Show simple item record

dc.contributor.advisorWahyudi, Imam
dc.contributor.advisorSantosa, Gunawan
dc.contributor.authorWaluyo, Totok Kartono
dc.date.accessioned2023-06-14T05:45:11Z
dc.date.available2023-06-14T05:45:11Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119093
dc.description.abstractSalah satu produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang cukup potensial dan bernilai ekonomi tinggi adalah getah jelutung, yang merupakan hasil eksudat dari pohon jelutung (Dyera spp.). Getah jelutung sudah diusahakan oleh masyarakat Indonesia sejak abad 18 di Kalimantan dan Sumatera dari hutan alam sehingga Indonesia pernah menjadi negara pengekspor getah jelutung terbesar di dunia. Keberadaan pohon jelutung di hutan alam sebagai penghasil getah semakin berkurang akibat penebangan pohon dan konversi lahan gambut menjadi areal perkebunan dan pertanian serta kebakaran hutan. Pohon yang masih ada sebagian kondisinya sudah rusak. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kehutanan melalui program pembangunan hutan tanaman industri (HTI) telah berhasil membangun HTI seluas 3,4 juta ha hingga tahun 2005. Salah satu jenis yang ditanam adalah jelutung. Di areal HTI PT. Dyera Hutan Lestari Jambi, jenis tersebut telah ditanam seluas 3,8 ribu ha. Hal ini merupakan peluang untuk menghasilkan getah sehingga dapat menjadi nilai tambah dari pembangunan HTI yang semula hanya bertujuan untuk pemanfaatan kayu. Pemanfaatan getah jelutung dari HTI akan menemui kendala karena masyarakat selama ini menyadap getah jelutung dari hutan alam dan karena sifat pohon dari hutan alam berbeda dengan pohon dari hutan tanaman meskipun jenisnya sama. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode penyadapan getah jelutung berdasarkan sebaran saluran getah pada kulit batang. Disamping itu dianalisis pula sifat-sifat getah jelutung HTI meliputi kadar air, kadar abu, kadar kotoran, kadar nitrogen dan kadar ekstrak aseton. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis kulit batang pohon jelutung. Kulit jelutung dimabil dari areal HTI PT. Dyera Hutani Lestari, Kabupaten Muarojambi, Propinsi Jambi. Kulit batang pohon diambil pada 3 ketinggian yang berbeda yaitu 20 cm, 100 cm dan 180 cm daro permukaan tanah. Pengamatan secara makroskopis tentang sebaran saluran getah hanya menggunakan loupe, sedangkan pengamatan secara mikroskopis menggunakan preparat hasil sayatan kulit dengan ketebalan 15 μm. Metode pembuatan preparat yaitu dengan cara menginfiltrasi kulit dengan polyetylen glicol (PEG) agar kulit menjadi keras sehingga mempermudah penyayatan dengan menggunakan mikrotom. Metode sadap yang digunakan adalah metode sayatan ½ spiral dari kiri atas ke kanan bawah (½ S Kr Kn) , bentuk “V” dan ½ spiral dari kanan atas ke kiri bawah (½ S Kn Kr). Metode sadap ½ S Kr Kn merupakan metode sadapan getah karet, sadapan bentuk “V” merupakan metode sadap getah jelutung di hutan alam yang selama ini dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan dan metode sadap ½ S Kn Kr merupakan metode sadap modifikasi. Setiap metode dilakukan pada 10 pohon contoh untuk sadapan atas dan 10 pohon contoh untuk sadapan bawah sehingga diperlukan 60 pohon....dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Argicultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcForest productsid
dc.titlePenentuan Metode Penyadapan Getah Jelutung Hutan Tanaman Industri berdasarkan Sebaran Saluran Getah pada Kulit Batangid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordIndustrial plantation forestid
dc.subject.keywordnatural forestid
dc.subject.keywordjelutongid
dc.subject.keywordtapping methods and gum propertiesid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record