Show simple item record

dc.contributor.advisorSarma, Ma'mun
dc.contributor.advisorHariyoga, Himawan
dc.contributor.authorUtukaman, Jhon Wenry
dc.date.accessioned2023-06-13T16:00:04Z
dc.date.available2023-06-13T16:00:04Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119045
dc.description.abstractKabupaten Kepulauan Aru merupakan salah satu Daerah Tertinggal di Maluku, yang perekonomian masyarakat, sumberdaya manusia, sarana-prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan lokal, aksesibilitas dan karakteristik daerah masih terbelakang dan mempunyai ketergantungan yang kuat dengan daerah luar. Untuk mengatasi ketertinggalan daerah, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru telah mengupayakan pengembangan ekonomi lokal yang berbasis pada agribisnis perikanan untuk dapat meningkatkan ekonomi wilayah Kabupaten Kepulauan Aru secara berkelanjutan, sehingga kesejahteraan masyarakat lokal dapat meningkat pula. Tujuan dari kajian ini adalah memetakan status dan mengidentifikasi faktor pengungkit pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru, serta merumuskan strategi dan merancang program pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru. Untuk memetakan status PEL dan faktor pengungkit PEL digunakan metode RALED. Metode RALED didasarkan pada teknik ordinasi (menempatkan sesuatu pada urutan atribut yang terukur) secara Multi Dimensional Scaling (MDS). Dimensi dalam RALED didekati dengan menggunakan Heksagonal PEL, yang terdiri dari 6 aspek yaitu : (1) kelompok sasaran, (2) faktor lokasi, (3) kesinergian dan fokus kebijakan, (4) pembangunan berkelanjutan, (5) tata kepemerintahan, dan (6) proses manajemen. Sementara itu Heksagonal PEL merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis dan menggambarkan kondisi ekonomi lokal pada suatu wilayah. Hasil kajian menunjukkan nilai indeks keberlanjutan pengembangan ekonomi lokal Kabupaten Kepulauan Aru sebesar 26,90, yang berdasarkan konsep heksagonal PEL masuk dalam kategori buruk. Kondisi atau status di atas disebabkan oleh seluruh aspek pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Kepulauan Aru berada dalam kategori buruk, terutama aspek Proses Manajemen dan aspek Pembangunan Berkelanjutan. Untuk memperbaiki kondisi atau status pengembangan ekonomi lokal, maka perlu mengetahui faktor pengungkit yang merupakan faktor sensitif yang dapat di intervensi untuk meningkatkan status aspek dari Heksagonal PEL menuju status yang lebih baik. Faktor pengungkit yang diperoleh dari hasil analisis RALED PEL adalah: (1) Upaya fasilitasi permodalan dari Pemda; (2) Upaya Pemda untuk peningkatan Teknologi, Manajemen, dan Kelembagaan Lokal; (3) Keamanan; (4) Peluang kerjasama dalam industri sejenis maupun industri hulu-hilir; (5) Jumlah Lembaga Keuangan Lokal; (6) Lembaga Penelitian; (7) Kebijakan pengurangan kemiskinan secara partisipatif; (8) Kebijakan pengembangan jaringan usaha antarpelaku ekonomi; (9) Kebijakan pengembangan komunitas; (10) PEL mempertimbangkan keberadaan adat dan kelembagaan lokal; (11) Reformasi sistem insentif pengembangan SDM Aparatur; (12) Prosedur pelayanan administrasi publik; (13) Peran Asosiasi industri/komoditi/forum bisnis terhadap perbaikan kebijakan pemerintah di bidang PEL; (14) Identifikasi stakeholder PEL; dan (15) Analisis dan pemetaan potensi ekonomi......dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Argicultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.titleStrategi Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Agribisnis Perikanan di Kabupaten Kepulauan Aruid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordRALEDid
dc.subject.keywordLED Strategyid
dc.subject.keywordFishery Agribusinessid
dc.subject.keywordKepulauan Aru Regencyid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record