dc.description.abstract | Selama periode 2004-2008, perekonomian di kawasan Asia mulai
mengalami perkembangan yang pesat. Kondisi ini ditandai dengan pencapaian
laju pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dihampir semua negara di kawasan
Asia. Pertumbuhan ekonomi ini memengaruhi perekonomian dunia. Pertumbuhan
tersebut ditopang oleh pertumbuhan pada negara-negara berkembang, khususnya
negara-negara di kawasan Asia.
Seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi global, mendorong munculnya
integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Disamping berupaya
mewujudkan integrasi ekonomi, negara-negara ASEAN juga menjalin kerjasama
dengan negara China, Jepang dan Korea. Kerja sama ini dikenal dengan
ASEAN+3. Terbukanya kerja sama perdagangan di ASEAN+3, menunjukkan
semakin luasnya pasar antar negara ASEAN+3. Kondisi ini memberikan
keuntungan sekaligus tantangan bagi setiap negara anggota. Bagi negara yang
memiliki daya saing yang tinggi akan diuntungkan. Sementara, bagi negara yang
berdaya saing rendah akan menjadi pasar bagi produk negara lain. Salah satu
indikator daya saing dapat dilihat dari nilai tukar perdagangan (terms of trade)
negara tersebut terhadap negara lainnya.
Selama tahun 1995-2007 nilai tukar perdagangan Korea Selatan dan China
cenderung naik. Peningkatan yang konsisten dialami Jepang dan Malaysia.
Sementara itu, nilai tukar perdagangan Indonesia, Thailand, dan Philipina
cenderung mengalami fluktuasi. Kinerja perdagangan di ASEAN+3 ditentukan
oleh faktor-faktor yang merefleksikan keunggulan ilmu pengetahuan, teknologi
dan non teknologi.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi
terhadap kinerja perdagangan di negara-negara ASEAN+3, maka penelitian
bertujuan : 1) Menganalisis pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
menentukan nilai tukar perdagangan; 2) Menganalisis pengaruh makroekonomi
terhadap nilai tukar perdagangan; dan 3) Mengkaji implikasi kebijakan
perdagangan Indonesia berdasarkan hasil penelitian.
Penelitian ini dibatasi pada studi di negara-negara ASEAN+3. Negara
ASEAN yang diteliti adalah Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Singapura.
Adapun 3 mitra dagang ASEAN diwakili oleh Jepang, Korea Selatan dan China.
Adapun variabel yang digunakan dikelompokkan menjadi dua variabel, 1) ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan 2) makroekonomi. Variabel ilmu pengetahuan
dan teknologi meliputi: belanja teknologi informasi dan komunikasi, pengeluaran
untuk riset dan pengembangan, banyaknya hak paten, dan banyaknya mahasiswa
perguruan tinggi. Sedangkan, variabel makroekonomi terdiri atas: pertumbuhan
ekonomi, penanaman modal asing, suku bunga riil, nilai tukar riil, dan kredit
domestik untuk swasta........dst | id |