Analisa deret waktu curah hujan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
View/ Open
Date
1982Author
M. Yasin H. G.
Mattjik, Ahmad Ansori
Barizi
B.L. DeRozari
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model deret Fourier yang dominan pada harmonik tertentu, guna menjelas- kan gambaran tentang musim untuk keperiodikan curah hujan bulanan setiap tahun, disamping itu ingin diketahui juga pengaruh korelasi diri dari setiap curah hujan bulanan dan rata-rata bergeraknya sebagai usaha untuk mengetahui ke- teraturan periodik atau menghilangkan keadaan yang eratik dari curah hujan bulanan. Bahan penelitian berupa data curah hujan bulanan yang dihimpun menjadi curah hujan tahunan, dari tahun 1953 sampai tahun 1977 atau selama 25 tahun. Dalam penelitian ini diambil data dari lima stasiun penakar hujan yang data- nya paling lengkap, masing-masing stasiun Jakarta Pusat, Kemayoran, Manggarai, Ragunan dan Jatipadang. Data diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang dominan sebagai gambaran musim untuk keperiodikan curah hujan bulan- an setiap tahun adalah model deret Fourier untuk harmonik pertama, dari model diperoleh sari antaranya, diperkirakan bulan Februari akan terjadi curah hujan tertinggi dan bulan Agustus sebagai bulan dimana curah hujan terendah setiap tahun. Di stasiun penakar Jakarta Pusat, Kemayoran dan Manggarai terjadi tiga bulan kering secara berturut-turut pada bulan Juli, Agustus dan September. Sedangkan bulan basah mulai bulan Januari sampai Mei dan bulan Oktober sampai bulan Desember, kecuali di stasiun penakar Kemayoran pada bulan November dan Desember. Di stasiun Ragunan dan Jatipadang diharapkan tidak akan terjadi bulan kering, sedangkan bulan basah terjadi mulai bulan Januari sampai Juni dan bulan Oktober sampai Desember. Perbedaan antara musim hujan dan kemarau lebih jelas nampak untuk daerah-daerah bagian selatan kota atau di- Ragunan dan Jatipadang, kemudian semakin berkurang untuk daerah-daerah Manggarai dan Jakarta Pusat, sedangkan di- Kemayoran perbedaan antara kedua musim paling kecil. Curah hujan pada suatu bulan tertentu ada hubungannya dengan curah hujan pada bulan berikutnya, hubungan ini semakin berkurang dengan curah hujan pada bulan berikutnya lagi, kemudian dengan curah hujan pada bulan ketiga hubungannya sudah tidak ada. Gambaran fluktuasi curah hujan bulanan memperlihatkan pola yang teratur setelah dilakukan perataan (pemulusan) terhadap rata-rata bergerak curah hujan bulanan pada periode tiga bulan.