Pemanfaatan Trichoderma dan Fusarium Non Patogenik untuk mengurangi fungisida sintetik dalam pengendalian penyakit busuk pucuk vanili berwawasan lingkungan
View/ Open
Date
2018Author
Taufiq, Efi
Soekarno, Bonny PW
Surahman, Memen
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyakit busuk pucuk vanili (BPV) disebabkan oleh Phytophthora capsici
merupakan kendala pada pembibitan dan pertanaman vanili. Pengendalian enyakit umumnya
menggunakan funiisida sintetik namun kurang efektif dan enyebabkan pencemaran lingltungan. "Karena
itu dilakukan penelitian yang
-:bertujuan untuk mendapatkan isolat agens hayati dari tanah, rizosfir dan jaringan anaman vanili.
sebagai pengendali P. capsici. Penelitian dilakukan di Laboratorium, rumah kaca dan kebun
vanili. Kandidat agens hayati diisolasi dari rizosfir dan jaringan tanaman vanili dari Serang,
Sukabumi, dan Batu. Hasil isolasi diperoleh 114 isolat jamur; 97 dari rizosfir, 11 dari tajuk dan
6 dari akar (endofit). Hasil pengujian patogenisitas"menunjukkan bahwa 63 isolat bersifat
patogenik pada tana.man vanili (umumnya genus Fusarium) dan 51 isolat tidak patogenik (umumnya
Trichoderma). Pengujian antagonisme invitro dilakukan pada l7 isolat Trichoderma spp. menggunakan
metode dual culture, sedangkan p ngujian in vivo dilakukan pada 6 isolat Trichoderma spp.
menggunakan media jagung dan metode penyemprot n suspepsi konidia agens hayati. Peubah yang
diamati adalah kejadian dan tingkat keparahan penyakit busuk pucuk pada vanili. P nelitian
menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Daya hambat in vitro isolat Trichoderma
spp. terhadap P. capsici berkisar antara 44,5-73,5%, Keefektifan 6 isolat Trichoderma spp. menekan
perkembangan penyakit busuk pucuk pada bibit vanili berkisar antara 66,67-68,00%.
Penelitian mengenai mekanisme vpengendalian P.capsici menggunakan Fusarium non patogenik (FusNP)
bertujuan untuk mempelajari mekanisme agens hayati dalam mengendalikan P.capsici vaniii di
persemaian. Metode yang d1guna)<an adalah perendaman stek vanili dalam suspensi konidia agens
hayati selama 30 menit, sebelum stek ditanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FusNP isolat M2
mampu menghambat perkembangan P.capsici sebesar 74% ( ejadian penyakit 26%) dengarr cara
inenginduksi ketahanan tanaman terhadap infoksi P. capsici. Hasil analisis dengan pirolisis GCMS
menunjukkan adanya peningkatan kandungan senyawa anti patogen berupa senyawa ammonium karbamat,
pada pucuk vanili yang direndam dalam suspensi konidia agens hayati. Penelitian aplikasi agens
hayati dilakukan untuk mengetahui keefektifan Tnichoderma sp. dan Fusarium non Ratogenik (FusNP)
dalam mengendalikan penyakit BPV di kebun vanili. '
Penelitian lapangan dilakukan di KP Sukamulya, Sukabumi mulai November 2015 - Juli 2016.
Pengujian residu fungisida sintetik dilakukan di Laboratorium Residu Bahan Agrokimia Balai
Penelitian Lingkungan Pertanian, Laladon Bogar. Penelitian terdiri atas lima perlakuan yaitu
pemberian substrat Tnichoderma sp. (T), penyemprotan suspensi konidia FusNP (F), kombinasi
ichoderma sp. dan FusNP (IF), fungisida sintetik mancozeb (M) dan ntrol (K). Perlakuan disusun
dalam rancangan acak kelompok (RAK), tiap Rerlakuan diulang sebanyak Iima kali. Variabel yang
diamati adalah gejala dan keparahan penyakit, curah hujan, dan residu fungisida sintetik. Hasil elitian menunjukkan
bahwa Trichoderma sp. dan Fusarium NP efektif mengendalikan penyakit BPV di lapangan, setara
dengan keefektifan fungisida ini:etik yaitu kejadian penyakit berkisar 2-5%, sedangkan kontrol
mencapai 2yci. Penggunaan fungisida sintetik secara intensif menyebabkan adanya residu
ngisida sintetik pada daun dan buah vanili, serta tanah rizosfir vanili.