NTT tahun 2006.....dst
Collections
- MT - Economic and Management [2830]