Model Konseptual Pengelolaan Pesisir Kota Gorontalo secara terpadu dan berkelanjutan
View/ Open
Date
2019Author
Husain, Aryanto
Satria, Arif
Kusmana, Cecep
Eriyatno
Metadata
Show full item recordAbstract
Dinamika pengelolaan kawasan pesisir Kata Gorontalo mengalami eskalasi sejak
entuknya Provinsi Gorontalo. Hal ini ditandai oleh pembangunan infrastruktur dasar
di pendukung untuk mendukung kegiatan perikanan, transportasi, penyimpanan bahan
o ar minyak (BBM) dan pemukiman. Sekitar 7.914 penduduk (967 RT) ada di kawasan i . dengan
pemukiman menyebar di sepanjang kanan kiri Sungai Bone hingga sepanjang g riis pantai. Berbagai
kegiatan pembangunan ini berdampak pada menurunnya berbagai
p"i-ameter fisik lingkungan sekitar. Sedimentasi menyebabkan perairan menjadi keruh d, mendorong
terbentuknya delta di bagian tengah muara sungai. Kondisi perairan a a tercemar sedang dengan mutu
air kelas 2, sedangkan kadar BOD dan umlah
. Ji.lform melebihi ambang batas. Penelitian ini merancang model pengelolaan pesisir Kata Gorontalo
secara berkelanjutan, dengan tujuan: (I) mempelajari kondisi eksisting ling ungan pesisir, (2)
menganalisis peraturan dan kelembagaan, (3) merumuskan strategi pengelolaan yang berkelanjutan, (4)
menentukan factor-faktor kunci dalam pengelolaan berkelanjutan, dan (5) menyusun model konseptual
pengelolaan.
Penelitian dilakukan selama 12 bulan, mulai September 2016 sampai Agustus 2017, dan mencakup
wilayah penelitian yang terdiri dari 4 kecamatan dan 11 kelurahan dan P,erairan taut Teluk
Gorontalo yang berbatasan membentang dari Kelurahan Tanjung Keramat hingga Kelurahan Leato Utara
(±15 km). Penelitian menggunakan kombinasi antara metode survey dengan pendekatan sistem. Data
dikumpulkan secara sengaja terhaclap responden pakar dan stakeholder yang terkait dengan
pengelolaan pesisir Kata Gorontalo. Alat anal isis yang digunakan untuk menjawab tujuan yaitu
(I) Metode desk ,iptif baik kualitatif maupun kuantitatif untuk anal isis kondisi eksisting
lingkungan,
(2) L:egal review dan pemetaaan relationship dan peran-fungsi stakeholders untuk analisis peraturan
dan kelembagaan, (3) Analitical Hierarchy Approach (AHP) untuk perumusan strategi kebijakan
pengelolaan berkelanjutan, (4) metoda ISM (Interpretative Structural Modelling) untuk penentuan
factor kunci pengelolaan berkelanjutan, dan (5) review mendalam dan sintesa untuk merumuskan model
konseptual.
Hasil analisis kondisi eksisting kondisi perairan pesisir Kota Gorontalo berada pada kondisi CEMAR
RINGAN. Temuan yang signifikan adalah kelimpahan kandungan total Coliform terutama di badan air
yang mencapai >24 200 mg/I, jauh di atas baku mut sebesar l 000 mg/I. Has) penelitian menemukan
indikasi pencemaran bahan kimia, terutama Iogam berat merkuri. Walaupun tidak signifikan,
kawasan ini mengalami peruli>ahan penggunaan lahan-lahan budidaya untuk pemukiman maupun
kepentingan ekonomi Iainnya. Kualitas hidup berada pada tingkat moderate, ditunjukan oleh tingkat
kebahagiaan masyarakat 83.40 pada skala O - I 00. Gambaran ini dipengaruhi terutama oleh ingkat
kepuasan terhadap keharmonisan keluarga yang mencapai skor paling tinggi (82. 7). Sementara itu,
tingkat kepuasan yang paling rendah terjadi pada aspek pendidikan (60.38).
Analisis peraturan dan kelembagaan menemukan ada 8 (delapan) Undang-Undang dan l (dua) Peraturan
Daerah yang memiliki keterkaitan langsung dengan pengelolaan sir Kata Gorontalo.
Peraturan-peraturan tersebut telah mengakomodir 3 dimensi Ji) angunan dan menunjukan adanya
keberpihakan yang kuat terhadap aspek
I u· ngan. Semua peraturan memandang penting partisipasi masyarakat dan
me berikan apresiasi terhadap local value yang ada dalam masyarakat. Terdapat 26 sta holder
(lembaga) yang memiliki kepentingan dan pengaruh dalam pengelolaan Jil:e isir Kata Gorontalo.
Kelompok Subyek dengan lima stakeholder menjadi salah satu
stakeholder marginal yang sering menjadi target grup dalam isu-isu pemberdayaan. Oleh karena itu,
kelimanya penting diberdayakan dalam upaya pengelolaan pesisir Kata Gorontalo di masa yang datang.
Kelompok Key Player dengan duabelas stakeholder menjadi memilki peran kunci dalam fungsi regulasi
dan produksi serta memiliki keMlenangan lain sesuai fungsinya. Kelompok Contest Setter dengan enam
instansi ini
· enjadi penentu situasidan berpotensi menjadi stakeholder key players. Kelompok Cnowd dengan dua
stakeholder perlu mendapatkan perhatian untuk mendukung p laksanaan rencana aksi dan strategi
pengelolaan pesisir Kata Gorontao berkelanjutan.
:ttasil identifikasi kebutuhan stakeholders menemukan masih adanya kesenjangan dalam mekanisme
koordinasi antara instansi dan lembaga. Ada keinginan untuk membuka omunikasi yang lebih baik.
Rumusan strategi menemukan 5 stakeholder kunci dalam pengelolaan pesisir Kata
.• orontalo yaitu BAPPPEDA, KSOP, TPI, PELINDO dan Perguruan Tinggi. Aktor appeda memegang
prioritas paling penting dengan dalam struktur stakeholder kunci dalam pengelolaan pesisir Kata
Gorontalo (Bobot 0,418) diikuti oleh Perguruan Tinggi
.(Bobot 0,179), KSOP (Bobot 0,172), TPI (0,119) dan dan PELINDO (Bobot 0,111 ). Pada
level faktor, unsur yang paling dominan dalam pengelolaan pesisir Kata Gorontalo adalah partisipasi
masyarakat (Bobot 0.269). Pada level tujuan, unsur yang paling dominan adalah Peningkatan
sinergitas program/kegiatan (Bobot 0.369). Pada level altematif st ategi, prioritas yang paling
sesuai untuk pengelolaan pesisir Kata Gorontalo secara berkelanjutan adalah melakukan rehabilitasi
lingkungan pesisir (nilai 0,474).
Analisis faktor-faktor kunci dalam pengelolaan pesisir Kata Gorontalo berkelanjutan
menemukan faktor kunci untuk mencapai tujuan pengelolaan berkelanjutan y itu partisipasi
masyarakat; dalam hal kendala program yaitu kepentingan dan ego sectoral dan kerjasama antar daerah
yang belum memadai; dan dalam perubahan yang dimungkinkan yaitu harapan agar tingkat erosi
berkurang, kelembagaan tatakelola jelas, serta permukiman yang tertata rapi.
Model konseptual pengelolaan pesisir Kata Gorontalo secara berkelanjutan dirumuskan dalam bentuk
SubModel Kebijakan dan SubModel Kelembagaan. SubModel Kebijakan pengelolaan dilandasi semangat
co-management sebagai pendekatan utama dalam rejim pemanfaatan sumberdaya pesisir Kata Gorontalo
kedepan. SubModel kelembagaan pengelolaan dirumuskan dalam bentuk kelembagaan pengelolaan yang
efektif dan paritispatif dengan membentuk Tim Koordinasi Pengelolaan Pesisir Terpadu Kata Gorontalo
(TKPPT Kata Gorontalo). Prasyarat bekerjanya kedua SubModel ini ditlukung oleh kerangka peraturan
(nasional dan daerah) dan tata kelola yang jelas, antara lain dokumen perencanaan daerah seperti
RPJMD, RKPD Renja dan Renstra. Sedangkan tugas dan fungsi TKPPT Kata Gorontalo mencakup mulai dari
tahap intlentifikasi masalah dan assessment, persiapan, pelaksanaan, dan mMonitoring dan
evlaluasi berbagai program yang dilaksanakan di kawasan Pesisir Kata Gorontalo.