Analisis Faktor Ekologi dan Bentuk Sebaran Spasial Populasi Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) di Cagar Alam Padang Luway Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur
View/ Open
Date
2010Author
Hadi, Syamsul
Wigena, Aji Hamim
Wijayanto, Hari
Bastari
Metadata
Show full item recordAbstract
Cagar Alam Padang Luway (CAPL) merupakan salah satu habitat anggrek di Kalimantan Timur. Di cagar alam ini telah ditemukan 57 spesies anggrek alam dan salah satu spesies anggrek yang ada di sana adalah anggrek hitam (Coelegyne pandurata Lindl.) (Puspitaningtyas & Fatimah 1999). Anggrek hitam termasuk spesies yang banyak diminati oleh masyarakat sebagai tanaman hias yang diperdagangkan, selain itu kerusakan habitat alamnya akibat kebakaran, konversi lahan untuk pertanian, dan pertambangan membuat spesies anggrek hitam semakin terancam keberadaannya. Sebagai upaya untuk menyelamatkan spesies yang dilindungi ini diperlukan data dan informasi dasar tentang struktur dan komposisi vegetasi, tingkat assosiasi anggrek hitam dengan tumbuhan inang, faktor-faktor ekologi spesies anggrek hitam serta bentuk sebaran spasialnya sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan dalam pengelolaannya.
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Padang Luway Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Unit pengamatan untuk mengetahui struktur dan kondisi vegetasi habitat anggrek hitam menggunakan metode jalur berpetak, sedangkan untuk pengukuran faktor fisik dan biotik penentu tempat tumbuh anggrek hitam berupa petak seluas 20 m x 20 m berjumlah 54 petak yang diletakkan secara stratified sampling berdasarkan perbedaan kerapatan tajuk.
Menurut Mueller-Dombois & Ellenberg (1974); Soerianegara dan Indrawan (1985) untuk analisis vegetasi dengan metode garis berpetak dilakukan penghitungan Kerapatan, dominansi, frekuensi dan indeks nilai penting. Asosiasi yang terjadi antara anggrek hitam dengan vegetasi lain diukur dengan menggunakan Indeks Jaccard (JI) (Janson & Vegelius 1981 dalam Ludwig & Reynolds 1988). Analisis data untuk faktor ekologi penentu tepat tumbuh anggrek hitam adalah menggunakan model regresi linier berganda (Walpole 1993; Johnson & Bhattacharyya 1992) dengan 2 level analisis yaitu berbasis petak dan berbasis rumpun. Untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan tak bebas maka dilakukan uji analisis sidik ragam dengan menggunakan software SPSS 16 meliputi analisis regresi stepwise dan korelasi bivariate. Untuk mengetahui bentuk sebaran spesies anggrek hitam di CAPL menggunakan metode Indeks Dispersion (ID) (Ludwig & Reynolds 1988).
Strata tajuk pohon di CA Padang Luway termasuk dalam stratum B dan C, sedangkan untuk lapisan perdu dan semak serta ground cover (stratum D dan E). Komposisi vegetasi yang dominan pada setiap tingkatan struktur vegetasi di CAPL adalah Syzygium sp. (Uway), Vaccinium voringaefolium (Berengganyi), Tristania obovata (Palawan), Calophyllum nodusum (Nyerapi) dan Syzygium zeylanicum (Kelebeti). Tumbuhan yang dijadikan inang oleh anggrek hitam sebanyak 17 spesies dan anggrek hitam di CAPL berasosiasi paling kuat dengan spesies Vaccinium voringaefolium (0,92) kemudian diikuti spesies Tristania obovata (0,88), Syzygium zeylanicum (0,86), Garcinia sp.1 (0,69), Syzygium sp. (0,67) dan Calophyllum nodusum (0,61)....dst
Collections
- MT - Forestry [1373]