Penilaian risiko kualitatif pemasukan virus avian influenza ke zona sekitar kompartemen di Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang
Abstract
Avian influenza masih merupakan masalah besar dan rumit di Indonesia yang melibatkan seluruh sektor perunggasan (sektor 1, 2, 3 dan 4 merujuk kepada klasifikasi FAO). Bertahannya infeksi virus avian influenza di dalam populasi diduga akibat sirkulasi virus yang melibatkan semua sektor dan rantai pemasaran.
Beberapa negara mengalami kesulitan dalam memberantas penyakit hewan di seluruh wilayahnya serta menjaga status bebas terhadap penyakit. World Organisation for Animal Health (OIE) memperkenalkan konsep perwilayahan dan kompartementalisasi untuk pengendalian penyakit dan perdagangan internasional. Berdasarkan konsep ini suatu negara dapat memberantas penyakit di bagian wilayah tertentu dan mengijinkan perdagangan dari wilayah tersebut walaupun negara secara keseluruhan belum bebas. Konsep kompartementalisasi mulai diterapkan untuk peternakan unggas komersial di Indonesia sejak tahun 2008. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 28/Permentan/OT.140/5/2008 tanggal 30 Mei 2008 menetapkan skema sertifikasi kompartemen bebas avian influenza. Berdasarkan peraturan tersebut pada daerah penyangga sekitar kompartemen tidak diperbolehkan adanya peternakan unggas komersial maupun non komersial. Namun demikian sebagian kompartemen peternakan unggas saat ini belum dapat memenuhi persyaratan daerah penyangga tersebut karena kompartemen dikelilingi oleh pemukiman penduduk. Keberadaan pemukiman penduduk biasanya disertai dengan keberadaan unggas. Pemeliharaan unggas di zona sekitar kompartmen berpotensi menimbulkan dampak negatif berupa timbulnya infeksi virus HPAI H5N1 di zona tersebut. Kejadian infeksi virus tidak dapat diketahui secara pasti waktu terjadinya, tetapi risiko nya dapat diduga.
Berkenaan dengan adanya kebutuhan untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit di zona sekitar kompartemen, maka perlu dilakukan penilaian risiko pemasukan virus ke zona sekitar kompartemen tersebut. Penilaian risiko ini bertujuan mengidentifikasi alur tapak risiko (risk pathways) terjadinya infeksi virus HPAI subtipe H5N1 di zona sekitar kompartemen, menduga besarnya risiko pemasukan virus HPAI subtipe H5N1 ke zona sekitar kompartemen dan menyusun kerangka penilaian risiko kualitatif pemasukan virus HPAI ke zona sekitar kompartemen.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Daerah ini dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan memiliki beberapa kompartemen peternakan pembibit ayam. Sebagian kompartemen tersebut telah mengikuti program sertifikasi kompartemen bebas avian influenza yang diprogramkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa di Kecamatan Cipunagara kompartemen peternakan pembibit unggas dikelilingi pemukiman penduduk dan terdapat berbagai tipe pemeliharaan unggas yaitu unggas backyard, ayam ras pedaging komersial skala kecil, tempat penampungan unggas/ tempat pemotongan unggas serta penggembalaan itik berpindah. Daerah semacam ini dipercaya berisiko terjadinya penyebaran HPAI.
Penilaian risiko masuknya virus HPAI H5N1 ke zona sekitar kompartemen dilakukan mengikuti standar analisis risiko impor dari OIE. Analisis risiko ini berbasis model Covello Merkhofer dan telah digunakan secara luas untuk
analisis risiko di bidang kesehatan hewan. Dalam kajian ini digunakan pendekatan kualitatif karena pendekatan tersebut sudah umum digunakan dalam bidang kesehatan hewan dan diharapkan cukup memadai untuk membuat keputusan.
Alur tapak untuk penilaian risiko diidentifikasi bersama para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengendalian HPAI atau produksi unggas di Kabupaten Subang. Alur tapak yang berpotensi dalam penularan virus HPAI antar kandang dan antar area yang pernah diidentifikasi di Indonesia dan informasi dari negara lain digunakan sebagai alur tapak hipotetikal. Alur tapak hipotetikal dinilai kesesuaiannya dengan kondisi di Kecamatan Cipunagara oleh panel pakar menggunakan modifikasi teknik Delphi, yaitu kuesioner tertulis sebanyak dua tahap. Pada tahap pertama panel pakar diminta untuk menilai tingkat kepentingan setiap alur tapak (skala 5, 1= tidak penting sampai 5= sangat penting) kemudian dihitung rataan dan modusnya. Pada tahap kedua panel diminta memberikan pendapat berdasarkan gabungan jawaban tahap pertama. Pendekatan dua tahap ini dianggap menghasilkan konsensus. Alur tapak yang memiliki tingkat kepentingan ≥ 3 diidentifikasi sebagai alur tapak risiko, sedangkan yang memiliki tingkat kepentingan 1 dan 2 disisihkan. Skenario setiap alur tapak risiko yang telah diidentifikasi dikembangkan bersama panel pakar dengan cara diskusi kelompok terarah dan digunakan sebagai dasar analisis risiko kualitatif.
Collections
- MT - Veterinary Science [900]